#Fourteen

4.1K 260 55
                                    

Seorang wanita tengah duduk selonjoran dikursi kebanggaan nya, saat ini pekerjaannya tidak terlalu sibuk jadi ia masih bisa bersantai.

"Are you okay Cha? Lo keliatannya kayak banyak masalah" Tanya wanita lain di kursi samping.

"Fine, yes I'm fine. I just, you know, gw cuma banyak fikiran aja" Jawab Icha seadanya.

"Mikirin suami lo? Atau mantan lo?" Tenan Fiena teman sekantor Icha.

Fiena satu-satunya teman kerja Icha yang paling akrab dengannya, juga satu-satunya orang yang tahu tentang pernikahannya. Karena ia sering mendesak Icha untuk bercerita mengapa dulu ia sering mengambil cuti kerja.

"I don't know Fi. I don't know what i feel. Aku masih cinta banget sama Fheril, tapi akhir-akhir ini gw suka kepikiran Azzam" Ujar Icha lirih.

"Lo mulai luluh sama suami lo?"

"It's impossible. I never love him" Kilah Icha.

"You know? Nothing's impossible. Lo sama dia udah mau satu tahun tinggal sama dia dengan segala perhatian dan kelembutan yang dia kasih ke lo. Emang hati lo sekeras apa sih sampe lo masih belum luluh? Come on, pilihan orang tua itu gak mungkin salah, gaada orang tua yang mau menjerumuskan anaknya. Dan gw yakin Azzam lebih baik dari mantan lo"

"Lo tau kan gw sama Fheril itu udah 7 tahun pacaran. Gak mungkin semudah itu gw luluh sama orang, cinta gw masih seutuhnya buat Fheril".

"Jangan munafik Cha. Gw yakin lo mulai ada perasaan buat suami lo, lo cuma belum sadar aja"

"Gini deh, buat ngilangin stres lo, gimana kalo malam ini kita ke club? Bisanya stress lo ilang kalo udah kesana" Usul Fiena.

"Gak deh gw lagi gak mood"

"Huh bilang aja takut di marahin suami".

______

Pekerjaannya telah usai, Icha segera merapikan meja kerjanya dan bersiap untuk pulang. Selesai bersiap Icha menatap layar ponselnya yang tiba-tiba berdering.

Panggilan masuk dari Fheril. Icha menekan tombol berwarna hijau untuk mengangkat sambungan telepon dari Fheril.

"Ya Ril,,, "

"Aku udah di depan kantor kamu, aku tunggu ya".

Icha tidak langsung menjawab, ia bingung harus menjawab apa, seketika ia teringat Azzam suaminya.

" Cha kamu masih disana kan".

"Eh,,, iya iya Ril, maaf aku lagi beres beres. Bentar lagi selesai kok".

" Okay, i'm waiting for you ".

Sambungan telpon terputus. Kenapa Icha jadi ragu untuk menemui Fheril? Biasanya ini adalah hal yang selalu ia tunggu.

Fiena yang baru saja selesai beberes menepuk pundak Icha pelan.

"Gw emang gak terlalu faham sama masalah lo, tapi Kalo boleh gw kasih saran, mending lo jujur sama mantan lo. Sesuatu yang di awali kebohongan, pasti akan terus berbohong untuk menutupi kebohongan yang lain. Dan takutnya salah satu dari kalian bertiga akan ada yang kecewa nantinya". Ucap Fiena memberikan usul "I'm go, lo fikirin lagi yang barusan gw omongin" Pamit Fiena lantas bergegas pergi meninggalkan Icha disana.

Icha ikut bergegas, menemui Fheril yang sudah menunggunya di depan.

"Maaf ya lama" Ucap Icha merasa tidak enak, Fheril hanya mengangguk sambil tersenyum.

"Kamu sengaja nemuin aku?" Tanya Icha.

"Iya, mau ngajak kamu makan malam, sekalian aku mau ngomong hal penting" Jawab Fheril.

Cinta Untuk Aeisha (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang