"Kenapa Krystal belum juga kembali?" Tanya Yeri curiga, pada Joy dan Jennie saat jam pulang sekolah.
"Mungkin dia mendapat tugas dari kepala sekolah" jawab Jennie masuk akal, sambil memasukan buku-buku ke dalam tas mereka.
"Bisa jadi" imbuh Joy, sementara di bangku belakang, Jenno, Jisoo, Rio dan Seulgi terus terpingkal tak mampu menahan tawa nya, membayangkan Krystal panik di toilet sana.
"Siapa pun tolong buka!" Teriak Krystal, sambil terus menggedor pintu toilet dari dalam, Rose yang sedang dalam perjalanan hendak pulang pun mendengar suara gedoran pintu dari arah toilet, dengan wajah curiga dan waspada, ia pun mendekat, dan membuka nya dari luar.
"Krystal" kaget Rose tak percaya.
"Terima kasih miss" Krystal langsung keluar dengan nafas terengah.
"Sudah ada kertas peringatan nya kenapa tetap di gunakan?" Tanya Rose heran.
"Tulisan itu tadi tidak disana, sepertinya ada yang mengerjai saya miss, saya harus membuat perhitungan, permisi" pamit Krystal dingin, ia meninggalkan sang guru begitu saja.
"Gawat" gumam Rose mengejar Krystal.
"Bagaimana kalau dia kehabisan nafas disana?" Tanya Jenno polos.
"Biar Rio yang memberi nya nafas buatan" seloroh Seulgi, mereka berempat pun lalu terbahak.
"Krystal" sapa Jennie kaget melihat wajah marah sahabat nya itu yang baru memasuki kelas, tapi sang ketua kesiswaan mengabaikan nya, ia fokus pada Rio yang tengah terbahak-bahak bersiap untuk pulang.
Srek
"Ya ya ya siapa yang berani menjambak rambutku!?" Kesal Rio, Jenno, Jisoo dan Seulgi pun langsung terdiam, Krystal menyeret Rio keluar dari kelas, Jennie, Joy dan Yeri terbengong, karena mereka tak tahu apa-apa.
"Kamu yang sengaja mengunci ku di toilet kan?" Geram Krystal.
"Lepas dulu, kamu kira tidak sakit" protes Rio.
"Ini pembalasan untuk mu" Krystal menolak untuk melepaskan janggutan nya pada rambut Rio, Rose meringis ngeri melihat dua musuh bebuyutan itu melewati nya.
"MINTA MAAF!" bentak Krystal di tengah-tengah lapangan basket, ia sengaja ingin mempermalukan Rio, karena mereka jadi pusat perhatian seluruh sekolah sekarang.
"LEPAS DULU" elak Rio.
"MINTA MAAF DULU!"
"Bagaimana aku bisa menyusun kata-kata jika rambut ku di jambak begini" alasan Rio.
"Krystal Jung aku minta maaf, dan tak akan mengulangi perbuatan ku, nah ulang kata-kata itu" perintah Krystal.
"Aku tidak mau" mendengar ponalakan Rio, Krystal pun semakin mencengkram kuat-kuat rambut Rio.
"Aaaww. . . Aaaww. . . Krystal Jung!" Erang Rio kesakitan.
"Ulangi kata-kata ku tadi" bentak Krystal.
"Aku tidak mau, aku harus menyusun kalimat ku sendiri"
"Aku tak akan melepas rambut mu"
"Ya sudah, kita tunggu sampai kapan kamu kuat menahan tangan mu seperti itu" tantang Rio yang jauh lebih tinggi dari Krystal.
"Ish" dengus Krystal kesal, ia akhir nya melepaskan rambut Rio, dan namja itu pun merapikan nya dengan jari, Krystal mendongak menatap aksi Rio.
"Aku menunggu mu Pumkin Head" gumam Krystal dengan wajah dingin dan tatapan kesal nya.
Rio tersenyum mengejek, merapikan baju nya sambil menatap kearah depan kelas nya, dimana Jisoo, Jenno, Seulgi, Joy, Yeri, Jennie dan Rose menatap ke arah mereka.
"Jangan harap akan mendengar kata-kata itu keluar dari mulut ku" remeh Rio.
"Ish, kepala labu" Krystal hendak kembali menjambak rambut Rio, tapi dia berhasil menahan tangan kanan sang gadis.
"No no no, tidak semudah itu penyihir jahat, aku bisa saja membalas mu di sini, tapi aku masih memikirkan harga diri mu di depan murid yang lain" bisik Rio tepat di telinga Krystal yang langsung merinding di buat nya, ia membeku, pikiran nya entah kemana, sampai tak sadar jika pria menyebalkan itu sudah menghampiri teman-teman nya, suara sorakan menyadarkan Krystal, ia menatap kesal pada Rio.
"Lihat saja, suatu saat aku akan membalas mu, lebih kejam lagi" geram nya, Jisoo menyambut Rio bak pahlawan, menepuk-nepuk kepalanya dengan bangga.
Rio dan teman-teman nya pun berjalan menyusuri lorong kelas menuju lobby gedung, sambil bercanda ria, tawa nya langsung sirna saat melihat sang ayah datang dengan mobil nya, Yoong menatap mengiba pada sang putra, tapi Rio lebih memilih menghampiri mobil sang appa, Taeyeon, Jennie sendiri pulang bersama Krystal dan yang lain, ia duduk di depan, dan Taeyeon pun mengusap-usap kepalanya untuk menghibur sang keponakan.
Bruk
Krystal melempar tas sekolah nya di sofa begitu tiba di rumah, ia masih kesal dan marah pada Rio.
"Iisshh" ia jadi geram sendiri.
"Soojung-ahh, kamu sudah pulang sayang?" Tanya Jessica sang ibu.
"Pumkin Head sialan, akan tiba waktu nya untuk ku menertawakan mu nanti" Krystal terus mengomel, mengabaikan pertanyaan sang eomma, Jessica yang curiga pun menghampiri sang putri.
"Soojung-ahh" ulang Jessica, Krystal menoleh.
"Eomma" rengek nya manja, ia beringsut di atas sofa sambil memanyunkan bibir nya.
"Ada namja menyebalkan di sekolah" adu nya pada sang ibu.
"Oh ya? Semenyebalkan apa?" Tanya Jessica menanggapi aduan sang putri satu-satu nya itu.
"Sangat menyebalkan, aku bahkan membenci nya, aku membenci nya eomma" rengek Krystal nyaris menangis saking benci nya.
"Jangan bilang begitu, benci dan cinta itu setipis kertas, sekarang kamu sangat membenci nya, tapi siapa tahu minggu depan atau lusa kamu berbalik jadi menyukai nya" tutur Jessica.
"No way"
"Andai hanya ada dia saja di dunia ini, satu-satu nya pria yang tersisa, aku tak akan sudi dengan nya" balas Krystal bergidik seolah jijik pada Rio.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Pumkin Head
Fanfictioncerita tentang permusuhan Rio, si pemuda badung, yang gemar bikin ulah, dengan gadis dingin dan galak, Krystal Jung, sudah menjadi hal biasa bagi murid di Gangnam Senior High School melihat pertengkaran Rio dan Krystal yang kerap terlibat percekcoka...