3. Balas Dendam

1.1K 191 33
                                        

Rio kembali ke sekolah seperti biasa, saat jam istirahat, ia dan teman-teman nya pun membuat keributan di kelas, Rio berteriak-teriak menyanyi sambil berdiri di atas meja, sedangkan Jenno, Seulgi dan Jisoo memukuli meja sebagai musik pengiring nya, teman-teman sekelas pun tak ada yang merasa terganggu, karena mungkin tak berani untuk menegur, Krystal dan yang lain sedang makan siang di kantin pun bahkan mendengar suara Rio yang seperti anak ayam itu.

"Dasar pumkin head, apa dia tak sadar jika suara nya membuat orang-orang yang mendengar nya jadi sakit perut?" Gumam nya kesal.

"Krystal, mr Lee Teuk mencari mu" beritahu seorang murid pada sang ketua kesiswaan.

"Ne, gumawo" Krystal langsung berdiri, di ikuti teman-teman nya, ia memasuki ruang kepala sekolah itu.

"Yaa mr?"


"Itu suara siapa yang menyanyi?" Tanya mr Lee Teuk.

"Itu suara Rio mr, Im Limario, kelas sebelas" jawab Krystal.


"Haish, anak itu" gumam sang kepala sekolah, ia pun berdiri dari kursi nya, keluar menuju ke kelas Krystal, dan. . .




Jeng. . . Jeng. . .


Semua langsung terdiam, Rio masih berdiri diatas meja nya saat mr Lee Teuk dan Krystal masuk.

"Mati kau" ejek Krystal dengan gerakan bibir nya, Rio nampak santai saja.

"Turun" perintah mr Lee Teuk, Rio pun langsung melompat turun.

Hap


"Berdiri diatas meja itu tidak sopan, jangan diulangi" dingin sang kepala sekolah.


"Ne mr" Rio membungkuk menjawab ucapan sang kepala sekolah.

"Krystal, apa hukuman yang harus kita berikan pada nya?" Tanya sang kepala sekolah.

"Membersihkan toilet ruang olahraga mr" jawab Krystal tersenyum mengejek, Rio dan yang lain pun terbelalak mendengar nya, karena toilet disana itu sangat menjijikan, Jisoo, Jenno dan Seulgi bergidik ngeri.

"Okey, lakukan sekarang" titah mr Lee Teuk, ia pun berbalik meninggalkan kelas Rio, tawa pun pecah, mengejek Rio yang harus mendapatkan hukuman.

"Sungguh, telinga ku sakit mendengar suara cempreng mu" kata Krystal sambil menyilangkan kedua tangan nya di dada dan keluar kelas mengikuti sang kepala sekolah.

Rio dan kawan-kawan pun mulai membersihkan toilet, mereka tak bisa kabur karena ada mr Lee Teuk dan Krystal yang mengawasi mereka.

"Sebelah sudut sana, itu belum bersih" tegur Krystal.

"Kasih pewangi yang banyak biar harum" ujar nya yang membuat Rio kesal.

"Lihat saja, rasakan pembalasan ku nanti" batin Rio melirik tajam pada musuh bebuyutan nya itu.

Selesai membersihkan toilet, Rio pun kembali ke kelas nya, Jisoo, Jenno dan Seulgi nampak masih terus menguras isi perutnya karena jijik dengan toilet yang tadi mereka bersihkan, ini membuat Rio semakin marah, ia ke kantin untuk membelikan minum bagi ketiga sahabat nya, dan melihat gank Krystal tertawa terbahak, membahas tentang Rio dan teman-teman nya.

Dan sepulang sekolah, Krystal mengerang kesal mendapati ban mobil nya sudah kempis semua, keempat-empat nya.

"Bagaimana cara kita pulang?" Tanya Joy cemas, karena ia belum pernah naik kendaraan umum sebelum nya.

"Naik bus" acuh Yeri.

"Aku tak tahu turun dimana nanti" sahut Jennie, Krystal menatap tajam ke arah Rio dan yang lain, namja-namja tengil itu saling berhigh five ria.

"Jadi ini perbuatan mu" gumam Krystal, ia pun segera menghubungi sang ayah untuk meminta bantuan.

"Sayang, appa masih ada pekerjaan, appa hubungi pihak bengkel saja ya, dan kamu tunggu sampai selesai" ujar ayah Krystal yang tak bisa mengirim mobil jemputan karena mobil satu nya masih ia pakai.

"Ne" dingin Krystal kesal, sejam berlalu, montir yang di hubungi sang ayah pun baru tiba, Krystal dan kawan-kawan masih harus menunggu ban mereka di ganti dengan yang baru, dan itu memakan waktu dua jam lebih.

"RIO PUMKIN HEAD SIALAN!" geram Krystal dalam hati, ia marah karena ulah Rio menyebabkan ia harus pulang malam dari sekolah, padahal ia tadi sudah berencana akan ke salon bersama gank nya, tapi gagal.


Krystal tak bisa membalas, karena Rio jarang membawa mobil sendiri saat ke sekolah, ia lebih sering menumpang di mobil Jisoo atau Seulgi, dan Krystal tak hafal dengan mobil mereka, saking banyak nya murid yang membawa mobil sendiri, Rio dan yang lain memang punya jadwal random tentang mobil siapa yang di bawa ke sekolah, biasanya mereka melakukan permainan batu gunting kertas untuk menentukan nya, akan diulang jika kekalahan jatuh pada orang yang sama selama dua kali berturut-turut.

Di rumah, sang ayah sudah menunggu anak nya di meja makan, untuk mengajaknya makan malam bersama, Rio melewati sang ayah begitu saja.

"Boy, papa menunggu mu, ayo kita makan malam bersama" ajak Yoong.

"Rio sudah makan" tolak sang putra yang tentu membuat hati sang ayah sakit dan sedih, karena semenjak dua tahun yang lalu, Rio berubah dingin dan acuh pada sang ayah, yaa, mereka hanya tinggal berdua di temani beberapa pembantu dan sopir sang ayah, karena ibu kandung Rio sudah meninggal saat melahirkan jagoan nya, Rio awal nya sangat manja pada sang ayah, tapi kesibukan membuat Yoong sedikit melupakan putra satu-satu nya itu, dan kini ia tengah berusaha untuk membangun kembali hubungan ayah dan anak itu agar kembali hangat, tapi seperti nya Rio sudah terlalu jauh dari jangkauan sang ayah, hingga ia kerap kali menghindar.

Yoong pun urung makan, rasa lapar nya hilang, berganti perasaan bersalah.

"Maafkan papa" ucap nya, tapi Rio tak mendengar, ia sudah lebih dulu membanting pintu kamar nya.



#TBC

Dear Pumkin HeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang