Happy Reading Guys
"Ayo sayang kita masuk, papa udah nunggu di dalam." ajak Devita kepada Vano yang tengah menghabiskan ice cream yang ia beli beberapa saat lalu.
Hari ini Devita dan Vano sedang berada di tempat pertandingan basket Karel. Pertandingan basket kali ini adalah pertandingan basket yang diadakan oleh pemerintah yaitu Kemenpora. Sehingga banyak sekali yang menonton pertandingan basket ini bahkan jajaran petinggi kampus juga di undang untuk menyaksikan perwakilan kampus.
"Ayo mama, kita dukung papa." antusias Vano yang langsung melahap ice creamnya dengan cepat.
Devita terkekeh geli melihat putranya yang memakan ice cream dengan buru-buru, "Pelan-pelan aja sayang, mama tungguin kok, tenang aja."
"Nah udah habis, ayo kita masuk ma." Vano menarik tangan Devita dengan pelan untuk mengajak sang mama agar segera masuk ke dalam arena pertandingan.
Devita hanya bisa pasrah, ia mengikuti tuntunan yang Vano arahkan. Sesekali ia juga memperingati Vano jika melewati banyak orang agar mengucapkan permisi saat ingin lewat.
"Vano ayo naik aja, kita duduk di atas." ucap Devita ketika Vano mengarahkannya untuk duduk di kursi deretan depan dan paling bawah.
"No mama, kita di sini aja biar bisa liat papa." protes Vano.
"Tapi di atas juga papa keliatan kok sayang, nanti kamu kena bola kalau terlalu depan." tutur Devita membujuk Vano.
"Tapi Pano mau dekat-dekat sama papa, mama." ucap Vano lirih mendongak menatap Devita yang jauh lebih tinggi darinya.
Mendengar suara putranya yang mulai bergetar membuat Devita tidak tega. Devita pun menghembuskan nafasnya pelan. "Yaudah kamu duduk dulu di sini ya, mama mau tanya ke om-om yang ada di sana dulu, ingat ya tapi jangan kemana-mana."
"Iya mama."
Devita langsung berlari kecil menghampiri panitia yang sudah berumur dan terlihat senior, "Permisi pak." sapa Devita dengan sopan.
"Eh iya mba ada apa." jawab Bapak panitia dengan ramah.
"Mau nanya pak, kalau anak kecil nonton di tribun paling bawah boleh pak?."
"Boleh kok, tapi harus dalam pengawasan dari orang Dewasa dan di sarankan duduknya di dekat sana ya mba." Bapak panitia menunjukan area tribun yang menurutnya aman untuk di tempati oleh anak kecil.
"Oh baik pak, saya pasti akan jaga anak saya dengan baik kok pak, terima kasih banyak ya pak." Devita mengangguk ramah sembari tersenyum, akhirnya keinginan Vano dapat terwujud.
Setelah berpamitan, Devita berlari menghampiri Vano dengan wajah cerianya. "Vano, ayo kita ke sana, kita boleh duduk di bawah tapi di sebelah sana."
Vano langsung bangkit dan menggandeng tangan Devita. "Wah ayo mama kita ke sana." ajak Vano dengan wajah sumringah.
"Ayo sayang duduknya agak ke tengah aja." tutur Devita ketika sudah sampai di tribun yang di tuju. Vano pun menuruti ucapan sang mama, ia langsung berjalan ke arah tengah.
Setelah mereka duduk, tidak lama acara pembukaan pertandingan pun di mulai, masing-masing team telah memasuki lapangan dan langsung disambut dengan suara penonton yang sangat riuh.
"PAPA." teriak Vano saat melihat Karel berdiri di tengah lapangan.
Karel menoleh lalu tersenyum dan melambaikan tangan ke arah istri dan putranya yang langsung di balas dengan senyuman indah oleh Devita dan lompatan-lompatan kecil dari Vano.
Tidak lama kemudian acara pembukaan pun selesai dan pertandingan pun di mulai. Kali ini kampus Karel yaitu Universitas Radirgantara bertanding melawan Universitas Pelita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia DeKa
Teen FictionDevita, Karel dan Ivano Sebuah keluarga kecil yang bahagia, namun siapa sangka, tidak ada yang tau mereka adalah sebuah keluarga, karena memang se-epic itu mereka menyembunyikan pernikahan mereka dari hadapan publik. Jangan ada yang plagiat, dosa!