"Eonnie? Hyerin Eonnie?". Eunha berjalan kesana-kemari demi menemukan sosok Hyerin. Tadi perempuan itu sudah mengetuk pintu kamar Hyerin namun ketika dibuka tak ada seorangpun disana. Ia lantas kebingungan dan mencari sosok kakaknya disekitar rumah. Tidak mungkin kan Hyerin tersesat di rumah Taehe yang besar ini? Aneh sekali kenapa batang hidung perempuan itu tak terlihat padahal ini masih sangat pagi. Hyerin itu sebelas dua belas dengannya yang hobi tidur. Mustahil pagi-pagi begini perempuan itu sudah beraktivitas di luar rumah.
Nyonya Kim yang tengah menata makanan di meja makan pun mendekati Eunha yang terlihat risau. Tamunya akan pulang pagi-pagi sehingga ia menyiapkan sarapan lebih awal. Dengan pelan Nyonya Kim menyentuh bahu Eunha.
"Apa ada masalah?". Tanya Nyonya Kim lembut. Eunha sontak menatap perempuan itu dengan sorot khawatir yang amat kentara.
"Apa bibi melihat Hyerin Eonnie? Kenapa dikamarnya tidak ada? Aku juga tidak menemukannya dimanapun". Ujar Eunha bertubi-tubi. Eunha yakin pembicaraan Taehe dan Hyerin tak berjalan dengan lancar. Jangan-jangan Hyerin menghilang karena ditolak Taehe, apa perempuan itu terlalu malu?
"Masa sih kau tidak tahu, semalam itu Hyerin pamit pulang lebih dulu. Katanya ada urusan mendadak di Seoul jadi dia dijemput manager-nya". Sahut Nyonya Kim apa adanya. Semalam memang Hyerin pergi dengan buru-buru, perempuan itu awalnya mengira jika hal itu disebabkan oleh Taehe. Tapi ketika Hyerin menjelaskan ada pekerjaan di Seoul yang tak bisa di tolak, maka Nyonya Kim pun tak menaruh curiga. Tapi begitu melihat raut khawatir Eunha sepertinya ada yang tidak beres.
"Nde? Dan bibi membiarkannya begitu saja?". Mata Eunha membulat tak percaya. Meski pamitnya ada pekerjaan mendadak, tak seharusnya juga Nyonya Kim membiarkan Hyerin pergi malam-malam kan? Aduh, Nyonya Kim ini.
"Eoh? Memang bibi salah ya?". Tanya Nyonya Kim dengan polosnya. Eunha menghela nafas panjang, tidak mungkin juga ia mengomeli Nyonya Kim karena membiarkan Hyerin pergi dalam suasana hati yang buruk. Nyonya Kim tentu tak tahu akar masalah yang terjadi pada anaknya dan Hyerin.
"Lalu kemana Taehe Oppa?". Kini giliran Eunha menanyakan keberadaan Taehe. Apa lelaki itu juga tahu kalau Hyerin pulang lebih dulu ke Seoul?
"Taehe dan Ayahnya pergi ke rumah sanak saudara yang ada di desa lain. Mereka sedang menggarap tanah disana, jadi belum pulang sejak semalam. Oh iya, Taehe minta maaf karena tidak bisa mengantar kepulangan kalian". Dari penjelasan Nyonya Kim, Eunha semakin yakin kalau rencananya untuk menyatukan Hyerin dan Taehe tidak berjalan lancar. Hyerin jelas pulang lebih dulu bukan karena pekerjaan, kemungkinan perempuan itu mendapat penolakan dan berujung sakit hati. Lalu Taehe sengaja menghindar dan enggan pulang kerumah karena pernyataan Hyerin. Atau mungkin malah ia yang membuat berantakan ya?
"Oh, baiklah bibi. Kalau begitu aku siap-siap dulu". Pamit Eunha lalu masuk ke kamarnya. Perempuan itu langsung menerjang JK yang masih tidur lelap disamping Jeongsan. Dua laki-laki itu tidur dengan mulut menganga lebar. Kebiasaan JK menular juga pada Jeongsan. Ah, lupakan soal tidur menganga itu. Hyerin menghilang tiba-tiba dan ini gawat.
"Jungkook-ahh bangun, ini gawat". Teriak Eunha sembari mengguncang-guncangkan tubuh besar JK. Ia melakukannya berkali-kali agar lelaki itu terjaga dari tidurnya.
"Yak! Jeon Jungkook! Cepat bangun!". Bentak Eunha mulai kesal.
"Hhh... Berisik!". Gerutu JK masih memejamkan mata erat. Dengan kurang ajarnya lelaki itu meraup wajah Eunha dengan tangan kotornya. Ia lalu memeluk Jeongsan erat-erat sambil senyum-senyum.
"Pfttt... Hih! Tanganmu kotor". Dumel Eunha sambil mengusap-usap bibirnya yang terasa asin. Memang JK ini tidak bisa diandalkan disaat genting seperti ini. Padahal Eunha sudah membangunkan JK dengan sabar tapi lelaki itu tak kunjung membuka mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Baby (JJK-JEB)✔️
Fanfiction(Selesai) ⚠️WARNING Cerita ini murni fiktif, tolong jangan dikaitkan dengan kehidupan asli idol yang bersangkutan. Just for fun. ✨Part 51-End privat (only VIP readers) Summary: Ketika dua idol yang pernah menjalin sebuah hubungan harus terpisah kare...