4. Ayah Vs Anak

1K 188 49
                                    

Yoong mencoba tak meninggalkan uang saku untuk Rio di atas meja makan, ia sengaja melakukan itu, agar Rio mengajak nya bicara, tapi sudah dua hari, dan Rio tak menunjukan reaksi apa-apa, di hari ketiga, Yoong duduk di meja makan menunggu untuk sarapan bersama dengan sang putra, Rio pun turun dari kamar nya, ia langsung mengolesi selembar roti tawar panggang dengan selai kacang, dan menangkup nya dengan satu lembar roti lagi, kemudian membawa nya jalan keluar rumah, mengabaikan sang ayah.

"Kamu tidak minta uang saku papa, boy?" Tanya Yoong, Rio menghentikan langkah nya, dan menoleh pada sang ayah.

"Jika memberi uang saku pada Rio terasa berat bagi papa, tak masalah aku tak mendapatkan nya" sindir Rio, ia kemudian berlari keluar karena mobil Jisoo sudah datang.

Dan di sekolah Rio berdiri di ujung koridor kelas sebelas, topi baseball yang melindungi kepala nya pun ia lepas, bersama Jisoo, Jenno dan Seulgi, mereka memasuki satu per satu ruang kelas sambil menengadahkan topi nya, menghampiri setiap murid, untuk meminta uang keamanan, begitulah cara Rio mendapatkan uang jajan karena sang ayah yang sengaja tak memberi nya, justru malah jadi boomerang untuk Yoong sendiri.


Yoong dipanggil ke sekolah oleh mr Lee Teuk, dan ia di pertemukan di ruang kepala sekolah.

"Rio beralasan jika ia melakukan pemalakan karena tidak mendapatkan uang saku dari anda" Yoong memasang wajah malu nya.

"Maaf mr, saya baru pulang dari luar negeri, jadi belum sempat bertemu Rio minggu ini" alasan sang ayah, Rio tersenyum miring dengan kebohongan sang ayah, Yoong tentu malu jika harus mengatakan alasan yang sesungguh nya, saat mereka keluar dari ruang kepala sekolah, Yoong mengejar sang putra.


"Kenapa kamu melakukan ini pada papa?" Yoong menahan tangan kiri sang putra, Rose memperhatikan adegan ayah dan anak itu dari depan ruang guru, sementara teman-teman Rio menatap nya dari depan ruang kelas, menatap iba dan miris pada nasib Rio.

"Coba ulang? Apa aku tidak salah dengar?" Remeh Rio pada sang ayah, Yoong tak menjawab, bahkan ia hanya bisa pasrah saat Rio menepis kasar tangan nya, Rio berlari meninggalkan sang ayah, ia nyaris menangis karena kesal, usaha yang dibangun Yoong sia-sia, ia dan Rio justru semakin jauh, mereka serumah, tapi tak pernah bertatap muka.


"Ahjuma, dimana Rio?" Tanya Yoong pada pembantu rumah tangga nya, saat pulang dari kantor, ia merindukan anak satu-satu nya itu, meski bisa di bilang mereka memiliki hubungan yang buruk.


"Tuan muda sudah tiga hari ini tidak pulang tuan" jawab sang pembantu, Yoong tersentak, ia tentu terkejut menyadari anak nya sudah tiga hari tak di rumah dan ia baru menyadari nya sekarang.

Yoong gelisah, ia mondar-mandir sambil menatap ponsel nya, ragu saat ingin menghubungi sang hyung, karena ia tahu, Rio pasti di sana, jika menelpon nya, pasti Yoong akan mendapatkan omelan dari kakak kandung nya itu, tapi apa boleh buat, ia tetap harus menghubungi hyung nya.

"Hallo"

"H-hallo hyung"

"Ada apa?"

"A-aku mau menanyakan Rio, a-apa dia di rumah mu hyung?"

"Siapa Rio? Anak mu? Aku tak tahu kamu punya anak, yang ku tahu Rio adalah anak kedua ku yang ditelantarkan orang tua nya, aku tak tahu apa yang ada di kepala ayah nya, sampai tega mengabaikan anak yang sudah di percayakan oleh mendiang istri nya, besok aku akan mengurus surat adopsi, kamu datang ya, beri hyung ucapan selamat" sindir Taeyeon, hyung kandung Yoong yang kesal sang dongsaeng mengabaikan keponakan nya.

"Hyung"

"Jangan menelpon jika kamu masih tak tahu letak kesalahan mu" ancam Taeyeon tegas, ia lalu mematikan sambungan telpon nya secara sepihak.


"Seohyunie, maafkan aku yang tak bisa menjaga amanat mu" lirih Yoong putus asa, menatap foto mendiang sang istri.

"Rio, ayo kita makan" ajak Tiffany, istri Kim Taeyeon pada ponakan nya itu.

"Aku duluan" jahil Rio


"Aku yang harus duduk di samping appa!" teriak sang sepupu.

"Tidak, siapa cepat dia dapat" balas Rio tak mau kalah.

"Ish, menyebalkan, pantas Krystal sangat membenci mu" omel Jennie sang sepupu, Rio hanya tercengir mengejek.

"Sudah ayo makan, Rio mau apa?" Tanya Tiffany perhatian.

"Ini saja" Taeyeon menyumpitkan sepotong daging ayam panggang dan memberikan nya pada sang keponakan, itu lah kenapa mereka berebut untuk duduk di samping Taeyeon, karena suka dengan perhatian nya, apalagi Rio yang akhir-akhir ini tak mendapatkan perhatian dari sang ayah kandung.

Di sekolah, Rio memang ceria seperti tak ada masalah, kadang Jennie merasa iba, itulah sebab nya ia membiarkan sepupu nya itu berulah, karena mungkin dengan begini, Rio jadi lupa dengan masalah nya di rumah.

"Aku ke toilet dulu, titip ponsel ku ne" Krystal menyerahkan ponsel nya pada Joy.

"Perlu di temani tidak?" Tanya Jennie.


"Tidak perlu, kalian kembali saja lebih dulu" jawab Krystal sambil berlari menuju toilet, karena ia sudah tak tahan, Rio melirik Jenno, Seulgi dan Jisoo, mereka pun langsung paham, mereka pun melakukan tugas masing-masing, Jenno dan Seulgi membuat tulisan, sementara Rio dan Jisoo berjaga untuk memastikan Krystal belum keluar.

"Ini, Jenno tergopoh-gopoh menyerahkan kertas ditangan nya pada Rio, ia mengunci pintu tiolet dari luar dan menempelkan tulisan yang dibuat Jenno dan Seulgi tadi.

"Ini, Jenno tergopoh-gopoh menyerahkan kertas ditangan nya pada Rio, ia mengunci pintu tiolet dari luar dan menempelkan tulisan yang dibuat Jenno dan Seulgi tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bell tanda masuk pun berbunyi, semua murid memasuki kelas masing-masing, begitu juga dengan Rio. Jennie, Joy dan Yeri pun tak curiga meski sahabat mereka belum masuk.

Ditoilet.

Klik


Pintu tak bisa di buka dari dalam.


Grek

Krystal mencoba membuka lebih keras, tapi tetap tak berhasil, ia pun mulai panik.


Dorr. . . Dorrr. . . Dorr. . .


Ia pun menggedor dari dalam, berharap ada yang mendengar dan menolong nya, tapi nihil, karena semua murid sudah masuk ke kelas masing-masing.

"Sial, aku tak membawa ponsel ku" umpat nya kesal sendiri.



#TBC

Dear Pumkin HeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang