Zhephys tidak memiliki matahari buatan, tapi malam hari benar-benar terang, aku sampai tidak bisa tidur karena terlalu terang, dan aku tidak tahu cara mematikan lampu.
Sepertinya aku akan terjaga sepanjang malam, dan tidak ada hal yang bisa di lakukan selain berbaring dan menatap bola bercahaya yang tergantung di langit-langit bernama lampu itu. Lampu di Zhephys agak lain dengan yang ada di Nefaria, lampu di sini bercahaya tanpa menggunakan api sama sekali, sepertinya menyala karena listrik, aku pernah mendengar dan membaca beberapa kali tentang listrik.
Aku jadi teringat saat aku masih di Nefaria, aku selalu naik ke atap saat malam hari seperti maling. Aku tentu saja tak bisa melakukan itu di sini, lagi pula atapnya tinggi sekali.
Aku mengganti posisi berbaringku menghadap ke kiri, biasanya ke kanan tapi pinggang sebelah kananku terluka. Aku memainkan serat berbulu di permukaan sofa yang menjadi tempatku tidur.
Seharusnya saat ini aku berada di peternakan Jerome, mungkin aku akan sekamar dengan Nada di rumah khusus para pekerja pertanian, dan mungkin saat ini aku belum tidur dan tengah menatap bintang bersama Peter. Aku rindu Peter, Nada, teman-temanku, Ibu, bahkan Hansel.
Apakah ini karma karena menendang kepala Hansel? Atau jangan-jangan dialah yang mengutukku hingga seperti ini? Tapi kan dia sendiri yang minta dipukuli.
Aku menangis tanpa suara seperti biasa. Pikiranku mulai kemana-mana, tengah malam memang rentan sekali. Aku ingin segera tidur dan melupakan kesedihanku, tapi mataku terus terjaga meskipun aku sudah mencoba untuk tidur.
Tiba-tiba suara pintu terbuka, entah siapa yang keluar dari kamar. Aku segera menghapus air mataku dan bangkit, saat ku lirik siapa yag keluar kamar, ternyata itu Aldo.
"Oh, Hazel? Kau belum tidur?" sapanya mendekatiku.
"Kau juga? Kenapa?" Ku menggeser tubuhku ke tepi sofa dan menyingkap selimut yang menutupi bagian sofa yang kosong supaya Aldo bisa duduk di sana.
Dia mendudukan tubuhnya di sampingku. "Aku tidak bisa tidur."
"Aku juga," ucapku seraya menarik selimut berbulu menutupi setengah tubuhku hingga dada.
"Kenapa? Apa ada masalah? Kau merasa sakit lagi?" cecar Aldo menatapku dari kaki hingga kepala.
"Bukan. Aku sepertinya tidak terbiasa dengan Zhephys yang terang," kataku jujur. "Dan juga, di sini panas."
"Kau bisa mematikan lampunya, dan kalau soal panas, yah, disini memang panas." Aldo terkekeh.
"Itu dia masalahnya, aku tidak bisa melakukannya." Aku meringis kecil, merasa malu.
"Kalau begitu biar ku matikan." Aldo hendak beranjak sebelum aku menghentikan tangannya.
"Tidak perlu, kelihatannya kau mau melakukan sesuatu."
Aldo menggaruk tengkuk. "Tidak ada, sih. Siapa tahu kau mau tidur?"
"Tidak, aku sudah biasa terjaga seperti ini," akuku setengah berdusta. Meskipun aku sering terjaga, aku juga butuh tidur seperti saat ini. Tubuh dan mataku lelah, namun otakku tak bisa diajak kompromi. Siapa tahu berbicara dengan Aldo bisa membantu.
"Benarkah? Apa yang biasa kau lakukan saat terjaga?" tanya Aldo penuh minat. Aldo selalu tampak jujur dan tidak terlihat seperti sedang berbasa-basi, tapi entahlah, dia agak kaku, rasanya seperti sedang berkaca.
"Aku biasanya pergi ke atap untuk melihat bintang." Aku tersenyum tipis.
Aldo tertawa kecil. "Naik ke atap? Kau bisa melakukannya?"
"Ya, tentu saja. Itu mudah." Aku mengedikkan bahu.
"Kau mau melakukannya di sini? Tapi aku tidak yakin kita bisa melihat bintang." Aldo bangkit dan berjalan beberapa senti mendahuluiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Witchnology
FantasyWITCHNOLOGY (SELESAI) [fantasy - adventure - teenfiction] Hidup dikelilingi sihir dan keajaiban bukanlah hal yang menakjubkan lagi bagi Hazel. Itu adalah sebuah penderitaan, karena kenyataannya dia tidak bisa menggunakan sihir di negeri yang hampir...