Aku dan Peter ketahuan sedang bersembunyi dibalik lahan tanaman Jagung oleh seorang tentara Zhephys bertubuh gempal yang memiliki gigi kelinci.
Kami kemudian ditangkap. Tentu saja aku dan peter melawan, aku bahkan menggunakan sihirku dan membuat mereka terpental, namun tentu saja itu tak cukup untuk melawan mereka. Aku dan Peter diikat menggunakan tali bercahaya yang muncul dari sebuah benda bermoncong. Setelah itu kami digiring paksa ke dalam rumah.
"Sudah kubilang kan, rumah ini tidak kosong," ucap seorang tentara dengan perawakan kuris dan berambut tipis klimis.
"Kalian ini suami istri? Masih kecil sudah menikah, pantas saja negeri ini tidak berkembang." Tentara yang tadi memergoki kami meraba-raba wajahku dengan seenaknya. "Istrimu cantik juga," celetuknya kemudian.
"Lepaskan kami!" Peter terus berontak meskipun tentu saja sia-sia.
"Kalau kalian tadi tidak melawan, kalian tidak akan diikat!" omel si tentara kurus dengan suara cemprengnya.
"Sudah-sudah! Bawa mereka masuk!" titah seorang tentara lain yang tampak galak dan tegas dengan tubuh tegap dan tangan yang di letakan di belakang.
Kami di pegangi dan dipaksa untuk berjalan, serta sesekali di dorong dengan senjata moncong mereka.
Aku tetap bersikap tenang karena tampaknya tentara-tentara ini tidak berbahaya. Sedangkan Peter terus memberontak membuang-buang tenaga.
Si tentara berwajah galak kemudian membuka pintu, lalu kedua tentara lainnya membawa kami masuk dan menyuruh kami untuk duduk di lantai. Tak ada tanda-tanda aktivitas dari penghuni lain di rumah ini, sepertinya mereka bersembunyi.
"Geledah rumah ini!" ucap si Tentara galak dengan lantang.
"Baik!" Tentara bergigi kelinci dan tentara kurus memasang gestur siap kemudian berpencar untuk menyisir seluruh area rumah ini.
"Jangan melawan dan berontak! Atau ku tembak kalian berdua!" Tentara galak itu menodongkan senjata bermoncongnya pada kepala kami berdua bergantian. Ia kemudian beranjak ke sofa dan mendudukan tubuhnya di sana. Dalam kesempatan inilah aku berunding dengan Peter.
"Peter!" Panggilku dengan berbisik. Aku mencuri-curi pandang pada si tentara galak, takut jika saja dia mendengar kami.
Peter sibuk menggeliatkan tubuhnya berupaya untuk lepas dari jeratan tali. Jadi aku memanggilnya sekali lagi.
"Peter dengarkan aku! Jangan buang-buang tenaga, lagi pula mereka sepertinya tidak berbahaya," bisikku langsung pada intinya.
"Tidak berbahaya bagaimana? Meskipun tampang mereka tidak meyakinkan, mereka punya senjata bermoncong, kudengar senjata itu bisa membunuh hanya dalam sekejap!"
"Tidak, percayalah padaku. Kita buat kesepakatan dengan mereka, kalau tidak berhasil, kita melawan, lagi pula mereka kalah jumlah," ucapku lagi mengungkapkan ideku.
Peter tampak berpikir untuk beberapa saat. "Baiklah." Akhirnya Peter memutuskan.
"Berisik, bocah!" Tentara galak itu berteriak ke arah kami tanpa menoleh. Ku harap dia tak mendengar apapun selain suara bisik-bisik kami.
"Bos! Ada orang lain di sini!" teriak seorang Tentara yang sepertinya adalah tentara bertubuh kurus dari lantai atas, di susul dengan suara jeritan.
Dari penemuan itu beberapa orang lainnya juga ketahuan. Rumah ini seketika mirip rumah yang sedang dibantai, terdengar teriakan, barang-barang jatuh serta suara pukulan, orang-orang itu benar-benar melakukan hal yang sia-sia.
Orang-orang yang berhasil ditemukan kemudian dikumpulkan di ruang tengah bersama denganku dan Peter.
"Sepertinya tempat ini adalah peternakan, bos." Tentara bergigi kelinci membuat laporan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Witchnology
FantasyWITCHNOLOGY (SELESAI) [fantasy - adventure - teenfiction] Hidup dikelilingi sihir dan keajaiban bukanlah hal yang menakjubkan lagi bagi Hazel. Itu adalah sebuah penderitaan, karena kenyataannya dia tidak bisa menggunakan sihir di negeri yang hampir...