Part 3

34.8K 1.5K 6
                                    

Happy Reading

Hari sudah semakin sore, sudah banyak dosen yang membubarkan kelasnya karena kelas akan  berganti di pakai oleh mahasiswa kelas karyawan. Karel yang sudah sampai parkiran langsung bergegas menuju halte untuk menjemput Devita. Namun setelah sampai, ia tak melihat istrinya disana, akhirnya mau tak mau ia pun menghubungi Devita.

To Dev
Yang, kamu dimana? aku udah di tempat biasa.

From Dev
Iya bentar, aku lagi di Lawson lagi beli odeng, kamu mau nitip apa?.

To Dev
Gak usah, kamu cepetan aja, ntar keburu malem.

Devita hanya membaca pesan dari Karel dan buru-buru membayar lalu keluar menghampiri mobil Karel yang ada di depan halte.

"Maaf nunggu lama, kamu mau gak?." tawar Devita ketika masuk mobil.

Karel hanya melirik ke arah makanan yang Devita beli itu sebentar, "Tapi suapin ya." jawab Karel sembari mulai menyetir.

Devita hanya memutar bola matanya malas, "Yaiyalah aku suapin, ya kali nyetir sambil makan makanan berkuah kaya gini, dasar bapak-bapak." ucap Devita sambil menyuapi Karel odeng.

Karel yang sedang mengunyah langsung menyahuti ejekan Devita, "Aku jadi bapak-bapak gini juga kan karena kamu." sebal Karel. Ia tak suka di bilang bapak-bapak, karena menurut Karel, ia masih sangat muda dan tidak cocok untuk di panggil seperti itu, walaupun pada kenyataannya dia ya memang seorang bapak-bapak.

"Dih emosi aje si bapak." ledek Devita kembali sambil mencolek pipi Karel.

Karel yang masih tak terima langsung mengapit kepala Devita pada lengannya, Devita pun langsung terbahak karena perlakuan Karel yang sedang sewot itu.

Selang beberapa menit kemudian, mobil Karel sudah sampai pada rumah oma Ina. Devita langsung membenarkan hijabnya yang berantakan akibat ulah Karel.

"Ayo keluar, ngaca mulu." ucap Karel.

"Udah sana duluan deh, acak-acakan nih gara-gara kamu." kesal Devita pada Karel.

"Udah ah, udah bagus, udah cantik." ucap Karel sambil membantu membenarkan rambut yang keluar dari hijab Devita.

Tak lama Devita dan Karel pun langsung memasuki rumah mama Ina, lalu segera menuju ke arah taman belakang karena dari depan mereka sudah mendengar suara tawa anak kecil yang mana itu pasti adalah suara putra mereka, Vano.

"Assalamu'alaikum, Vano sayang mama sama papa dateng!." ucap Devita dengan riang sambil berjalan menghampiri Vano dan mama Ina. Mama Ina yang melihat mereka berdua pun langsung menjawab salam dan melambaikan tangannya seolah berkata 'sini-sini' sambil menepuk space kosong di gazebo yang di duduki mama Ina.

Setelah sampai di hadapan mama Ina, mereka berdua langsung menyalimi mama Ina dan Devita duduk di samping mama Ina, berbeda dengan Karel, ia malah langsung ikut bermain dengan Vano.

Sekitar beberapa jam mereka berada di sana, sekalian makan malam dan sholat maghrib berjama'ah yang di imami oleh Karel, keluarga kecil itu pun langsung berpamitan untuk pulang. Di perjalanan, suasana di dalam mobil sangat ramai karena suara Vano yang bercerita kegiatan yang ia lakukan bersama omanya selama di tinggal orang tuanya pergi ke kampus.

Rahasia DeKaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang