Bab 26

15.2K 1.1K 41
                                    

Happy Reading Guys

Tiba lah di hari Sabtu, hari dimana Devita akan menghampiri teman-temannya yang sedang staycation di salah satu hotel terkenal di bilangan Jakarta Pusat.

Devita berencana datang ke hotel jam delapan dan saat ini sudah jam tujuh lebih lima belas menit. Saat ini ia sedang mengurus keperluan Vano yang akan di bawa selama beberapa jam ke depan.

Saat tengah menata perlengkapan milik Vano di dalam tas, tiba-tiba Karel menghampiri dirinya dan meninggalkan Vano yang tengah anteng bermain lego di atas karpet yang terletak di bawah ranjang.

"Sayang." panggil Karel pelan ikut duduk di lantai bersama Devita.

"Hmm." Devita menjawab dengan deheman saja, karena memang ia sedang fokus mengingat barang-barang apa saja yang harus dibawa.

"Nanti selama kamu di hotel, aku izin ke cafe ya, aku takut kalo di rumah nanti bosen karena gak ada kamu sama Vano." izin Karel dengan cute-nya, seperti sedang meminta izin kepada mamanya.

Devita menengok ke arah Karel yang tengah menunduk melihat barang bawaannya, sedetik kemudian ia memegang pipi Karel dan mengarahkannya untuk menatap dirinya. "Sabar ya papa Karel, nanti sore kita quality time bareng kok, maaf ya hari ini gak bisa full bertiga dulu." ucap Devita di iringi dengan senyum manis andalannya.

Melihat senyum manis Devita, Karel juga ikut tersenyum. Karel melepas tangan Devita dari pipinya dan beralih menggenggam tangan istrinya itu lalu tangan satunya lagi ia arahkan untuk mengelus rambut istrinya yang tidak tertutup hijab, "Iya gakpapa sayang, have fun ya di sana, jaga diri dan jaga Vano." ucap Karel di akhiri dengan mengecup kening Devita dan istrinya itu hanya membalas dengan anggukan.

"Mending sekarang kamu sama Vano ke bawah, soalnya ini udah selesai, tinggal jalan doang." ucap Devita yang langsung di turuti oleh Karel.

Karel menghampiri Vano dan entah di ajak bicara apa, tiba-tiba Vano mau melepas mainannya dengan cepat dan langsung antusias minta di gendong oleh papanya, karena memang pada biasanya Vano sangat susah untuk menyudahi permainan lego-nya.

......

Tiga puluh menit kemudian, keluarga kecil Karel sudah tiba di parkiran hotel. Sebenarnya dalam lubuk hati Karel, ia agak berat melepas istri dan anaknya, tetapi mau bagaimanapun ia tidak boleh egois, toh juga hanya beberapa jam saja.

"Sini kesayangan-kesayangannya papa, peluk papa dulu." ucap Karel sembari menjulurkan tangannya ke depan meminta di peluk.

"Ayo kita peluk papa." seru Devita kepada Vano dengan suara yang gembira.

Vano langsung berpindah ke pangkuan Karel dan memeluk Karel sangat erat, diikuti dengan Devita yang ikut memeluk suaminya sembari menatap wajah Karel yang kini juga tengah menatap wajahnya sembari tersenyum. Karel merengkuh mereka berdua dengan erat seolah akan di tinggal pergi jauh padahal hanya beberapa jam saja.

Di rasa sudah lama mereka bertiga berpelukan, akhirnya mereka menyudahi pelukan tersebut karena Vano protes yang katanya berat karena di senderi oleh Devita dari belakang.

"Anak papa harus have fun ya, jagain mama ya boy." pesan Karel kepada Vano dengan mengelus kepala bocah kecil itu.

"Iya papa, kok papa gak ikut masuk aja?." tanya Vano.

"Lain kali ya, papa ada kerjaan dulu." jawab Karel seadanya.

"Yaudah yuk salim sama papa, papa kita pamit dulu ya, hati-hati papa." ucap Devita mengajak Vano pamit kepada Karel, mereka berdua salim kepada Karel secara bergantian dan Karel juga mengecupi wajah Vano berkali-kali sebelum akhirnya ia juga mengecup wajah istrinya tersayang.

Rahasia DeKaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang