Setelah seminggu ini aku tidur dengan tidak nyaman dan hanya beralaskan benda alakadar, akhirnya aku benar-benar bisa tidur nyenyak sampai pagi.
Aku dan Mindy tidur sekamar bersama Nada. Semalam, aku dan Mindy sempat berdebat berebut siapa yang tidur di ranjang bersama Nada karena ranjang hanya bisa diisi oleh dua orang, dan akhirnya kami memutuskannya melalui suit. Akhirnya aku kalah karena Mindy memberikan gunting sedangkan aku memberikan kertas, jadilah aku tidur di sofa yang masih terletak di dalam kamar Nada. Yah, yang penting tidur.
Aku bangun dalam keadaan kamar Nada yang sudah terang benderang karena Matahari menerobos masuk dari kaca jendela, sepertinya aku kesiangan. Lalu kudapati Mindy juga masih tidur terlentang di atas ranjang berkelambu sambil mendengkur kecil seperti anak kucing. Kasihan sekali, pasti dia dan Aldo sangat lelah.
Aku keluar kamar dan mendapati beberapa orang termasuk Nada dan Aldo tengah duduk mengitari meja makan, tampaknya Aldo sudah lumayan akrab dengan penghuni di sini.
"Selamat pagi, eh siang? Jam berapa ini?" cecarku seraya menuruni anak tangga.
Nada terkekeh. "Jam sembilan."
"Jadi." Aku mengalihkan pandangan pada Aldo. "Bagaimana dengan Nefaria, Aldo?" tanyaku.
Aldo yang tampaknya sudah bangun dari tadi, mengedikkan bahunya. "Yah, lumayan, bebas polusi, semuanya nampak konvesional."
"Kau harus melihat pemandangan Nefaria saat pagi hari, Aldo," kataku yang kemudian duduk di salah satu kursi diantara mereka berdua.
"Sudah, aku diajak Peter dan cewek ini." Aldo menunjuk Nada, membuat gadis itu merotasikan bola matanya malas. Sepertinya ada yang kulewatkan, dan sepertinya Nada tidak cocok dengan Aldo, padahal kukira Nada akan senang karena bertemu dengan cowok Zhephys yang tampangnya lumayan itu.
"Dia judes, ya?" Aldo berbisik padaku.
Aku hanya mengangkat bahu dan tanganku sebagai respon.
"Omong-omong, semalam bulan bersinar samgat terang," ucap Nada dengan tatapan dan cengiran yang agak janggal.
Aku mengangkat alis, menunggu yang sekiranya akan Nada katakan.
"Kami semua bisa melihat siluetmu dan pet-"
"Apa, sih?!" Aku menggebrak meja dengan pelan sebelum Nada menyelesaikan kalimatnya, lalu melenggang begitu saja ke kamar mandi.
Pipiku terasa panas hingga ke telinga dan leher. Sebenarnya aku ini kenapa? Memangnya kenapa kalau kelihatan? Tak ada yang salah dengan berpelukan.
Sepertinya aku eror.
Aku keluar dari kamar mandi setelah beberapa lama kemudian dengan tubuh yang sudah bersih dan wangi. Namun, begitu aku keluar aku disambut dengan sebuah kepanikan.
"Benda terbang itu datang lagi!" seru Ginger yang melintas begitu saja di hadapanku, hampir saja kami bertabrakan.
"Ada apa ini?" tanyaku kemudian.
Bebeberapa orang berkumpul dan berdesakkan di ruang tengah dengan wajah panik. Tubuh mereka berkeringat dan tangan mereka masih tampak kotor. Sepertinya mereka tadi sedang dalam keadaan bekerja.
"Ada benda terbang milik Zhephys yang melintas lagi," ucap seseorang dengan nafas tersenggal, menjawab pertanyaanku barusan.
"Benda terbang?" Aldo mengernyitkan dahinya. "Pesawat?"
"Kami tidak tahu." Kami semua menggeleng.
"Ya, kurasa pesawat, memangnya ada apa dengan pesawat?"
"Benda itu seringkali menyebarkan peledak," ucap seseorang lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Witchnology
FantasyWITCHNOLOGY (SELESAI) [fantasy - adventure - teenfiction] Hidup dikelilingi sihir dan keajaiban bukanlah hal yang menakjubkan lagi bagi Hazel. Itu adalah sebuah penderitaan, karena kenyataannya dia tidak bisa menggunakan sihir di negeri yang hampir...