10. Calon Mama

1.2K 183 45
                                        

Rio mulai masuk sekolah lagi, setelah merasa lebih baik, berkat sang ayah, tapi ia masih memakai jaket tebal nya, karena merasa masih sedikit meriang, mengetahui musuh nya sudah kembali, Krystal pun mulai waspada, miss Rose adalah jam pertama di kelas Rio, sang guru masuk lalu berdiri hendak memulai pelajaran, netra nya terusik oleh seorang murid yang memakai jaket tebal dan masker putih nya, siapa lagi jika bukan Rio.

Rio mulai masuk sekolah lagi, setelah merasa lebih baik, berkat sang ayah, tapi ia masih memakai jaket tebal nya, karena merasa masih sedikit meriang, mengetahui musuh nya sudah kembali, Krystal pun mulai waspada, miss Rose adalah jam pertama di k...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jika masih tak enak badan, istirahat saja di ruang kesehatan" tutur Rose mendekati sang murid, Jenno, Seulgi dan Jisoo saling bertatapan merasa aneh dengan perhatian sang guru, mereka pikir, Rio memang ada apa-apa dengan miss Rose, karena mereka memang terlihat aneh, Rio yang kadang menghindar, dan Rose yang selalu mencuri pandang pada murid nya itu, tapi Rio menggeleng.

Saat jam istirahat, Rose menghampiri Rio, dan memberi nya air jahe seperti yang dibuatkan oleh sang ayah di rumah, tapi Rio tak curiga, ia tetap meminum nya, sebenar nya, Yoong yang meminta Rose untuk memberikan air jahe, agar Rio mulai dekat dengan Rose, meski hubungan mereka sudah berakhir.

Di tengah pelajaran miss Sunny, pintu ruang kelas Rio pun di ketuk dari luar.


Ceklek


Semua mata menatap kearah pintu, dimana miss Rose berdiri dengan wajah cemas nya.

"Miss Rose?" Tanya miss Sunny.


"Saya ingin memanggil Rio, ayah nya mengalami kecelakaan" beritahu Rose dengan wajah khawatir, seisi kelas langsung menatap terkejut ke arah Rio, yang malah mematung.

"Rio" Jisoo menyenggol lengan sahabat nya itu.


"Ne" jawab Rio, ia langsung mengemasi buku nya dengan terburu-buru, lalu berjalan keluar meninggalkan kelas nya.

"A-aku akan mengantar mu ke rumah sakit" ujar Rose, karena ia yang pertama mendapatkan kabar tentang Yoong, tak ada pilihan lain, Rio harus mau diantar oleh wanita yang menurutnya telah merebut kasih sayang sang ayah dari nya, meski ia takut dan khawatir, tapi Rio enggan bertanya pada Rose tentang kondisi ayah nya.


Begitu tiba di rumah sakit, Rio pun langsung berlari menuju ke lorong ruang IGD, ia tentu tak siap jika harus kehilangan sang ayah secepat ini, mendengar suara langkah kaki cepat menuju ke arah nya, Yuri pun menoleh.

"Tunggu tunggu tunggu, kamu Rio kan?" Ia menahan tubuh remaja tanggung itu, Rio mengangguk cepat.

"Papa mu sedang dioperasi, tak perlu khawatir, ia hanya mengalami luka gores di lengan kiri dan patah jari kelingking nya" urai Yuri.

"Kenalkan, Kwon Yuri, sahabat ayah mu, kita pernah bertemu saat kamu masih bayi dulu, pasti sudah lupa" kekeh Yuri, Rio mengerutkan kening nya.

"Aku tadi yang menghubungi calon mama mu, karena Yoong melarangku mengabari mu, dia tak ingin membuat putra nya panik" terjawab sudah tanya di kepala Rio tadi, tapi ia tak senang mendengar Yuri menyebut miss Rose sebagai calon mama nya.

Sang guru tak ingin mengganggu obrolan Rio dengan Yuri, jadi ia memilih masuk ke ruangan Yoong, yang sudah selesai di operasi.

"Oppa" Yoong menoleh, menatap gadis yang masih menjadi pemilik hati nya itu, Rose mendekat, memeriksa seluruh tubuh Yoong untuk mengechek luka-luka nya, si rusa pun pasrah.

"Ayah mu tertabrak mobil saat hendak makan siang dengan uncle tadi, nahas ia tak bisa menghindar dari pengemudi mabuk yang tak tahu diri itu" cerita Yuri, Rio tak terlalu mendengar, karena ia malah menatap guru nya tengah memegang tangan kiri sang ayah yang baru saja selesai dioperasi, tak mendapat respon, Yuri pun ikut memperhatikan arah tatapan Rio.

"Calon mama mu perhatian bukan? Entah apa yang akan terjadi pada Yoong jika Rose tak di sisi nya selama ini" Yuri tak tahu, jika Rio tak menyetujui hubungan sang ayah dengan guru nya di sekolah itu.

"Ayah mu masih butuh kasih sayang dari pasangan nya, dan ia hanya sempat merasakan nya selama tiga tahun, dua tahun berkencan dengan mama mu dan setahun setelah mereka menikah, menjadi single parent itu tidak mudah, apalagi untuk pria yang juga harus bekerja" lanjut Yuri.

"Temuilah papa mu, dia pasti senang melihat mu disini" ucap nya sambil mengusap kepala Rio, pria muda itu pun berjalan pelan menuju ruangan sang ayah.

"Bagaiamana bisa? Oppa pasti kurang memperhatikan jalan, jika sudah begini siapa yang tak khawatir. . ." Ucapan Rose terpotong karena Yoong menepis kasar tangan Rose yang tengah memegang tangan nya itu, bukan bermaksud ingin menyakiti, tapi Yoong melihat Rio menghampiri nya, ia tak ingin terjadi kesalahpahaman, Rose tak berani menoleh, ia tahu ada Rio di belakang nya, air mata nya pun menetes, Yoong tahu itu.

"Papa" lirih Rio, sang ayah tersenyum palsu.

"Maaf Rose" batin nya karena lagi-lagi membuat gadis itu menangis.

"Papa baik-baik saja boy" Yoong langsung turun dari bangsal nya, merangkul bahu sang putra dengan lengan kanan nya.

"Kata dokter papa sudah boleh langsung pulang" beritahu Yoong, Rio pun menurut, ia sengaja mengajak Rio keluar agar tak mendengar tangis Rose.


Yoong sangat mencintai Rose, tapi jika Rio tak merestui hubungan nya, ia lebih memilih untuk menyakiti hati nya sendiri, karena bagaimana pun, cinta nya pada sang putra melebihi segala nya, di tambah hanya dia lah yang Yoong miliki sekarang.



#TBC

Dear Pumkin HeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang