Prolog

105 35 21
                                    

Alkisah, seribu delapan ratus enam puluh dua tahun yang lalu, sebuah kapal bernama Coralona terombang-ambing di lautan yang tidak di ketahui. Di tengah badai yang dahsyat, diantara hidup dan mati, sang kapten kapal, Martin Arias dan awak kapalnya mencoba mempertahankan seluruh isi dan penumpang kapal, hingga akhirnya ia dan awak kapalnya menemukan sebuah pulau.

Martin Arias dan seluruh isi kapal akhirnya selamat meskipun terdampar di pulau antah brantah dengan kondisi kapal yang rusak berat. Martin Arias pun mengarahkan semua orang untuk bertahan hidup dan membuat peradaban baru serta berusaha memperbaiki kapal dengan sumber daya alam yang mereka temukan di pulau.

Setelah kapal berhasil diperbaiki, mereka pun berencana pulang. Namun, sejauh apapun mereka pergi, lautan tak ada ujungnya. Akhirnya Martin Arias dan semua orang yang selamat membuat peradaban baru di pulau yang mereka namai Lova dan memulai semuanya dari nol. Martin Arias pun menjadi pemimpin peradaban di pulau Lova, karena jiwa pemimpinnya, keberanian serta pengetahuannya ia berhasil membuat orang-orang yang selamat bertahan hidup.

"Dan diantara orang yang selamat itu, ada bangsa kita--bangsa para penyihir." Seorang wanita dengan balita perempuan di pangkuannya mengakhiri kisah.

"Hebat!" sorak balita itu dengan pengucapan yang belum fasih seraya bertepuk tangan.

"Beliau memang hebat." Wanita yang diduga ibu si balita tertawa gemas.

"Lyaut ibu! Mana?" Balita imut itu mendongak mencoba menatap wajah ibunya.

"Tidak ada laut di Nefaria, Sayang," ucap si wanita penuh kasih.

"Lyaut! Ibu! Lyaut!" Si balita menarik-narik gaun ibunya sembari memasang tampang memohon, ia sudah pandai memanipulasi orang lain sejak dini.

"Lihat dari buku saja, ya?" Sang ibu segera melayangkan satu buah buku dari rak di belakangnya ke genggaman, lalu membuka buku dengan sampul tebal itu di hadapan purinya yang duduk tenang di pangkuannya.

"Lihat! Di laut ada banyak ikan-ikan." Ia menunjuk gambar sekumpulan ikan-ikan yang berenang di antara terumbu karang dengan telunjuknya. Diatas gambar yang di lukis dengan cat air itu terdapat tulisan tercetak 'Ekosistem Laut', dan si balita malah fokus dengan kalimat tersebut.

"E! Ibu! E!" Si balita menuding huruf E pada kalimat tersebut, ia ingat kemarin kakaknya berlatih menulis huruf itu bersama ayahnya.

Si wanita mendesah histeris kemudian memanggil-manggil nama suaminya berkali-kali. "Marco! Marco! Kemarilah!"

"Ada apa, Maria?" Dengan tergesa-gesa pria berkumis bernama marco itu menuruni tangga bersama anak sulungnya, Hansel. Ia khawatir dengan keadaan istri dan putri bungsunya.

"Hazel bisa bisa membaca huruf E!" katanya dramatis, sementara bocah tiga tahun di pangkuannya hanya mengerjap-ngerjap keheranan.

Pria beranak dua itu tergelak. "Astaga ku kira apa." Dia menghampiri istri dan putrinya diikuti sang putra kemudian berlutut menyejajarkan tinggi dengan putrinya--Hazel yang terduduk di pangkuan istrinya.

"Jadi putri ayah ini sudah bisa membaca ya," ujarnya gemas lalu mencium pipi anak bungsunya, sementara sang gadis kecil tertawa geli mendapat sentuhan dari kumis ayahnya.

"Dia pasti akan menjadi seorang gadis yang pintar dan seorang penyihir yang hebat," lanjutnya penuh harap sambil menatap tepat di mata hijau putrinya yang sangat mirip dengannya itu.

"Aku juga sudah bisa membaca satu kata utuh kemarin!" Hansel--anak pertama kedua pasangan suami istri Marco dan Maria itu melipat tangannya di depan dada sembari menggembungkan pipi.

"Anak laki-laki ayah yang satu ini juga hebat, kemarilah nak!" Pria itu melayangkan anaknya supaya mendekat, kemudian mendekap seluruh anggota keluarga kecilnya.

"Kalian berdua adalah harapan kami berdua." Sang ibu mengecup singkat kedua anaknya bergantian.

WITCHNOLOGY

Pertama kali diketik: 12 Februari 2022
Di revisi: 17 Februari 2022 (untuk event pecut 30 DWC🙂)

@hiloafffyou 549 kata.

Halo! Terimakasih sudah mampir dan baca work-ku^^ nih lope ( ^∀^)💗
Semoga suka yaa!

Jangan lupa tinggalkan jejak apapun itu. vote, comment, kritik-saran, tambahkan ke perpustakaan, supaya cerita ini bisa lanjut^^

WitchnologyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang