"Papa" Junghwan berlari menghampiri sang ayah.
"Hey little boy" sambut Yoong, yang langsung memangku nya.
"Junghwan" panggil Rio, tapi yang panggil melengos, membuang tatapan nya dari sang hyung sambil memanyunkan bibir nya, Rio pun bingung dengan tingkah dongsaeng nya itu.
"Junghwan merajuk karena tuan muda mengabaikan nya tadi siang, saat pulang dari kampus" beritahu ahjuma yang mengasuh Junghwan.
"Astaga, maafkan hyung Junghwan, hyung tidak sengaja" sesal Rio, para orang tua pun di buat gemas dengan tingkah Junghwan, termasuk Krystal yang sedikit tersenyum berasa terhibur dengan tingkah ipar nya itu.
Malam nya, saat pasangan Likrys hendak tidur, sang istri terus menatap sang suami yang baru selesai dari kamar mandi.
"Aku ingin kita bicara" ucap nya, Rio menoleh, ia segera menaruh handuk basah nya di keranjang cucian, lalu mendekati sang istri, dan menarik kursi belajar nya, mereka duduk saling berhadapan.
"Aku mendengar nya" kata Rio, mereka pun bertatapan serius.
"Terima kasih untuk hari ini, dan dari sini aku sadar, jika ternyata aku membutuhkan seseorang yang bisa menjaga ku, menjadi tempat ternyaman ku untuk bersandar, atau mengadu, dan orang itu adalah kamu, karena kita sudah menikah, sekarang aku mulai bisa menerima pernikahan kita, dan berusaha untuk menjadi istri yang baik untuk mu" tutur Krystal serius, ia harus mulai berdamai dengan Rio, karena pada kenyataan nya, dia memang memang butuh Rio, dan akan mengadu pada suami nya itu ketika ada yang mengganggu nya seperti saat di kantin dulu.
"Baiklah, kita berdamai sekarang" Rio meraih tangan kanan sang istri dan menggenggam nya.
"Aku juga akan berusaha untuk menjadi suami yang baik untuk mu" balas nya, mereka mengalah pada keadaan.
"Deal" senyum Krystal mengembang
Dalam sebuah perjodohan, meski awal nya tidak saling mencintai, tapi begitu mereka tahu akan menikah, biasa nya hati dan jantung sudah akan merasakan debaran dan detakan aneh, hanya mereka mungkin belum mau mengakui nya.
"Ayo tidur, besok kita harus ke kampus bukan?" Ajak Krystal menarik tangan Rio yang masih menggenggam tangan nya ke atas ranjang, pemuda itu pun menurut.
Keesokan hari nya, Rose dan Yoong sudah pergi lebih dulu, Rio turun, dan melihat Junghwan menonton tv sendirian.
"Pagi Junghwan-ie" sapa Rio, bocah itu tak menggubris, Rio pun mendekat dan.
Cup
Mencium dongsaeng nya itu.
"Masih marah hm?" Tanya Rio, saat ia mau mencium nya lagi, tangan kanan bocah itu menahan wajah sang hyung.
"Baiklah, maaf kan hyung ne" bujuk Rio, tapi sang dongsaeng tetap acuh, ia pun menyerah, Rio lalu ke dapur.
"Ahjuma, apa Junghwan sudah sarapan?" Tanya nya pada ahjuma.
"Belum tuan muda" jawab ahjuma.
"Junghwan, ayo makan sereal dengan hyung, atau hyung habiskan sendiri" ancam Rio, ia terkikik saat mendengar suara kaki dongsaeng nya yang langsung berlari ke dapur.
"Memang Junghwan boleh makan sereal?" Tanya nya dengan wajah penuh harap.
"Boleh, asal Junghwan memaafkan hyung" rayu Rio, dongsaeng nya itu memang belum boleh makan sereal karena masih tiga tahun.
"Okey" dia langsung setuju, lalu meminta Rio untuk memangku nya, Krystal datang menyusul, ia mengambil dua tangkup roti tawar.
"Nona mau minum apa? Susu, teh atau orange jus?" Tanya ahjuma pada menantu Im.
"Aku minum punya oppa saja ahjuma" jawab Krystal, Rio tengah berbagi semangkuk sereal dengan Junghwan.
"Ingat, ini jadi rahasia Junghwan dan hyung ne, jangan sampai mama dan papa tahu Junghwan makan sereal" ucap Rio pada dongsaeng nya agar tidak mengadu, si bocah kecil itu pun mengangguk polos.
"Kita damai kan?" Tanya Rio sambil menyuapkan sereal ke mulut kecil dongsaeng nya.
"Iya" jawab Junghwan menatap lugu pada Rio yang langsung mengecup pipi nya.
"Kamu menggemaskan, hyung menyayangi mu" gumam Rio yang masih cium pipi dongsaeng nya itu.
Rio dan Krystal pun berangkat ke kampus setelah berpamitan pada Junghwan, Rio menyusul Jisoo, Jenno dan Seulgi ke parkiran, sementara Krystal menyusul Jennie, Joy dan Yeri ke kantin, ketiga sahabat nya itu pun mengernyit heran dengan raut wajah Krystal yang tak biasa.
"Jangan di sapa dia bukan Krystal asli" ujar Jennie pada teman-teman nya, tapi tak melunturkan senyum di wajah gadis dingin itu.
"Iya, dia mencurigakan" imbuh Yeri, Krystal malah terkikik sambil duduk di samping Jennie.
"Kamu sakit?" Tanya Joy penasaran, Krystal menggeleng.
"Aku sedang menikmati perdamaian ku dari dunia persilatan dengan Rio" cerita Krystal sambil tertawa lucu menyadari ucapan nya.
"Maksud nya?" Jennie memasang wajah antusiasnya, Yeri dan Joy pun ikut menatap serius.
"Kami berbicara serius semalam sebelum tidur, dan saling berkomitmen untuk menjalani pernikahan kami seperti pasangan pada umum nya, mencoba untuk menjalani kewajiban dan hak masing-masing sebagai pasangan, aku baru menyadari jika aku memang butuh Rio, semenjak kami menikah, tanpa sadar aku kadang sering mengadu pada nya" jawab Krystal, Jennie tersenyum lebar, Joy dan Yeri mengerjab tak percaya.
"Iya, itu bagus, kami bosan melihat mu dan Rio bertengkar setiap hari" balas Yeri.
"Sesekali aku juga ingin melihat kalian akur" imbuh Joy.
"Dan beradegan mesra di depan kami" celetuk Yeri dengan pikiran kotor nya.
"YERI!" tegur Joy dan Jennie kompak, yang di tegur malah tertawa.
Di parkiran
"Bagaimana dengan kasus Jongin?" Tanya Jisoo.
"Aku menuntut nya" jawab Rio.
"Tak akan ada yang bisa hidup bebas bagi siapa pun yang berusaha mengusik milik ku" kata Rio lagi.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Pumkin Head
Fanficcerita tentang permusuhan Rio, si pemuda badung, yang gemar bikin ulah, dengan gadis dingin dan galak, Krystal Jung, sudah menjadi hal biasa bagi murid di Gangnam Senior High School melihat pertengkaran Rio dan Krystal yang kerap terlibat percekcoka...