Part 41

22.2K 1K 33
                                    

Happy Reading Guys!

Hari ini tepat dimana hari ke empat Devita berada di rumah sakit dan hari ini juga merupakan hari dimana Devita serta anaknya di perbolehkan pulang oleh Dokter.

"Yey sekarang adik mau pulang ya, sabar ya sayang papa lagi urus semuanya dulu, nanti habis itu baru deh kita pulang." ucap Devita mengajak bicara sang putri yang berada di gendongannya.

Bayi kecil itu hanya merespon dengan menggeliatkan badannya seraya tersenyum sedikit yang membuat Devita semakin gemas.

"Dev, mami kamu ngabarin mama nih katanya udah sampai Semarang barusan." ujar Mama Ina yang baru saja masuk ruangan.

Selama beberapa hari kemarin memang Devita dan Karel banyak menerima tamu, mulai dari keluarga Devita hingga teman-teman kuliah Devita dan Karel pun juga berkunjung.

"Alhamdulillah, iya nanti aku hubungin mami, makasih ma infonya. Karel belum selesai ya ma?."

"Udah kok paling bentar lagi masuk, sini babynya sama mama aja sayang." Mama Ina dengan mengambil putri Devita dan Karel dengan hati-hati.

"Uluh uluh cucu oma, cantik banget sih." gemas Mama Ina sembari menimang-nimang cucunya.

Cklek

"Assalamualaikum." Karel masuk dengan mengucap salam yang langsung di jawab oleh mama dan istrinya.

"Nah Karel udah kelar, babynya mama bawa ke mobil duluan ya, takut keburu siang nanti kepanasan kasian." ucap Mama Ina meminta persetujuan dari Devita dan Karel.

"Iya gakpapa ma, udah di periksa sama dokter semua juga kok, jadi udah aman." tutur Devita mempersilahkan Mama Ina untuk membawa putrinya untuk menuju mobil terlebih dahulu.

Setelah Mama Ina keluar dan tidak terlihat lagi dari pandangan Devita dan Karel, Karel pun mendekat ke arah istrinya dengan membawa kursi roda.

"Kamu ngapain bawa kursi roda segala?." tanya Devita heran.

"Ya buat kamu lah, masa buat aku." Karel menata kursi roda tersebut dengan telaten.

Devita langsung memasang wajah kesal, "Kamu mah ih, kan aku tuh udah bilang dari kemarin kalau aku tuh udah bisa jalan normal, gak perlu pakai kursi roda kayak gini."

Karel menghela nafasnya sejenak sembari menatap istrinya, "Sayang, aku tau kamu udah bisa jalan, tapi kan ini beda, kamu bakalan jalan lama. Dari kamar ini ke basement itu lumayan loh. Lagipula jalan kamu juga belum lancar banget, masih sakit kan bekas jahitannya." Karel menghampiri istrinya yang duduk di pinggiran ranjang sembari mengelus kepalanya yang tertutup hijab.

"Justru itu kamu harus bantu aku biar banyak gerak, biar cepet sembuh lukanya." Devita memasang wajah muram di hadapan Karel.

Lagi-lagi Karel hanya bisa pasrah dan mengalah, "Yaudah iya tapi pelan-pelan aja ya."

Devita menyambut ucapan Karel dengan wajah berbinar, "Siap Papa Karel, makasih ya." Devita langsung mendekap Karel dan mengecup pipi kiri Karel singkat.

Sesuai dengan ucapan Karel, Devita pun berjalan menuju basement dengan masih berpegangan pada dirinya dan diikuti oleh perawat yang membantu mengantarkan Devita.

Setelah selesai dengan segala urusan perumahsakitan. Saat ini keluarga kecil Karel telah tiba di rumah mereka yang sudah di tinggalkan selama beberapa hari.

Papa Feri yang sudah menunggu di dalam langsung keluar saat mendengar suara mobil dari luar.

"Mana cucu opa? mana cucu opa?." heboh Papa Feri sembari membuka pintu mobil.

Rahasia DeKaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang