Part 1

50.5K 1.8K 3
                                    

Di pagi hari, suara jam weker di samping nakas telah berbunyi yang menandakan sang penghuni kamar harus segera bangun untuk bersiap memulai aktivitas di pagi hari.

Devita yang mendengar terlebih dahulu langsung membuka matanya perlahan sambil tangannya mematikan jam weker yang berisik itu. Kemudian dengan sengaja ia menatap sang suami yang sedang tertidur lelap di sampingnya dengan wajah damai dan tenang. Seolah tersihir dengan ketampanan Karel, ia pun segera membangunkan Karel untuk bersiap sholat subuh sesuai rutinitas mereka di pagi hari.

"Rel, bangun rel, ayo sholat dulu." ucap Devita sambil mengusap pipi Karel lembut.

"Hmm, sebentar lagi." gumam Karel sembari merengsek ke ceruk leher Devita sambil memejamkan mata kembali.

Begitulah rutinitas Karel setiap Devita membangunkannya, jarang sekali ia langsung bangun atau bahkan langsung mandi itu sungguh mustahil.

Devita kemudian menghela nafas mendengar gumaman Karel tersebut.

"Ayo ih nanti keburu telat, keburu Vano bangun nanti, hari ini juga kita ada kelas kan." gerutu Devita sebal.

"Iya yaudah, aku mau wudhu dulu." jawab Karel dengan setengah sadar, lalu ia beranjak dari ranjang ke kamar mandi dengan muka kusut.

Setelah punggung tegap Karel hilang dari pandangan Devita, ia langsung bangkit dan merapikan kasur yang terlihat berantakan sambil menyiapkan peralatan sholat di samping ranjang.

"Dev, sana kamu wudhu dulu, aku udah, hari ini aku ga ke masjid dulu, jadi aku ngimamin kamu aja." ucap Karel ketika sudah keluar dari kamar mandi dengan rambut dan wajah yang basah karena berwudhu.

Devita yang mendengar ucapan Karel langsung buru-buru ambil wudhu, kapan lagi subuh-subuh gini di imamin Karel, karena biasanya Karel selalu sholat di masjid, entah apa yang membuat Karel hari ini tidak pergi ke masjid, intinya Devita kelewat senang dan tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.

Setelah semua siap, mereka pun melangsungkan sholat dengan khusyuk dan di akhiri dengan Devita yang mengecup punggung tangan Karel di lanjutkan Karel mengecup kening Devita. Sungguh so sweet sekali mereka. Siapapun pasti iri melihat keharmonisan keluarga kecil yang di kepala keluargai oleh seorang Karel Argawinata ini.

"Yaudah aku mau ke bawah ya mau masak dulu, nanti kalo Vano udah bangun panggil aku aja." ucap Devita kepada Karel sambil membereskan peralatan sholat.

Karel yang mendengarnya sontak langsung buru-buru menghampiri sang istri dan menangkup wajah Devita dengan cepat dan mengecup bibir Devita tiga kali dengan muka yang cengengesan sambil berkata. "Morning kiss sayang," ucap Karel di lanjutkan dengan kekehan ringan karena melihat  wajah cengo Devita yang menurutnya sangat lucu.

Dengan segala keterkejutannya Devita langsung menjauhkan wajahnya dari wajah Karel sambil memegang pipinya yang sekarang sudah terdapat semburat merah di kedua pipinya.

"Ih, kamu mah suka tiba-tiba, kaget tau." kesal Devita sambil menepuk pelan bahu Karel.

"Ya lagian aku gemes." jawab Karel sambil terbahak melihat rona merah di pipi Devita.

Memang Devita tidak berubah walaupun sudah hampir empat tahun bersama bahkan sudah memiliki seorang anak, ia tetap saja malu-malu ketika Karel melakukan hal-hal seperti itu.

Enggan menjawab ucapan Karel, Devita langsung melenggang keluar kamar menuju dapur dengan keadaan hati yang masih deg-degan.

Saat sedang berkutat dengan masakan yang ia buat di dapur, Devita sesekali tersenyum sendiri kala mengingat bagaimana awal mula ia dan Karel bisa bersama hingga saat ini.

Rahasia DeKaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang