Happy Reading Guys
Sore hari yang begitu cerah, Devita dan kelima temannya sedang berada di kelas. Mereka baru saja menyelesaikan mata kuliah dari dosen yang sangat killer.
"Hadeh dzolim banget anjir dosennya, ngasih tugas gak kira-kira, dipikir kehidupan kita cuma buat ngerjain tugas beliau doang apa ya." keluh Nafisha.
"Gue ngeliat deadlinenya aja udah gak sanggup." ucap Saranin sembari menelungkupkan kepalanya di atas meja.
"Mau nangis aja ih." rengek Yasmin sembari menggoyangkan kakinya.
"Ck gimana sih ah, gimana caranya ngerjain tugas essay dan makalah dalam waktu satu hari." kali ini Devita lemah, ia ikutan mengeluh sama seperti teman-temannya.
"Bukan satu hari anjir, kalo di hitung dari jam sekarang mah gak ada dua puluh empat jam, orang besok dosennya ada kelas pagi di kelas kita, beliau tukeran katanya sama dosen lain." timpal Rika dengan raut wajah yang tidak dapat di deskripsikan.
Untuk beberapa detik, mereka sama-sama terdiam dengan tatapan kosong, meratapi nasib nilai mereka yang mungkin akan di ujung tanduk.
"Hmm, yaudahlah gue mau balik aja, mau ngurusin rumah biar bisa cepet ngerjain tugas." Devita beranjak dari duduknya, lalu pamit kepada teman-temannya sebelum meninggalkan mereka berlima yang masih diam-diaman dengan raut wajah yang hopeless.
"Iya hati-hati mahmud ku." ucap Dara dengan nada lemas. Devita pun juga menjawab dengan anggukan kecil.
Devita langsung berjalan cepat menuju parkiran untuk menghampiri suaminya, Karel. Mobil Karel rupanya sudah terparkir rapi di parkiran fakultas Devita. Tanpa berlama-lama, Devita langsung masuk ke dalam mobil.
"Assalamualaikum Papa Karel." sapa Devita dengan senyuman hangatnya dan mengambil tangan Karel lalu mengecup punggung tangan suaminya.
Walaupun Devita sedang pusing dengan tugas yang menumpuk, ia tak mau menujukkan keluhannya di depan Karel. Bagaimana pun juga, ini adalah konsekuensi yang sudah pantas ia terima dari keputusannya untuk berkuliah dan mengurus rumah tangga. Lagi pula ia juga jarang mendapati Karel mengeluh mengenai tugas-tugasnya. Karel saja bisa, masa ia tidak.
"Waalaikumsalam sayang." balas Karel yang langsung menyambut hangat Devita untuk masuk ke dalam rangkulannya.
"Gimana hari ini di kelas?." sambung Karel sembari mulai menyetir, menjalankan mobilnya untuk membelah jalanan kota jakarta yang sudah mulai padat.
"InsyaAllah aman, kamu gimana tadi di kelas?." tanya balik Devita.
"Gak ada yang menarik sih, kan yang ada di otak aku cuma nama kamu." gombal Karel sembari melirik Devita yang langsung tersenyum.
"Ih apasih, gak mempan gombalannya." elak Devita yang risih di tatap Karel seperti itu.
"loh beneran, emang kamu mau malah nama orang lain yang ada di otak aku?." ucap Karel menggoda Devita.
"Ih awas aja, siap-siap tidur di luar." kesal Devita.
"Alah aku ke kamar mandi bentar aja kamu kebangun nyariin aku, gimana aku tidur di luar coba." bantah Karel dengan percaya diri.
"Ya enggak gitu, kan aku bisa tidur sama Vano." Devita tidak mau kalah.
"Gak bisa juga, kamu gak bisa nyuruh aku tidur diluar, yang ada malah nanti kamu yang aku kurung di kamar." Karel semakin gencar menggoda.
"Gak boleh om, aku masih sekolah om, masih dibawah umur." timpal Devita dengan candaan.
Karel melepas setir mobil saat mobil berhenti di pekarangan rumah, lalu ia menghadap istrinya dan menatap Devita dengan intens.
![](https://img.wattpad.com/cover/299815577-288-k90608.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia DeKa
Teen FictionDevita, Karel dan Ivano Sebuah keluarga kecil yang bahagia, namun siapa sangka, tidak ada yang tau mereka adalah sebuah keluarga, karena memang se-epic itu mereka menyembunyikan pernikahan mereka dari hadapan publik. Jangan ada yang plagiat, dosa!