Part 19

18.2K 1.2K 44
                                    

Happy Reading Guys

"Gilang." ucap Devita dan Nindy bersamaan ketika melihat Gilang berada di hadapan mereka berdua.

Bukannya menjawab, Gilang malah menatap tajam Nindy.

"Kenapa ngeliatin gue kayak gitu?." tanya Nindy.

"Gue gak habis pikir deh sama lo, atas dasar apa lo bully Devita di depan banyak orang kayak gini?." tanya balik Gilang kepada Nindy.

"Lo kenapa jadi belain dia sih, asal lo tau aja ya, dia itu munafik, dia gak sebaik yang lo kira dan dia gak pantes lo perjuangin." ucap Nindy dengan nada yang menggebu-gebu.

"Lo kenapa jadi sewot gini sih, mau gue merjuangin Devita atau enggak ya itu mah terserah gue. Lo mending perjuangin Karel tuh, lo suka kan sama dia." tutur Gilang.

Devita yang sedaritadi hanya diam saja, sontak terkejut saat nama suaminya di sebut-sebut.

"Gila aja kali, suami gue mana mau sama modelan kaleng rombeng begini." batin Devita sembari melirik Nindy.

"Ehm, gue pamit pergi ya, gue masih ada urusan." ucap Devita tiba-tiba saat merasa dirinya sudah tidak ada urusan lagi dengan Nindy.

"Eh enak aja, sini gak lo." bantah Nindy sembari menarik tali totebag Devita.

"Apaan lagi sih, gue cape, gue mau pulang." keluh Devita yang sudah lelah.

"Biarin dia pulang Nin." ucap Gilang membela Devita.

"Lo kenapa sih selalu bela dia, Karel juga, apasih yang kalian liat dari perempuan ini?." ucap Nindy.

"Apa gue harus pake kerudung dan harus pake baju kegedean kayak gini biar salah satu dari kalian tuh bisa care sama gue, kaya kalian care sama dia? iya?." sambungnya kembali.

"Maksud lo apaan sih, gue gak habis pikir sama pikiran lo, lo gak seharusnya nyalahin Devita." Gilang mulai terpancing emosi.

"To the point kalo bisa." sambung Gilang saat Nindy ingin membalas ucapannya.

"Gue capek lang disini, gak ada yang care sama gue, mulai dari keluarga, lo sampe Karel tuh semuanya berubah. Asal lo tau, dulu gue suka sama Karel, tapi dengan kurang ajarnya si perempuan yang ada di depan gue ini masuk ke kehidupan Karel dan Karel jadi ninggalin gue. Satu lagi, ketika gue udah nyaman sama lo, tapi lo malah suka juga sama dia dan gue juga di tinggalin gitu aja, kenapa harus dia?." ucap Nindy dengan penuh penekanan.

"Kenapa dia yang selalu jadi alasan orang-orang yang gue sayang untuk pergi ninggalin gue? kenapa? jawab gue lang?." sambung Nindy dengan mata yang berkaca-kaca.

Gilang yang baru tau hal tersebut hanya bisa diam. Sebenarnya dulu ia juga suka sama Nindy. Tapi ia terlalu pengecut untuk mengungkap perasaannya, ia takut merusak pertemanan di antara mereka berdua.

"Nin." panggil Gilang lirih sembari menatap Nindy.

"YAUDAH KALO GITU MENDING KALIAN BERDUA NIKAH AJA, GAUSAH SOK-SOKAN FRIENDZONE." teriak seseorang dari arah belakang yang sedang berjalan menghampiri Devita, Nindy dan Gilang.

"Karel." ucap Nindy dan Devita bersamaan, sementara Gilang hanya diam saja.

Ya, orang itu adalah Karel, banyak juga yang kaget dan berbisik-bisik saat melihat Karel berjalan ke depan.

"Bro, gue tau yang sebenernya kok, lo juga suka sama Nindy kan?." tanya Karel sembari menepuk bahu Gilang.

"Perjuangin Nindy, dia cewek baik. Kalo lo ada niat, InsyaAllah pasti ada jalannya. Tapi kalo lo masih tetep perjuangin Devita, gue bisa pastiin kalo perjuangan lo bakal sia-sia." sambung Karel.

Rahasia DeKaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang