Part 33

14.7K 1K 8
                                    

Happy Reading Guys

karel_

Disukai oleh devitargwnt dan 3524 lainnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disukai oleh devitargwnt dan 3524 lainnya

karel_ Terulang untuk yang kedua kalinya #masyaallah

rikokrnwn Widih tokcer bro temen kita @bagasss

bagasss Anjay jadiiiii

yayasmin WHATTTTT? OMGGGG

nafish_sft Ah gilaaa punya ponakan lagiii

_amar Alhamdulillah selamat bosss

xyria Selamat Devita dan Karel

Begitulah kira-kira komentar dari teman-teman Devita dan Karel. Diluar itu pun banyak yang berbondong-bondong mengucapkan via whatsapp baik teman maupun keluarga.

Namun ada satu orang yang belum tahu bahwa Devita hamil dan orang tersebut yaitu Vano. Bocah kecil itu pun mungkin tidak akan paham jika diberi tahu, namun mau tidak mau ia harus tau agar bisa mengerti segala perubahan yang ada dari Devita untuk kedepannya.

Saat ini jadwal Karel dan Devita sudah tidak lagi ke kampus. Mereka tengah menikmati masa-masa free mereka sebelum mereka di sibukan dengan rutinitas baru yang akan mereka lalui.

"Sayang, mau ke rumah mama sama papa jam berapa?." tanya Devita kepada Karel yang tengah memangku Vano yang sedang menonton televisi.

Karel menoleh dan mengambil tangan Devita untuk di tuntunnya agar ikutan duduk dan bersandar bahu kekarnya.

Devita hanya diam dan menuruti apa yang suaminya arahkan. Devita duduk bersandar di bahu Karel dengan tangan yang tidak berhenti mengambil cemilan yang telah ia bawa dari dapur tadi.

"Sebentar lagi palingan, aku lagi males nyetir kalau jam segini. Macet banget pasti." balas Karel dengan menyandarkan kepalanya di samping kepala Devita.

"Emang mau ada apa kok tumben yang nyuruh malah papa bukan mama?." tanya Devita kembali.

"Gak tau tapi kayaknya penting sih."

"Oh yaudah kalau gitu jangan sampai kesorean berarti." ucap Devita.

"Eh iya sayang, Vano belum tau tentang ini ya?." tanya Karel sembari mengusap pelan perut Devita.

"Belum, aku bingung juga mau jelasinnya gimana." balas Devita seadanya.

Karel kemudian menoleh sedikit ke arah Vano yang masih fokus menonton dua bocah kembar yang ada di layar televisi. Sesaat kemudian Karel mengelus rambut putranya pelan.

"Vano sayang, papa mau ngomong sama Vano sebentar tapi TV nya papa matiin dulu boleh?." izin Karel kepada putranya dengan nada lembut.

Vano menoleh ke atas ke arah Karel lalu bangkit untuk memeluk leher papanya, "Boleh tapi nanti Pano mau nonton lagi ya papa."

Rahasia DeKaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang