#Four

7.3K 430 82
                                    

Di kediaman kiyai Hafidz. Setelah selesai makan malam Zahro membereskan piring kotor lalu mencucinya. Sedangkan kiyai Hafidz mengajak ponakannya untuk berbincang. Ponakannya memang tinggal bersamanya setelah kedua orang tuanya meninggal, karena kecelakaan.

"Azzam" Panggil kiyai.

"Iya 'amm" Jawab sang pemilik nama.

"Ilmu agama kamu sudah cukup untuk bisa mendidik istri kamu kelak, usia kamu juga sudah matang untuk menikah, apa kamu sudah siap untuk membina rumah tangga?" Tanya kiyai dengan suara lembut.

"In shaa Allah Azzam siap 'amm".

"Calon menantu 'amm punya seorang kakak perempuan. Apa kamu bersedia 'amm jodohkan dengan dia? Dia memang jauh dari agama tapi 'amm yakin kamu bisa mendidik dia".

"Kalau menurut 'amm itu baik untuk Azzam. In shaa Allah Azzam bersedia 'amm".

"Namanya Aeisha Adelheide gusnadi. Kalau kamu mau secepatnya 'amm akan lamarkan Aeisha untuk kamu. Keluarga pak Gusnadi juga sudah setuju menikahkan kamu dengan Aeisha".

" 'Amm" Seru Azmi yang mendengarkan perbincangan pamannya dengan kakaknya, Azmi menatap sendu pamannya. Lalu menghampiri paman dan kakaknya.

"Kenapa harus sama Mas Azzam? Kenapa gak sama Azmi aja?"

"Kamu itu masih kecil, kuliah dulu yang benar jangan berfikir tentang nikah". Jawab Zahro dari arah dapur mulai bergabung.

"Azmi udah dewasa 'ammah, Azmi udah 23 tahun. Temen-temen Azmi juga nikah umur 20 tahun". Protes Azmi.

"Tapi 'amm,, 'amm tau gak? Azmi pernah ketemu sama Aeisha. Azmi rasa Azmi love at fisrt sight sama dia".

" Azmi" Tegur kiyai. Beginilah pergaulan anak sekarang, meskipun Azmi terlahir dari keluarga agamis tapi kelakuannya dapat terpengaruh juga dari pergaulannya bersama orang luar pesantren. Sikap bar-bar nya terpengaruhi oleh teman-teman kampusnya.

"Dia itu sudah tiga puluh tiga tahun, tidak cocok sama kamu".

"Tapi kan cinta gak memandang usia 'amm".

"Tapi apa Aeisha mau sama anak kecil seperti kamu?".

"Azzam rasa ada baiknya 'amm melamar Aeisha besok, dan pernikahan Azzam sama Aeisha bisa dilangsungkan sebelum pernikahan Damian dan Balqist". Usul Azzam.

"Mass" Rengek Azmi yang tak dianggap ada orang orang disana.

"Kamu yakin Azzam?" Tanya Zahro.

"In shaa Allah Azzam yakin 'ammah".

"Kamu benar, niat baik tidak boleh di tunda-tunda. Kalau begitu besok kita ke rumah pak Gusnadi untuk melamar Aeisha".

_____

Hari ini pekerjaan Icha tidak terlalu menumpuk, jadi ia putuskan untuk pulang lebih awal, sebelum pulang ke rumah ia mampir sebentar ke mall, mencari dress baru untuk malam ini ia pergi ke club. Teman-teman kantornya mengajaknya kesana.

Icha bukan mau melakukan hal senonoh seperti minum dan seks bebas. Meskipun minim agama tapi ia tau hal seperti itu merupakan dosa besar. Icha cuma mau ikut merayakan hari ulang tahun teman dekatnya di kantor, Fanny. Sekalian mengalihkan dunia pekerjaannya sebentar, lagipula club itu milik orang tuanya Fanny.

Sebenarnya dress di lemarinya sudah banyak, tapi ia merasa bosan dengan dress itu. Ia ingin dress yang baru.

Saat sedang asik memilah baju, seseorang dari belakang menyapanya, dengan sapaan yang tidak biasa dilontarkan untuknya.

"Assalamu'alaikum"

Icha menoleh terlebih dahulu sebelum menjawab "Waalaikumsalam"

Icha sedikit memperhatikan pria itu karena penasaran. Tapi Icha sama sekali tidak mengenalinya bahkan baru pertama kali melihat pria itu.

Cinta Untuk Aeisha (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang