Sesampai di rumah, Yoong langsung memasak sendiri di dapur, untuk makan malam bersama sang putra.
"Biar saya yang melakukan nya tuan" ujar ahjuma asisten rumah tangga di rumah Yoong.
"Tidak perlu ahjuma, biar aku sendiri yang melakukan nya, ahjuma istirahat saja" tolak Yoong.
"Tapi tuan. . ." Sungkan ahjuma.
"Sudah tidak apa-apa ahjuma" Yoong fokus pada masakan nya, sapi lada hitam, dan udang tepung saos asam pedas kesukaan Rio, selesai memasak, Yoong pun menghampiri Rio yang tengah menonton tv.
"Boy, makan malam sudah siap, ayo kita makan" panggil Yoong, Rio menoleh, ia kemudian menghampiri sang ayah di meja makan, Rio tak menolak saat Yoong menambahkan nasi ke dalam mangkuk nya, dan usaha tak akan mengkhianati hasil, masakan nya bersih tak tersisa.
"Rio tidur dulu" pamit nya dingin.
"Ne, besok papa buatkan sarapan ya?" Tanya Yoong tapi Rio tak menjawab, setelah sang putra berlalu, Yoong mengambil ponsel nya, menatap foto Rose dengan wajah sendu dan cemas.
Keesokan hari nya, Yoong bangun lebih pagi, untuk menyiapkan sarapan bagi nya dan Rio, sang putra turun dari kamar nya.
"Morning boy" sapa nya, meletakan sepiring nasi goreng sosis, lengkap dengan telur mata sapi nya.
"Ayo kita sarapan" ajak Yoong, Rio pun duduk berlahan di hadapan sang ayah.
"Hari ini pulang jam berapa boy?" Tanya Yoong perhatian.
"Jam 4" jawab Rio masih dingin.
"Nanti papa jemput ok?" Rio tak menjawab, setelah menyelesaikan sarapan nya, Rio pun segera berangkat ke sekolah bersama teman-teman nya.
"Ini uang saku mu" Yoong memberi uang saku lebih dari biasa nya.
Di sekolah, Rio seolah lupa dengan masalah nya, setiap bertemu Krystal, jiwa permusuhan nya selalu meronta-ronta.
Krystal menaruh nampan makan siang nya diatas meja, ia lupa membeli air minum jadi pergi sebentar untuk membeli air mineral, tapi saat ia kembali ke meja nya, ia celingukan, nampan nya hilang.
"Joy"
"Hm?" Yang dipanggil mendongak menatap Krystal.
"Dimana makan siang ku?" Tanya nya curiga.
"Bukan nya tadi disini?" Joy malah balik bertanya, Jennie dan Yeri ikut celingukan mencari, sementara di meja yang lain, Rio melahap makan siang milik Krystal yang sengaja di curi nya tadi, Jenno, Jisoo dan Seulgi pun terkekeh menatap kejahilan sahabat nya itu, Jennie menunjuk ke arah Rio, dan Krystal pun menatap nya nyalang.
"PENCURI!" teriak nya ke arah Rio, yang di teriaki acuh, malah menatap ke belakang, mencari sosok yang diteriak pencuri oleh Krystal.
"Kamu mau mati, huh?" Teriak Krystal berajalan cepat ke arah Rio, tapi yang di kejar pun langsung berdiri, melarikan diri, kejar-kejaran di lorong kelas pun tak terelakan, Rio berlari ke arah lapangan, dan Krystal pun berhenti mengejar nya, gadis itu tersenyum sinis, ia mulai menutup pintu besi penghubung lapangan dengan lorong kelas.
"Ya ya ya ya" Rio berlari panik menuju ke pintu yang kini di kunci oleh Krystal dari dalam.
Klik
"Krystal, buka!" Teriak Rio sambil mencoba menggoyang-goyang pintu besi itu, gadis itu tersenyum mengejek, lalu pergi begitu saja.
Clap
Blarrrrr. . .
Cuaca mulai mendung, kilat menyambar dan langit bergemuruh, Rio terduduk di sambil bersandar pada pintu yang di kunci Krystal tadi, hujan pun turun dengan deras nya, Seulgi dan Jenno berlari ke tempat Rio berada, untuk memberi nya jaket dan topi agar bisa berlindung dari hujan.
"Masuklah, Mr Park sebentar lagi datang" usir Rio pada kedua teman nya, pembalasan Krystal lebih kejam, ia mengurung Rio dilapangan dalam kondisi hujan deras, Jennie melirik cemas keluar jendela, tak tega membayangkan sepupu nya yang pasti kedinginan diluar sana.
"Krys, apa pembalasan mu tidak terlalu berlebihan?" Tanya Joy.
"Tidak, biar dia tahu rasa" acuh nya, dua jam berlalu, hujan mulai mereda, tapi Krystal masih belum membuka kan pintu untuk Rio, dan setelah jam pelajaran berakhir, baru lah ia membuka kan pintu untuk musuh nya itu, yang sudah berdiri dengan baju basah kuyup, jaket dan topi pemberian Seulgi dan Jenno pun tak luput dari air hujan.
"Itu balasan yang pantas untuk mu" ucap Krystal tajam, Rio bergeming, Jisoo datang membawakan satu cup coklat panas bersama teman-teman nya yang lain.
"Hachoo" setelah meneguk susu pemberian Jisoo, Rio pun mulai bersin, semua mencemaskan nya, tapi tidak dengan Krystal yang malah tersenyum puas.
"Ayo pulang, dan ganti baju mu" ajak Jisoo.
"Papa akan menjemputku" jawab Rio, ia melangkah gontai menuju lobby sekolah, dan saat ia keluar, Rio mendapati Rose dan sang ayah saling bertatapan, wajah Yoong nampak gusar, sedang Rose sudah menangis sambil memasuki mobil nya, untuk sesaat Rio pun terdiam.
"Boy" kaget Yoong yang pura-pura terlihat baik-baik saja, ia menghampiri Rio dengan wajah penuh tanya.
"Hachoo" Rio kembali bersin, mobil Krystal melewati Rio dan sang ayah, hati nya mulai terusik melihat kondisi Rio yang pucat, hidung memerah dan mata berair.
"Kita pulang ne" ajak Yoong, ia lalu membuka kan pintu penumpang depan untuk sang putra, Rio beringsut diatas jok mobil sang ayah yang langsung menyalakan penghangat.
Sesampai di rumah, Yoong membawa Rio masuk ke kamar, menyiapkan air panas untuk mandi, dan baju ganti nya.
"Cepat mandi, dan ganti baju mu" tutur nya, ia lalu turun ke dapur untuk menyiapkan cream soup untuk Rio, dan air jahe.
"Ayo makan lah" perintah Yoong, Rio menggeleng, kepala nya pening, mulut nya pahit.
"Kalau Rio tidak makan, sakit mu bisa tambah parah nanti" bujuk sang ayah, Rio pun akhir nya bersedia disuapi sang ayah.
"Ini air jahe, yang akan menghangatkan tubuh mu nanti" dan selama Rio sakit dua hari, Yoong tak berangkat kerja, demi merawat sang putra semata wayang.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Pumkin Head
Fanfictioncerita tentang permusuhan Rio, si pemuda badung, yang gemar bikin ulah, dengan gadis dingin dan galak, Krystal Jung, sudah menjadi hal biasa bagi murid di Gangnam Senior High School melihat pertengkaran Rio dan Krystal yang kerap terlibat percekcoka...