19. Rahasia Bocor

1.1K 183 22
                                    

Hari ini, Rio kembali ke sekolah dengan mobil nya.

"Kita jadi kan ke mall main ice skating?" Tanya Jenno memastikan, mereka sedang di kantin istirahat.

"Jadi, aku sudah booking tempat nya" jawab Rio, tiba-tiba Krystal datang.

"Aku nanti pulang dengan mu" dingin nya, Rio terbelalak, karena dia sudah membuat janji dengan Jenno, Seulgi dan Jisoo, ketiga sahabat nya pun ikut kaget, karena Krystal yang angin-anginan, saat Rio tak ada janji dia pulang dengan gank nya, tapi saat Rio ada janji, dia mau nya pulang dengan Rio, dan tanpa dosa, gadis itu pergi begitu saja meninggalkan meja Rio sambil tersenyum miring.


"Sudah, tidak masalah, demi misi mu berhasil, kami mengalah" ujar Jisoo.

"Rasanya tak sabar melihat dia meraung saat ku campakan nanti" gumam Rio melirik tajam ke arah Krystal.

Rio menggaruk kasar rambut nya, saat mengantar Krystal pulang, ia tentu gelisah memikirkan Seulgi, Jenno dan Jisoo yang asyik bermain ice skating tanpa nya.

"Kenapa? Kamu keberatan mengantarku pulang?" Ketus Krystal, Rio melirik acuh tak menanggapi ucapan sang gadis, karena mood nya sedang tidak bagus, tapi bukan Krystal jika tak bisa memancing amarah Rio.

"Aku berhenti di sini saja" dingin nya, Rio tak menjawab, ia tetap melajukan mobil nya.

"AKU BILANG BERHENTI DI SINI!" teriak nya.

"Astaga Krystal, aku sudah sejauh ini mengantar mu pulang dan kamu minta turun di jalan?" Kesal Rio ikut meninggikan suara nya.

"Apa guna nya jika kamu mengantarku bukan karena kemauan hati mu? Tapi demi menghancurkan ku, begitu kan? Jangan kira aku tak tahu rencana busuk mu Rio ya, Joseph oppa sudah menceritakan semua nya pada ku!" Teriak Krystal dengan mata berkaca-kaca, Rio menutupi keterkejutan nya mendengar rahasia nya bocor oleh Joseph, mungkin dia menaruh dendam pada Rio.

"Dan kamu percaya pada nya?" Tanya Rio.


"Tentu, karena oppa tak pernah berbohong pada ku" balas Krystal, padahal jika Krystal mau mengakui, dia pun juga punya rencana yang sama dengan Rio, hanya, niat nya tak terendus oleh calon suami nya itu, wanita memang egois, dan pria selalu salah.

"Berhenti" dingin Krystal, mau tak mau, Rio pun akhir nya menepikan mobil nya.

Bugh!

Krystal membanting pintu mobil Rio dan pergi begitu saja, Rio menghela nafas menatap keluar jendela mobil nya merasa bersalah, ia pun melajukan mobil nya, dan karena masih kesal, ia melewati Krystal begitu saja, padahal gadis itu tengah menangis.

Rio memasuki rumah nya, ia melihat Rose tengah menonton tv sambil memakan potongan buah, perut nya nampak mulai membesar, yaa, Rose mengandung dongsaeng nya Rio.

"Hi, Rio oppa sudah pulang?" Sambut Rose, Rio melangkah lunglai menghampiri sang mama dan duduk disamping nya, melihat gelas berisi air putih di atas meja, Rio pun meminum nya, padahal itu milik sang mama.

"Huft" Rio menghela nafas putus asa.

"Coba Rio oppa mandi dulu, biar lebih fresh nanti pikiran nya" ujar Rose perhatian, Rio pun mengangguk, ia tak bercerita apa-apa pada Rose, setelah mandi ikut kembali menonton tv sambil rebahan santai di sofa.

Dua jam kemudian, Yoong datang, ia pulang dari kantor nya, dengan wajah penasaran.

"Boy, uncle Yuri tadi menghubungi papa, katanya Krystal belum pulang dari sekolah" kata Yoong, Rio langsung terduduk kaget.

"Kamu tahu tidak kira-kira Krystal kemana?" Tanya Yoong, Rio panik, ia langsung mengambil kunci mobil nya dan berlari keluar, membuat ayah dan ibu nya bengong.

"Rio, kemana?" Teriak sang ayah.

"Mungkin ikut mencari keberadaan calon istri nya oppa" balas Rose.


Rio melajukan mobil nya kemana ia terakhir menurunkan Krystal, dan melajukan mobil nya pelan untuk mencari keberadaan Krystal, tapi nihil.

"Dimana kamu Krys?" Batin Rio bertanya.

"Sebaik nya aku bertanya pada Jennie noona" gumam Rio yang kemudian melajukan mobil nya ke rumah sang sepupu.

"Rio, tumben malam-malam kemari sayang?" Sambut Tiffany yang membukakan pintu untuk keponakan nya itu.

"Ne eomma, Rio mau bertemu noona" jawab nya.

"Ayo masuklah, mama sehatkan?" Tiffany menanyakan adik ipar nya.

"Yaa, mama sehat, dan banyak makan" ucapan Rio membuat Tiffany tertawa, ia melirik ada sepatu Krystal di depan pintu rumah Kim Taeyeon.

"Noona mu diatas" beritahu Tiffany, Rio pun berlari menaiki anak tangga menuju kamar noona nya.

Tok. . . Tok. . .

Ceklek


Rio membuka pintu tanpa menunggu jawaban dari dalam, dan ia melihat Krystal tengah berbaring diatas kasur Jennie dengan mata sembab nya, sedangkan Jennie duduk di kursi belajar nya.

Rio membuka pintu tanpa menunggu jawaban dari dalam, dan ia melihat Krystal tengah berbaring diatas kasur Jennie dengan mata sembab nya, sedangkan Jennie duduk di kursi belajar nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayo pulang" ajak Rio tanpa basa basi, Krystal tak menyahut, ia pura-pura tak mendengar.

"Noona?" Tanya nya pada Jennie, sang kakak sepupu pun langsung menunjuk barang-barang milik Krystal, dan Rio pun memunguti nya, memasukan nya ke dalam ransel sang gadis.

"Pulang" dia menarik tangan kanan Krystal, yang bergeming, merasa kesal, Rio pun langsung mengangkat tubuh Krystal dan memanggul nya keluar kamar, Jennie terbelalak, tapi kemudian terbahak, melihat Krystal di bahu Rio sambil meronta.

"Lepaskan, aku tak mau pulang" Krystal memukuli punggung Rio.

"Appa, eomma, Rio dan Krystal pamit pulang ne" teriak nya pada sang pemilik rumah, Taeyeon terbengong menatap keponakan nya itu, yang seolah tengah menjemput istri nya yang tengah merajuk, ia sampai tak bisa berkata-kata.

"N-ne?" Tiffany yang keluar dari dapur pun tak kalah terkejut, Jennie mengikuti Rio dari belakang sambil terpingkal, sementara Krystal masih meronta, minta di turunkan.

"Apa pertengkaran mereka akan seperti ini jika sudah menikah nanti?" Gumam Taeyeon menatap kepergian Rio dan Krystal.

Rio kembali memanggul tubuh Krystal saat tiba di rumah Yuri.

"Turunkan aku, aku bisa jalan sendiri" marah Krystal masih sambil memukuli punggung Rio.

"Aunty, Rio mengantar Krystal pulang" ucap nya pada sang calon mertua, Jessica mengangguk, ia tak tahu harus berkata apa, dalam hati antara kaget, lega dan tak menyangka.



#TBC

Dear Pumkin HeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang