2. Mom In The Dark

1.2K 258 143
                                    

Flashback

Eunha menatap kearah cermin dengan wajah datar, malam ini ia dan JK berencana untuk fitting baju pengantin. Diatas meja riasnya terdapat paspor, tiket pesawat, dan kartu ATM yang diberikan oleh si peran antagonis. Besok ia sudah harus meninggalkan Korea. Perempuan itu telah berdandan secantik mungkin untuk JK, dan ini yang terakhir kalinya ia berdandan untuk lelaki itu. Tangannya mencengkram kuat ujung dress yang ia kenakan.

Awalnya Eunha ingin pergi begitu saja tanpa bertemu JK lebih dulu. Namun perempuan itu berfikir jika ia harus membuat JK membencinya, sehingga lelaki itu tidak akan terluka jika ditinggalkan secara tiba-tiba. Tangan Eunha beralih untuk menggapai ponselnya. Ia ketikan keyword 'Cara memutuskan hubungan dengan kejam' di laman Naver. Eunha menghembuskan nafas panjang sebelum menatap pantulan dirinya didepan cermin.

"Aku ingin mengakhiri hubungan kita. Selama ini aku tidak pernah serius padamu, aku bukan perempuan baik seperti yang kau kira selama ini". Ujarnya dengan suara lirih. Ia melatih ekspresinya beberapa kali agar terlihat jahat di depan JK nanti. Eunha sadari hal ini yang terbaik agar tidak menyakiti orang-orang disekitarnya. Lama melatih dan menghafal kalimat yang ia cari tadi di Naver, Eunha terisak pada akhirnya. Bagaimana bisa Eunha menyakiti JK yang begitu baik dan banyak berkorban untuknya? Eunha pasti akan merasa bersalah seumur hidup karena telah melukai perasaan lelaki itu. Namun apa daya, Eunha tak punya kuasa untuk melawan orang dengan posisi paling tinggi di agensinya.

"Ottokhae, kenapa aku tidak bisa berkata lebih kejam lagi? Wae?". Perempuan itu memukul-mukul dadanya yang terasa sesak, seperti dihujani bebatuan. Lalu tangannya turun untuk mengelus perut ratanya. Janin di dalam perutnya akan lahir tanpa pernah melihat sosok ayah. Sanggupkah Eunha memikul beban ini sendirian? Jujur saja Eunha takut dengan adanya janin di dalam perutnya. Ia ketakutan, sebab sebagian orang berkata jika melahirkan itu sangat sakit.

"Kau tidak berdosa, kau itu suci. Aku takut akan menyakitimu kelak. Aku tidak yakin bisa menjadi orangtua tunggal, aku takut... Takut sekali...". Isak Eunha sangat pilu hingga riasan diwajahnya luntur terkena air mata.

Malam yang dijanjikan telah tiba, seperti biasa JK akan menjemput Eunha dan mereka pergi naik mobil. Suasana di dalam mobil hening, tidak seperti biasanya. JK menyadari ada yang aneh dengan Eunha, namun lelaki itu tidak berfikir macam-macam. Mungkin karena hormon ibu hamil, itu yang JK tahu dari ibunya. Kata nyonya Jeon, ia harus maklum jika Eunha sering berubah suasana hatinya semua itu karena efek hamil.

Ketika mereka tiba di depan toko gaun pengantin pun Eunha masih membisu, hati perempuan itu risau tidak menentu. Harusnya ia katakan niatnya untuk putus saat di dalam mobil tadi, namun tidak tahu kenapa mulutnya seperti terkunci.

"Kajja...". Eunha menepis tangan JK yang hendak menggenggam jemarinya. Ia tatap mata JK dengan sorot tajam seperti yang telah ia latih sebelum mereka bertemu.

"Wae?".

"Aku mau mengakhiri hubungan kita, aku tidak pernah serius padamu". Kata Eunha pada akhirnya. Sukses, latihannya tadi sepertinya tidak sia-sia. Meski sekuat tenaga ia menahan air matanya agar tidak terjatuh.

"Nde? Yak! Jangan bercanda, ada apa denganmu eoh?". JK terkekeh karena mengira Eunha bercanda. Namun ketika ia mencoba meraih jemari Eunha lagi, langsung ditepis untuk yang kedua kalinya.

"Yak! Apa-apaan? Kau benar-benar ingin putus?". Kini JK mulai merasa jika sikap dingin Eunha sejak di mobil tadi ada hubungannya dengan permintaannya saat ini.

"Aku tidak ingin melanjutkan hubungan ini". Sejenak JK menyelami manik mata Eunha, mencari-cari apakah ada kebohongan dari sorot matanya. Namun sayang, JK menemukan keseriusan disana, sontak hatinya terasa dicabik-cabik.

Oh My Baby (JJK-JEB)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang