Part 38

11.3K 910 20
                                    

Happy Reading Guys

Saat ini Karel dan Devita tengah berada di dalam mobil. Setelah kejadian yang sangat menyebalkan tadi, Devita langsung meminta pulang dan tidak mau berlama-lama di desa itu.

Pak Maman, supir Devita yang mengantarnya tadi sekarang berpisah mobil dengan dirinya, atas perintah Karel. Karel meminta Devita agar satu mobil dengan dirinya saja sedangkan Pak Maman ia perbolehkan untuk pulang terlebih dahulu.

Di sepanjang perjalanan Devita selalu bungkam dan Karel mengerti itu. Karel tidak langsung mengajak Devita berbicara, ia membiarkan istrinya untuk tenang terlebih dahulu. Karena sejujurnya ia tidak suka menyelesaikan masalah dengan kepala yang masih sama-sama panas.

Hampir setengah perjalanan dari Garut menuju Bandung, Devita masih terdiam.

Namun beberapa menit kemudian Karel sudah merasakan aura Devita yang lebih baik dari beberapa menit yang lalu. Tanpa mau berlama-lama lagi ia langsung menepikan mobilnya untuk masuk ke rest area agar lebih enak untuk berbicara dengan Devita.

Devita yang pada dasarnya bingung hendak bagaimana, ia hanya tertunduk memainkan ponselnya sembari sesekali mengelus perutnya dikala anak yang ada di dalam kandungannya itu aktif menendang.

"Sebentar ya aku ke toilet dulu." izin Karel sembari mengelus kepala Devita lalu ia langsung keluar mobil tanpa menunggu jawaban dari istrinya.

Melihat Karel keluar dari mobil, Devita hanya melirik sekilas lalu kembali melanjutkan bermain dengan ponselnya.

Lama bermain ponsel, Devita tidak melihat tanda-tanda Karel akan kembali ke mobil, malah yang ia lihat adalah mobil yang ada di samping kanan kirinya satu persatu melaju meninggalkan parkiran rest area.

"Ck papa kamu mana sih sayang, pinggang mama pegel banget ini." monolog Devita sembari mengelus perutnya dan satu tangan lainnya mengelus pinggangnya.

"Dah lah jalan-jalan bentar di luar, bisa kram kalo diem terus begini." Devita keluar dengan perlahan dari mobil, tak lupa ia juga membawa ponselnya.

Di parkiran Devita berjalan-jalan pelan di sekitar mobil, ia tidak ingin terlalu jauh karena pasti nantinya akan lelah juga untuk kembali ke mobil.

"Sayang kok di luar, yuk masuk aku udah beliin kamu makanan, maaf ya lama." tutur Karel dari arah belakang yang langsung memegang pundak Devita dan langsung mengarahkannya untuk masuk ke dalam mobil.

Tanpa banyak bicara, Devita hanya menuruti saja perintah dari Karel. Devita masuk ke dalam mobil di bantu oleh Karel dengan telaten, dimulai Karel memegang kepala Devita agar istrinya itu tidak terkantuk bagian atas pintu mobil hingga Karel juga membantu meletakan bantal kecil di bagian belakang istrinya sebagai pengganjal agar Devita nyaman.

"Nih makan yuk, diam-diamannya di lanjut nanti lagi ya." ucap Karel ketika memasuki mobil.

Pria itu langsung meletakan minuman di tengah-tengah mereka, kemudian membuka kotak makanan dari restoran cepat saji yang ia beli tadi.

"Nih minum air mineral dulu sedikit, jangan lupa baca doa dulu." Karel memberikan sebotol air mineral yang telah ia bukakan sebelumnya dari segelnya.

Devita menerima botol itu dan langsung meneguknya dengan pelan. Saat ingin meminta tutupnya, Karel terlebih dahulu mengambil botol yang dipegang Devita dan meminumnya juga lalu menutup botol itu untuk kemudian di letakan di pangkuannya.

"Sini makanannya biar aku makan." Devita menjulurkan tangannya untuk meminta kotak makan yang ada di tangan Karel.

"Udah gak usah, kamu diem aja biar aku yang suapin."

Rahasia DeKaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang