Happy Reading Guys
"Selamat pagi Pak Karel, sudah siap pak?." tanya Pak Rahmat yang sedang menghampiri Karel di depan rumah penginapan Karel.
Karel membalas dengan senyuman teduhnya, "Sudah pak, jadwal pagi ini sarapan dulu kan ya, baru terjun ke lapangan?." balas Karel.
"Betul pak, mari ke bawah pak, biasanya kami semua makan di basecamp pak." ucap Pak Rahmat sembari menunjuk jalan menggunakan ibu jarinya.
"Oh mari mari pak." ajak Karel dengan mempersilakan Pak Rahmat untuk jalan di sampingnya.
Mareka berdua mengobrol sepanjang jalan menuju basecamp. Terutama Karel, calon ayah dua anak itu selalu bertanya bagaimana kebiasaan yang sudah di terapkan selama ini di tempat proyek hingga ia juga bertanya rekomendasi tempat wisata di tempat ini apa saja.
Karena saking serunya mengobrol, tak terasa saat ini mereka berdua tiba juga di basecamp tempat berkumpul para pekerja. Di basecamp, semuanya sudah berkumpul dan duduk rapi menanti sarapan yang nantinya akan di bawakan oleh catering langganan.
"Pagi Pak Karel."
"Mari pak duduk pak."
"Saya baru lihat bapak, ternyata ramah juga ya."
"Masih muda udah keliatan banget jiwa leadership-nya."
"Beruntung banget yang nantinya bakalan jadi pasangan Pak Karel."
Kurang lebih seperti itu sapaan dan komentar yang di lontarkan oleh para pekerja kepada Karel. Karel hanya menjawab dengan kekehan di sertai candaan. Mereka semua tidak seperti atasan dan bawahan, melainkan seperti partner kerja yang setara. Hal ini terjadi karena Karel tidak memasang tembok diantara mereka, Karel mau berbaur tanpa ragu dan Karel selalu menolak untuk di istimewakan. Semuanya sama saja pikir Karel saat ini.
"Assalamualaikum." ucap seorang gadis muda khas perempuan pedesaan dengan pakaian yang sederhana.
"Waalaikumsalam." jawab semua dengan serentak serta menoleh ke arah sesuatu yang di bawa oleh perempuan tersebut.
"Alhamdulillah makanannya sudah dateng." ucap Pak Rahmat.
"Punten bapak, neng agak telat nganterin sarapannya." balas perempuan itu dengan senyumannya.
"Iya gakpapa, asal jangan lebih dari jam setengah delapan aja sih neng." tutur Pak Rahmat dengan ramah.
"Oiya ada pekerja baru lagi ya pak, neng baru liat sekarang A'a ini soalnya." ucap perempuan itu menunjuk Karel tanpa ragu.
"Bukan neng, ini pimpinan perusahaan, panggil beliau Pak Karel aja." Karel tersenyum ramah kepada neng saat pak Rahmat memperkenalkan namanya.
"Dan Pak Karel, ini namanya Neng Sinta, neng ini anak pak kades di sini pak, sekaligus jadi pengelola catering langganan kami sekarang pak." tutur Pak Rahmat memperkenalkan Neng Sinta kepada Karel.
"Iya salam kenal ya, mohon arahannya kalau ada apa-apa boleh info ke saya dulu ya." ucap Karel.
Neng yang seperti terpesona oleh karisma Karel, gadis itu hanya diam saja termangu menatap Karel tanpa menjawab ucapan Karel barusan.
Pak Rahmat sedikit tidak enak, pria tua itu menyenggol gadis itu agar sadar bahwa apa yang di lakukannya adalah hal yang tidak sopan. "Eh ya ampun Pak Rahmat, kaget saya." ucap Sinta saat sadar dari lamunannya.
"Oh iya silahkan di makan bapak-bapak, buat Pak Karel kalau ada apa-apa silahkan ke rumah aja pak." ucap Sinta yang langsung di angguki oleh Karel.
Setelah mengucapkan hal tersebut, Neng Sinta langsung pamit pulang dan semua pekerja juga kembali melanjutkan aktivitas sarapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia DeKa
Teen FictionDevita, Karel dan Ivano Sebuah keluarga kecil yang bahagia, namun siapa sangka, tidak ada yang tau mereka adalah sebuah keluarga, karena memang se-epic itu mereka menyembunyikan pernikahan mereka dari hadapan publik. Jangan ada yang plagiat, dosa!