Icha kembali ke rumah, dengan keadaan yang kacau dan menangis. Hal yang pertama ia lihat adalah suaminya sedang duduk di sofa dengan tatapan kosong.
Icha langsung berlari menghampiri Azzam, meraih tangan besar suaminya tapi seketika langsung di tepis.
"Kemana saja kamu? Kenapa kamu berpakaian seperti ini?" Tanya Azzam datar.
"Azzam aku diculik" Adu Icha sambil terisak.
"Diculik?" Tanya Azzam.
"Lalu bagaimana kamu menjelaskan ini" Azzam memutar video Fheril yang tengah mencumbu Icha.
Icha bingung, siapa yang sudah merekam video itu? Apalagi Icha tampak membiarkan Fheril mencumbunya.
"Kamu gak melawan saat pria yang bukan siapa-siapa kamu menyentuh kamu dengan bebas".
" Azzam aku dibius. Aku mohon kamu percaya sama aku"
Azzam menghela nafas berat lalu berdiri "aku butuh waktu sendiri" Ucap Azzam lalu pergi, tanpa menghiraukan Icha yang terus memanggilnya.
"Azzam aku mohon dengerin penjelasan aku dulu Azzam,,Azzam"
Icha mengusap air matanya yang tidak berhenti mengalir dengan kasar. Saat ini Ia lebih baik membersihkan tubuhnya dan mengganti pakaiannya dengan yang lebih pantas dan memberikan waktu untuk Azzam sendiri.
_____Icha memasuki kamar, menghampiri Azzam yang tengah berbaring, tapi begitu Icha duduk, Azzam berdiri hendak keluar. Icha menahan tangan Azzam, mencegahnya pergi.
"Aku harus jelasin kayak gimana lagi supaya kamu percaya sama aku?" Lirih Icha, matanya sudah berkaca-kaca menampung air yang mendesak keluar.
"Gaada yang perlu di jelasin, semua sudah jelas Aeisha, kamu pergi ke club, nemuin mantan kamu dengan pakaian yang tidak pantas"
"Aku diculik Azzam, aku,,,, "
"Kamu membiarkan pria lain mencumbu kamu, dan kamu sama sekali tidak melawan. Tidak ada juga saksi dan bukti yang menunjukkan kamu diculik" Bentak Azzam menyela ucapan Icha.
Tubuh Icha terkulai lemas saat Azzam berbicara dengan nada tinggi. Dadanya sesak, sakit sekali, bahkan Ayahnya sekalipun tidak pernah membentaknya.
"Maafin aku Azzam. Aku minta maaf" Lirih Icha. Airmata yang ia tahan sedemikian rupa untuk telah turun akhirnya mengalir juga. Icha terus terisak.
Sampai Pintu rumah dibuka secara paksa, entah sejak kapan Sari dan Argus sampai ke rumahnya. Argus berlari kecil menghampiri Icha, membantu Icha untuk berdiri.
"Apa yang membuat kamu membentak putri ayah Azzam?" Tanya Argus dengan nada kecewa.
Azzam diam, mematung tidak menjawab pertanyaan ayah mertuanya.
"Pasti kamu buat ulah lagi Icha. Azzam pria baik-baik, dia juga penyabar. Dulu juga saat kamu buat kesalahan, Azzam tidak pernah semarah ini. Apa sebenarnya yang sudah kamu perbuat Adelheide" Tuduh Sari.
"Ibu" Bentak Argus menyela. "Tidak seharusnya kita menuduh tanpa memberikan Icha untuk menjelaskan semuanya. Lagipula Icha sudah meminta maaf"
"Ayah gak tau sikap Icha kayak gimana,,, ".
"Ayah tau. Ayah yang paling tau Icha. dari kecil Ayah yang paling dekat dengan Icha. Dari dulu Ayah orang pertama tempat Icha berbagi cerita. ibu lebih sibuk mendengarkan cerita Fara dan Damian hanya karena diantaranya semuanya Icha yang paling tidak bisa akur baik dengan Fara maupun dengan Damian" Ucap Argus menyanggah perkataan istrinya.
"Anak laki-laki adalah milik ibunya. Dan anak perempuan milik ayahnya, jadi yang lebih berhak atas Icha adalah Ayah. Dan kamu Azzam, seperti yang pernah ayah bilang sama kamu, kalau ayah tau kamu buat putri ayah menangis, ayah sendiri yang akan langsung membawanya pulang. Dan sekarang Ayah akan membawa Icha pulang".
Argus menuntun Icha keluar. Namun Icha tidak bergerak sama sekali.
" Tapi Ayah. Azzam suami Icha. Seorang istri harus selalu bersama suaminya"
"Ayah tau tapi kalian perlu waktu untuk saling menenangkan diri. Biarkan dulu emosi kalian mereda, setelah itu kalian bisa menyelesaikan masalah kalian. Masalah akan tambah rumit jika diselesaikan dengan keadaan emosi" Ucap Argus meyakinkan putrinya.
Icha mengangguk. Ia mengikuti usul Ayahnya untuk memberi waktu luang dengan suaminya.
"Aku pamit Azzam. Jaga diri kamu baik-baik"
"Assalamu'alaikum" Salam Icha dan kedua orang tuanya.
"Waalaikumsalam" Jawab Azzam.
_____
Icha kini berada di rumah orang tuanya. Ia menjelaskan semuanya yang terjadi hingga menyebabkan ia dan suaminya bertengkar.
"Ya itu salah kamu sendiri yang tidak melawan" Kata Sari menyalahkan Icha selesai mendengar cerita Icha.
"Bu, Icha bilang dia dibius. Bagaimana Icha bisa melawan" Sarkas Argus membela putrinya.
"Lagian kamu sih, pake acara gak mau di anter segala. Kamu juga kan disana gak sadar, gimana kalau beneran Fheril berbuat macam-macam sama kamu, mau di taruh dimana muka ibu kalau sampai kamu hamil anak laki-laki lain?".
"Sari jaga ucapan kamu. Icha itu anak kita, aku gak habis fikir bisa-bisanya kamu suudzon sama anak sendiri. Dimana hati nurani kamu sebagai ibu?"
"CUKUP" bentak Icha melerai kedua orang tuanya. Ia sudah pusing dengan masalah yang menimpanya sekarang kedua orang tuanya bertengkar karena dirinya. Icha menjambak rambutnya yang tertutup hijab frustasi. Kepalanya seperti ingin pecah.
"Kalau ibu cuma mau nyalahin aku tanpa mau ngasih solusi. Icha mending pergi dari sini" Ucap Icha. Ia berjalan hendak keluar namun ditahan oleh Argus.
"Kamu mau kemana Cha?"
"Aku seharusnya gak disini Ayah. Icha cuma akan bikin ayah sama ibu berantem".
Argus menarik tubuh Icha dan memeluknya, ia mengelus kepala putrinya dengan penuh sayang. " Jangan pergi nak. Hati kamu sedang hancur. Kamu sedang membutuhkan ayah, ingat sebesar apapun masalah kamu, bicara sama ayah. Karena selamanya ayah akan jadi sandaran kamu, sampai Kapanpun kamu tetap menjadi putri kecil ayah".
Icha balas memeluk tubuh Argus erar "maksih, ayah sudah menjadi ayah yang hebat buat aku. Aku sayang sama ayah. Maaf aku belum bisa jadi anak yang baik buat ayah sama ibu"
"Ayah lebih menyayangimu. Sudah jangan terlalu menyalahkan diri sendiri. Anggap ini ujian rumah tangga kamu. Karena Allah akan memberikan masalah bersama jalan keluarnya"
______
Azzam sedang duduk di pinggir kasur, sambil menatap foto pernikahan dengan Icha yang di pajang diatas nakas. Rumah terasa sepi tanpa kehadiran Istrinya.
Hatinya sakit saat icha dibawa pulang oleh orang tuanya, tapi hatinya tak kalah sakit saat melihat video yang menunjukkan Icha sedang dicumbu oleh pria lain tanpa melakukan perlawanan.
Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa Icha tega melakukan hal sehina itu? Apa memang benar Icha diculik? Melihat kondisi Icha sangat berantakan saat pulang ke rumah.
Apa benar apa kata ayah mertuanya, tidak seharusnya ia menuduh tanpa memberi Icha kesempatan untuk menjelaskan semuanya.
Jika memang semua adalah kesalahpahaman, dan Icha benar diculik Azzam akan lebih merasakan sakit karena telah menyakiti dan tidak mempercayai istrinya sendiri.
Tak terasa, pipi Azzam sudah dialiri air mata. Azzam segera menghapus air matanya, ia lalu beranjak ke kamar mandi untuk mengambil wudhu, dilanjut dengan dzikir dan berdoa agar Allah memberikan ia petunjuk atas apa yang terjadi pada istrinya, juga berdoa untuk ketenangan hatinya.
______
Bersambung,,,,,
Gimana nih? Ada yang masih stay?
Sampai ketemu di chapter berikutnya sobat-sobat. Babayyy ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Untuk Aeisha (Terbit)
Romance"Gimana para saksi? sah?" Tutur Sang penghulu yang langsung dijawab serentak oleh semua orang yang hadir di acara sebuah pernikahan. "SAH" Dilanjut dengan membaca doa seusai ijab yang dipimpin oleh penghulu. "Harusnya aku yang disana, dampingimu d...