Part 34

12.5K 951 13
                                    

Happy Reading Guys

"Cie yang hari ini mulai jadi CEO." goda Devita kepada Karel yang saat ini akan berangkat ke kantor untuk pertama kali dengan jabatan sebagai CEO.

Karel tersenyum salting sembari mendorong pelan kening Devita, "Apasih biasa aja kali." ucap Karel.

"Inget ya, disana jangan nakal, sekarang aku gak bisa pantau kamu kayak lagi di kampus. Awas aja sampai aku denger dari orang kalau kamu macem-macem di luaran sana." pesan Devita dengan ekspresi yang sok galak.

"Ya enggak lah, ngapain juga aku lirik-lirik cewek lain, lagian aku sadar diri kali kalau aku udah bapak-bapak."

Devita langsung tertawa mendengar jawaban suaminya, "Nah itu, kamu mah sadar kalau kamu udah jadi orang tua. Kalau orang lain mana ada yang percaya kalau kamu udah nikah apalagi punya anak."

"Udah ah gak boleh overthinking begitu, berdoa aja semua kita di jauhin dari orang-orang jahat." ucap Karel dengan langsung memeluk Devita. Ia paham dengan kekhawatiran istrinya apalagi saat ini Devita sedang hamil, pastinya perasaannya juga sedikit sensitif.

"Yaudah sana berangkat nanti keburu siang, aku juga mau anterin Vano dulu, nanti aku pakai mobil yang mini cooper ya."

Karel menjawab dengan anggukan pelan, "Iya tapi pelan-pelan aja ya, next day pasti aku bakal anterin kalian, untuk sekarang karena ada sesi perkenalan jadinya aku absen dulu ya buat nganterin Vano ke sekolah."

"Iya papa Karel, gih sana masuk mobil." Devita mendorong pelan suaminya menuju pintu kemudi.

"Sini dulu dong kan aku belum kiss-kiss kamu." Karel menarik kepala Devita lalu mengecup seluruh bagian dari wajah Devita. Setelah selesai, Devita juga langsung mengambil tangan Karel untuk di kecupnya lalu diikuti dengan kecupannya di kedua pipi Karel.

"Dah sayang assalamualaikum." pamit Karel sembari melajukan mobilnya.

Setelah di rasa mobil Karel sudah tidak terlihat, Devita kembali masuk ke dalam rumah untuk membangunkan putranya.

......

Setibanya di kantor, Karel langsung menuju ruangan besar yang bisa di bilang seperti ballroom hotel, karena ruangan tersebut sangat besar dan memang biasanya di gunakan untuk acara-acara penting.

Di sana juga terdapat panggung yang tidak terlalu tinggi dan memang di peruntukan sebagai tempat berpidato bagi para direksi.

Satu hal yang membuat Karel agak sedikit terkejut yaitu di dalam ruangan tersebut ternyata sangat full dengan orang. Kata Papa Feri memang ia sengaja mengumpulkan seluruh karyawannya di ruangan tersebut agar lebih mudah untuk dirinya memperkenalkan Karel kepada seluruh karyawannya.

Saat tiba di ruangan tersebut Karel tidak langsung naik ke atas panggung, ia di arahkan oleh panitia yang bertugas untuk duduk di depan panggung di sebuah kursi yang lumayan besar yang terletak tepat disamping tempat duduk Papa Feri.

Setibanya di depan kursi sang papa, Karel langsung salim dengan papanya dan hal tersebut banyak mengundang bisik-bisik pujian dari karyawan di belakangnya.

"Permisi Pak Feri, berhubung Pak Karel sudah datang, acaranya sudah bisa di mulai pak?." tanya salah satu ketua panitia dengan sangat sopan.

"Iya bisa silahkan." balas Papa Feri dengan tegas.

"Cih sok sokan tegas, di rumah juga biasanya menye-menye sama mama." gumam Karel melirik sang papa.

Papa Feri yang mendengar gumaman Karel langsung membalas lirikan putranya, "Udah diem aja kamu."

Rahasia DeKaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang