Happy Reading Guyssss
Suasana Jakarta siang ini sangat terik, tak banyak orang berlalu lalang di jalanan, begitu pula dengan Devita. Cara Devita untuk tetap bisa menikmati waktunya adalah dengan duduk di sebuah meja di taman fakultas sendirian sambil mengerjakan tugas di laptop dengan sesekali menyeruput minuman dingin rasa taro yang ia beli di kantin tadi.
"Ini referensi jurnalnya cari di google cendekia aja kali ya." Monolog Devita sambil mengetik materi di laptopnya.
Di tengah kegiatan mengetik, tiba-tiba Devita di kagetkan dengan seorang laki-laki yang duduk di sampingnya. Namun karena Devita tidak mengenali orang tersebut, ia cuek saja dan tetap melanjutkan tugasnya.
"Ehm, sendirian aja?." Tanya orang itu.
Devita yang merasa di ajak bicara pun langsung menoleh sebentar. "Masnya nanya ke saya?." Tanya balik Devita sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Yaiyalah di sini cuma ada gue sama lo." Ucap laki-laki itu dengan mata yang terus melihat ke arah Devita.
Devita langsung memutar bola matanya dengan malas. "Nah tuh tau di sini gak ada siapa-siapa lagi. Ngapain nanya gue sendiri apa enggak." Balas Devita dengan nada malas.
"Iya juga sih. Yaudah kenalin nama gue Gilang, nama lo siapa?." Tanya Gilang dengan pede sambil mengulurkan tangannya.
"Devita." Balas Devita dengan nada datar tanpa membalas uluran tangan Gilang.
Gilang hanya cengo menatap tangannya yang masih terulur di depan Devita. Sungguh aneh, biasanya tidak ada perempuan yang menolak untuk di dekati Gilang. Namun sekarang? justru Devita mematahkan opini tersebut, ia kira Devita akan sama seperti perempuan lain yang tergila-gila dengannya. Akhirnya Gilang mau tidak mau menurunkan tangannya dari hadapan Devita.
"Unik juga nih cewek." Batin Gilang.
"Kalo boleh tau lo semester berapa?." Tanya Gilang berbasa-basi.
"Enam." Jawab Devita dengan jari-jari tangannya yang masih terus mengetik.
Gilang hanya menganggukan kepalanya, rupanya Devita satu angkatan dengannya.
Melihat Devita yang terlihat sangat sibuk dengan tugasnya, ia pun juga ikut mengeluarkan laptopnya dari dalam tas untuk mengerjakan tugasnya yang belum selesai.
Di tengah-tengah Gilang mengerjakan tugas di laptop, ia juga kerap curi-curi pandang melihat Devita. Dia suka melihat wajah Devita yang damai dan adem, seolah jika melihat wajah Devita, semangatnya untuk mengerjakan tugas akan bertambah berkali-kali lipat.
Lama mereka berdua dalam posisi diam-diaman, hingga tak terasa kumandang adzan ashar telah terdengar, Devita pun langsung beberes dan bangkit menuju masjid untuk menunaikan ibadah sholat ashar tanpa berpamitan dengan Gilang.
Gilang yang melihat hal itu hanya mengelus dadanya sabar. Namun, diam-diam ia juga berpikir gimana caranya menaklukan hati Devita yang sepertinya anti sekali dengan laki-laki.
......
Di tengah perjalanan menuju masjid, Devita menggerutu kesal karena tingkah Gilang yang terus curi-curi pandang memperhatikannya saat mengerjakan tugas di taman tadi.
"Apa banget sih tuh cowok, bukan muhrim tapi ngeliatin gue kaya gitu banget, gue bilangin Karel baru nyaho dah lo." Gumam Devita.
Karena keasikan menggerutu, sampai-sampai Devita tidak sadar kalau ia sekarang sudah sampai di depan tempat wudhu. Melihat tempat wudhu yang antri, Devita pun langsung buru-buru ikutan mengantri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia DeKa
Teen FictionDevita, Karel dan Ivano Sebuah keluarga kecil yang bahagia, namun siapa sangka, tidak ada yang tau mereka adalah sebuah keluarga, karena memang se-epic itu mereka menyembunyikan pernikahan mereka dari hadapan publik. Jangan ada yang plagiat, dosa!