Bayu meneguk salivanya kasar. Jantungnya berdegup sangat cepat. Pria itu memejamkan mata, tangannya bergerak mengusap dada sambil berkali-kali mengucap istighfar.
Sedangkan Icha menurunkan tangannya. Ia memegang denyut nadi di leher dan tangannya. Nadinya masih berdenyut, artinya ia tidak jadi mati.
"Kamu masih hidup Cha" Ucap Bayu dengan suara sedikit bergetar, kejadian tadi membuatnya sangat shok, untung saja motor itu berhasil menghindar meski harus mengalami luka ringan. Bayu pula berhasil menginjak rem sebelum masuk jurang.
Icha menghela nafas lega, meski tadi ia menginginkan kematian, tapi ucapannya tidak serius. Ia tentu masih ingin hidup, masih banyak mimpi yang harus ia kejar, salah satunya balikan dengan Fheril, meskipun itu sudah menjadi hal yang tidak mungkin.
Icha juga belum menabung amalan baik untuk membawanya ke syurga, ia juga masih gengsi meminta maaf pada ibunya. Jadi dia tidak boleh mati dulu.
Icha dan Bayu sama-sama menoleh saat seseorang mengetuk kaca mobil dengan tidak santainya. Memangnya siapa yang tidak akan emosi, ketika ada mobil ugal-ugalan dijalan hingga menyebabkan kecelakaan.
Bayu membuka pintu mobil hendak keluar, untuk meminta maaf. Dan ternyata pemotor yang berpapasan dengan Bayu dan Icha adalah Rian dan Damian. Jadi musibah ini tidak di perpanjang. Damian dan Rian juga merasa lega karena Icha sudah di temukan.
Saat mereka berbincang, sebuah motor berhenti di belakang mobil. Seorang pria paruh baya yang membawa motor itu menghampiri Bayu.
"Ini ada apa pak? Kok itu ada motor tergeletak, mobil bapak juga parkir di tepi jurang" Tanya pria paruh baya itu. Mang Ali, supir Bayu yang tertinggal jauh.
Damian sempat menoleh pada motor yang dibawa mang Ali. Saat tersadar ia menoleh lagi, apalagi tatapannya tertuju pada bagian bodi motor yang lecet.
Damian segera memastikan bahwa motor mewah itu benar miliknya. Matanya terbelalak, itu memang motornya, dan bagian lecetnya lebih panjang dari yang tadi ia lihat sekilas.
"Kak lo apain motor kesayangan gw" Histeris Damian.
"Mian udah, jangan dulu mikirin motor. Bentar lagi akad mau mulai" Lerai Rian.
"Tapi yan,, ini buat benerin nya perlu berjuta juta" Protes Damian.
"Gaji Icha itu sebulan 20 juta, tinggal minta, jangan kayak orang susah" Timpal Rian lalu mengambil motornya yang tergeletak.
Mang Ali mengambil alih lagi kemudi mobil, karena motor mewah itu kini di bawa pemiliknya. Merekapun bergegas pergi dengan Rian dan Damian mengawal dari belakang.
_____
"Saya Terima nikah dan kawinnya, Aeisha Adelheide Gusnadi binti Argus Gusnadi dengan mas kawin berupa 100 gram emas logam mulia, suroh Ar-Rahman dan seperangkat alat sholat di bayar Tunai" Lantang Azzam menyuarakan akadnya tanpa ada kalimat yang salah.
Selesai akad dan membaca doa yang dipimpin penghulu, kedua mempelai berdiri di atas pelaminan. Menyambut para tamu yang ingin memberi ucapan selamat, atau berfoto untuk mengabadikan momen sekali seumur hidup ini.
Mempelai pria terlebih dahulu turun untuk berganti jas, tak lama kemudian giliran Icha turun bersama tukang rias untuk berganti gaun, di buntuti Rian dari belakang, yang ingin menanyakan suatu hal.
Rian memasuki kamar Icha setelah Icha selesai berganti gaun, dan dirias ulang.
"Cha, dari tadi kok gw gak liat temen-temen kita sih?" Tanya Rian tanpa to the point.
Icha tidak langsung menjawab, ia membiarkan dulu tukang rias nya membereskan semua peralatan make up dan pergi meninggalkan mereka berdua.
Icha menatap Rian serius "gw sengaja gak ngundang temen sekolah kita atau temen kuliah gw. Gw gak mau mereka tau pernikahan gw".
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Untuk Aeisha (Terbit)
Romance"Gimana para saksi? sah?" Tutur Sang penghulu yang langsung dijawab serentak oleh semua orang yang hadir di acara sebuah pernikahan. "SAH" Dilanjut dengan membaca doa seusai ijab yang dipimpin oleh penghulu. "Harusnya aku yang disana, dampingimu d...