Yoong menghubungi Rose, memberi tahu lewat pesan, jika Rio kini telah merestui mereka, Rose menggigit bibir bawah nya, menahan tangis karena akhir nya ia bisa menjalin hubungan nya kembali dengan Yoong, tangan nya gemetar menggenggam ponsel nya membaca pesan dari Yoong.
From Yoong oppa:
Dia akan menemui mu nanti di sekolah.To Yoong oppa:
Untuk apa?From Yoong Oppa:
Aku tak tahu, tunggu sajaRose harap-harap cemas menuju ke sekolah, ia penasaran dengan apa yang di katakan Yoong, karena interaksi nya dengan Rio hanya sebatas murid dan guru, itu pun bisa di hitung dengan jari.
Jam istirahat pun tiba, Rose berjalan menyusuri lorong kelas menuju ke ruangan nya.
"Miss"Deg
Rose terjengkit kaget, mendengar suara Rio memamggil nya dari ambang pintu kelas yang ia lewati.
"Ya Rio?" Jawab nya tersenyum menyembunyikan kegugupan nya.
"Lusa adalah waktu nya bagi papa untuk kontrol dan membuka jahitan di luka nya" tutur Rio.
"Rio tak bisa mengantar nya, dan papa belum bisa mengemudi sendiri, bisakah Rio minta tolong pada miss Rose untuk mengantar nya?" Pinta Rio
"N-ne, tentu, dengan senang hati aku akan mengantar nya lusa" jawab Rose.
"Terima kasih miss" balas Rio, Rose mengangguk, ia lalu melanjutkan langkah nya sambil menghela nafas untuk mengusir kegugupan nya.
"Ada apa antara kamu dengan miss Rose?" Tanya Jenno menyelidik.
"Aku meminta nya untuk mengantar papa kontrol, lusa" jawab Rio.
"Memang nya miss Rose itu siapa mu?" Bingung Seulgi.
"Dia berkencan dengan papa" jawab Rio acuh, ia lalu keluar menuju ke kantin diikuti Jenno, Seulgi dan Jisoo, ketiga nya terus menginterogasi Rio, karena tak percaya begitu saja.
Yoong telah selesai di kontrol, jahitan nya sudah di buka, lukanya juga berangsur membaik, jadi tak perlu di perban, jika tak melakukan aktivitas apa-apa, tapi masih harus tetap di beri obat setiap hari nya.
"Oppa?"
"Yaa?"
"Jika aku mengundang oppa dan Rio untuk makan malam di rumah, apa Rio akan bersedia datang?" Tanya Rose ragu.
"Aku tidak tahu, kita belum mencoba nya bukan?" Jawab Yoong.
"Tapi aku takut oppa" cemas Rose.
"Jangan takut, dia adalah calon anak mu juga nanti" goda Yoong, Rose terkikik malu dengan candaan Yoong yang menggandeng tangan kiri nya, meninggalkan rumah sakit.
Seminggu kemudian, Rio kini tak lagi menghabiskan waktu nya di mall, karena sudah berbaikan dengan sang ayah, ia pulang dari sekolah bersama Jisoo.
Dreettt. . . Dreett. . .
Ponsel nya bergetar, ia pun meraih benda pipih itu dari saku nya, membuka satu pesan yang masuk dari nomor tak di kenal.
From unknow:
Rio, ini aunty Rose, aunty mengundangmu makan malam di rumah besok, datang ya, aunty tungguRio menghela nafas, setelah membaca pesan dari Rose, gadis itu harap-harap cemas menunggu balasan dari Rio, tapi yang di tunggu tak membalas nya.
Sesampai di rumah, Yoong menatap curiga sang putra, menunggu apakah Rio akan bercerita tentang Rose yang mengundang nya makan malam, tapi ternyata tidak.
From Rosie:
Dia pasti menolak nya oppaTo Rosie:
Belum tentu, masih ada waktu besok, kita tunggu saja.Yoong berusaha membesarkan hati sang kekasih, meski Rio tak menjawab undangan Rose, tapi gadis itu tetap berbelanja, untuk besok.
Dan keesokan hari nya, Rose masih tak mendapatkan jawaban dari Rio, ia tentu sedih, dan kecewa, karena usaha nya untuk mengambil hati sang calon anak sambung, gagal.
From Yoong Oppa:
Mianhae, mungkin kita bisa mengajak nya lagi lain kali, beri dia waktu, maafkan aku ya.To Yoong oppa:
Bukan salah oppa, mungkin aku yang terlalu buru-buru, oppa jangan meminta maaf.Rose melamun menonton tv yang tak ia simak dengan baik, karena pikiran nya yang malah terbang kemana-mana.
Yoong menatap sang putra yang juga asyik menonton tv, Rio melirik jam dinding diatas tv yang menunjukan jam enam sore, ia pun berdiri, lalu menyahut hoodie yang tersampir di sandaran sofa.
"Ayo pa" ajak nya
"Kemana boy?" Tanya Yoong tak mengerti.
"Ke rumah aunty, dia mengundang kita makan malam hari ini" jawab Rio santai, Yoong tak berani membantah, ia pun juga tak mengganti baju nya seperti Rio, yang hanya memakai kaos, hoodie hitam dan celana pendek, serta sendal sloop, saking senang nya, ia bahkan meninggalkan ponsel nya yang sedang di chas di kamar, jadi ia tak sempat memberi tahu Rose.
"Ponsel ku" batin Yoong yang hendak memberi kabar pada Rose, Rio yang mengemudikan mobil nya pun sudah melaju membelah jalanan utama kota Seoul, Yoong gelisah, memikirkan apa yang akan terjadi nanti, karena tahu jika Rose pasti tak menyiapkan apa-apa, karena tak tahu Rio akan datang.
Dalam kegelisahan seperti ini, waktu sepuluh menit perjalanan terasa seperti sepuluh jam lama nya, hatinya was-was, dan mobil mereka pun tiba di halaman rumah Rose yang sederhana, gadis itu tinggal sendirian.
Tink tonk
Rose menoleh kearah pintu utama rumah nya, lamunan nya buyar oleh suara bell yang ditekan tamu nya dari luar, ia dengan terburu-buru langsung berlari kecil untuk membuka kan pintu.
Ceklek
"Hay" sapa Yoong tersenyum lebar tanpa dosa.
"Oppa"
"Rio" kaget Rose tak percaya melihat Rio berdiri di belakang sang ayah.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Pumkin Head
Fanfictioncerita tentang permusuhan Rio, si pemuda badung, yang gemar bikin ulah, dengan gadis dingin dan galak, Krystal Jung, sudah menjadi hal biasa bagi murid di Gangnam Senior High School melihat pertengkaran Rio dan Krystal yang kerap terlibat percekcoka...