Hy readers, gimana nih pesan dan kesan kalian di cerita Azzam dan Icha?
Oh ya, aku punya ide cerita baru, awalnya sempet bingung mau aku jadiin cerita baru atau sequel CUA.
Tapi aku putusin buat bikin sequelnya. Yang penasaran boleh yuk kepoin kisah cintanya Abidzar Ghazali Zulfikar.
*
*
*
*Spoiler sequel
Om Abidzar" Panggil Bilqist menghentikan langkah Abidzar.
Merasa namanya dipanggil Abidzar menoleh sekilas dan langsung berbalik lagi. Sambil mengucap istighfar berkali-kali.
Bilqist berjalan menghampiri Abidzar mengikis jarak antara mereka, tapi Abidzar segera menyuruh Bilqist untuk berhenti.
"Stop" Ucap Abidzar sedikit membentak.
"Om kenapa sih? Setiap kali ketemu Bilqist selalu istighfar Bilqist kan bukan syetan" Ucap Bilqist sedih yang langsung mendapat toyoran dari seseorang di belakangnya.
"LO SYETAN BERWUJUD MANUSIA ANJIR" Pekik Shia. Ia menatap ke sekelilingnya, sekarang ia juga menjadi pusat perhatian.
"Loh kak Shia ngapain ngikutin gw?" Tanya Bilqist bingung.
Wanita yang masih memakai setelan sweater biru itu menatap adiknya kesal.
"Gw cuma khawatir lo berbuat hal yang memalukan. Dan bener kan lo disini bikin malu tau gak? Semua orang liatin lo"
Bilqist mengedarkan pandangannya, dan ia baru menyadari bahwa sejak tadi semua sorotan mata tertuju padanya.
"Itu karena lo gak pake kerudung kak" Kilah Shia tidak mau disalahkan.
Shia memutar bola matanya ke atas, ah iya ia tidak memakai kerudung, Shia langsung menutupi rambutnya dengan ciput sweater. Pandangannya lalu turun ke bawah melihat perut adiknya yang terbuka, kemudian memutar bola matanya jengah.
"Perut lo kemana mana setan" Umpat Shia dengan nada tertahan takut terdengar semua orang disana.
Bilqist lalu menatap perutnya dan beroh ria tanpa merasa bersalah. Ia kemudian mensletingkan jaketnya untuk menutupi perutnya.
"Om Abidzar Bilqist,,,, ".
Ucapan Bilqist terhenti karena Shia tiba-tiba menyeretnya dari sana. Bilqist menghentakkan tanganya hingga cengkraman Shia terlepas.
"Lo apa-apaan sih kak main seret seret aja" Protes Bilqist, memegang pergelangan tangannya yang sedikit memerah.
"Semuanya bubar dari sini" Interupsi seorang wanita bercadar, membubarkan santriwan dan santriwati yang mematung menonton adegan yang terjadi di sana.
Semua santriwan dan santriwati membubarkan diri dan pergi ke kobong masing-masing.
"Dan kalian berdua sebaiknya kalian pergi dari sini" Wanita bercadar itu menghampiri Bilqist dan Shia dan meminta mereka untuk pergi dari wilayah pesantren.
"Tante Icha bukan sih?" Tanya Bilqist tiba-tiba.
Wanita bercadar itu mengangguk. Bilqist pun segera meraih tangan Icha lalu mencium tangannya.
"Kenalin Umi saya Bilqist, calon mantu Umi" Ucap Bilqist memperkenalkan diri.
Tak
Shia menyentil pelipis Bilqist keras membuat si empu meringis kesakitan. "Sakit anjing" Umpat Bilqist spontan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Untuk Aeisha (Terbit)
Romance"Gimana para saksi? sah?" Tutur Sang penghulu yang langsung dijawab serentak oleh semua orang yang hadir di acara sebuah pernikahan. "SAH" Dilanjut dengan membaca doa seusai ijab yang dipimpin oleh penghulu. "Harusnya aku yang disana, dampingimu d...