#Twenty Four

4.3K 202 0
                                    

Icha dan Azzam tengah menonton siaran TV yang menayangkan acara dakwah. Icha duduk dengan posisi menyenderkan kepalanya dan memeluk tangan kanan Azzam.

"Azzam,,," Panggil Icha.

"Iya sayang"

"Hubungan kamu sama Sarah dulu gimana?" Tanya Icha tiba-tiba. Awalnya ia tidak ingin menanyakan hal itu, tapi penjelasan di TV tentang perihal jodoh membuat Icha kepikiran apa yang diucapkan Sarah dua minggu lalu.

"Kok nanya gitu?" Tanya Azzam heran.

"Dua minggu lalu aku waktu kamu jemput aku di rumah orang tua aku, saat singgah di restoran aku ketemu sama Sarah" Icha mulai bercerita.

"Kok kamu gak bilang?".

"Awalnya aku gak peduli, tapi sekarang aku kepikiran"

"Tentang apa?"

"Katanya dari kecil kalian deket. 'amm sama 'mamah pernah ngusulin kalian buat nikah pas dia lulus SMA"

"Iya waktu kecil kita deket karena orang tua kita deket. Kita memang pernah disarankan buat nikah, tapi baik aku atau dia, tidak ada yang menanggapi hal itu. Kita deket tapi kita tidak saling mencintai".

"Dia mencintai kamu Azzam. Cuma dulu dia tidak ingin menikah muda, dia ingin melanjutkan kuliahnya dulu. Dan sekarangpun Sarah masih mencintai kamu Azzam"

"Tapi aku cintanya sama kamu".

" Dia bilang mau rebut kamu dari aku. Karena harusnya yang jadi istrinya kamu dia, bukan aku"

Azzam menangkup wajah Icha agar wanita itu menatapnya. "Denger. Gaada seorangpun yang akan merebut aku dari kamu, aku cuma milik kamu. Dan yang seharusnya jadi istri aku ya kamu, karena Allah yang sudah mempersatukan kita"

"Aku takut kehilangan kamu Azzam" Ucap Icha lemah.

"Kamu gak akan kehilangan aku. Karena aku akan selalu memilih kamu"

Icha memalingkan wajahnya dan kembali bersandar dipundak Azzam. Sebenarnya Icha ingin bilang kalau Sarah memiliki foto Icha waktu di culik ke club. Paman dan bibi Azzam sudah mengetahui Foto itu. Tapi Icha tidak mau membuat Azzam kepikiran.
Icha meremas tangannya sendiri. Ia takut. Takut jika Azzam benar-benar akan direbut oleh Sarah. Meski Sarah tidak merebutnya dengan tangan sendiri, Icha takut jika paman dan bibi Azzam yang akan memisahkan Icha sama Azzam.

Trang,,, Trang,,, Trang,,,,

Rujak,, rujak.

"Aeisha" Panggil Azzam. Icha mendongak.

"Kita beli rujak yu, gatau kenapa sekarang-sekarang aku pengan banget makan buah asem. Padahal aku gak suka asem".

_______

Icha sedang memasukkan semua barang-barangnya ke dalam koper, rencananya malam ini mereka akan pindah ke rumah Azzam. Dan untuk rumahnya, akan ia jual.
Orang tuanya juga paman dan bibi Azzam sudah di jalan untuk membantu perpindahan Icha.

"Azzam,,,, " Panggil Icha. Suaminya itu sejak tadi di dalam kamar belum keluar.

Pintu kamar terbuka, Azzam keluar dengan pakaian yang sudah rapi. "Sayang aku ada urusan sebentar ada janji sama rekan bisnis. Aku tinggal dulu ya, cuma sebentar kok gak akan lama"

Cinta Untuk Aeisha (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang