Oh My Baby (JJK-JEB)✔️

36. Kesulitan Eunha

Eunha memendamkan wajahnya pada kedua kaki yang ia lipat. Ia sangat khawatir dengan keadaan JK yang saat ini tengah berada jauh dari jangkauannya. Lihatlah disaat JK sedang dalam bahaya bersama Naomi, ia tak bisa melakukan apapun selain melihat dari kejauhan. Eunha tak bisa menggapai bahkan menyelamatkan pujaan hatinya. Yang bisa ia lakukan hanyalah berdoa pada Tuhan agar lelakinya bisa menahan mata dan nafsu ketika dihadapkan dengan perempuan gatal. Sejujurnya beban pikiran Eunha itu banyak sekali, masih tentang kemampuan dance-nya yang terus dikritik. Ia semakin merasa tidak percaya diri dan menjadi beban grup. Eunha mengalami masa-masa sulit karena tuntutan orang-orang padanya, dan ia memendam kesulitan itu sendirian.

Eunha memang terlihat ceria dan memiliki pikiran positif saat didepan kamera. Tanpa ada yang tahu jika banyak sekali hal yang ia takutkan. Eunha takut tidak bisa memenuhi ekspektasi penggemar diluar sana. Maka tak heran jika perempuan itu kerap menambah jam untuk berlatih dance. Dan sekarang ditambah permasalahan asmaranya yang kian pelik. Rasanya jika tak ingat dosa dan Jeongsan, ia ingin mati saja.

Suara isakan Eunha lirih terdengar, perempuan itu memukul pelan dadanya yang sesak. Ia lalu mengangkat kepalanya dan menghapus air matanya kasar. Ia hembuskan nafas perlahan lalu bergumam; gwenchana beberapa kali. Hanya itu yang bisa Eunha lakukan untuk menenangkan kerisauan hatinya.

"Aku percaya pada Jungkook, aku juga percaya pada Taehe Oppa. Semua akan baik-baik saja". Sugesti Eunha pada dirinya sendiri lalu berjalan menuju kamar. Ketika Eunha hampir sampai di ambang pintu, sosok Jeongsan muncul dengan wajah mengantuk dengan sebuah buku disalah satu tangannya.

"Oh? Kenapa Jeongsan belum tidur?". Eunha berjongkok tepat didepan Jeongsan lalu mengusap pipi anak itu. Eunha tersenyum lembut seolah baik-baik saja, padahal beberapa detik yang lalu menangis hebat.

"Jeongsan tiba-tiba merindukan Papa, hiks...". Astaga apakah ini yang dinamakan ikatan ayah dan anak? Apakah Jeongsan merasa jika ayahnya sedang dalam bahaya? Eunha yang hampir saja menangis dihadapan Jeongsan pun dengan cepat membawa anak itu kedalam pelukannya.

"Papa kan akan segera pulang, kalau tidak salah besok atau lusa. Malam ini mau tidur dengan Eomma?". Tawar Eunha. Perempuan itu mengusap air matanya sebelum menatap Jeongsan penuh sayang. Jeongsan mengangguk kecil, anak itu minta digendong ibunya karena perasaannya tidak enak.

"Aigoo... Anak Eomma. Kenapa kau sedih begitu, eoh? Kalau Cindy tahu kau cengeng, apa tidak malu?". Goda Eunha iseng.

"Saat ini bukan saatnya memikirkan Cindy! Jeongsan rindu Papa". Jeongsan mendadak galak, Eunha tersenyum kecut dibuatnya. Ia juga rindu JK, tapi ketimbang ingin segera bertemu, Eunha lebih berharap JK baik-baik saja.

"Arraseo, malam ini bagaimana dengan tidur diatas sofa berdua. Bukankah seru kalau sempit?". Hibur Eunha. Untung saja Jeongsan itu mudah dihibur sehingga ia langsung menyetujui sambil tersenyum lebar. Lalu keduanya berbaring di sofa yang cukup lebar, Eunha memeluk erat Jeongsan dan menjadikan lengannya sebagai bantal.

"Ini seru sekali, aku jadi bisa memeluk Eomma erat-erat". Kata Jeongsan girang sambil cekikikan. Eunha terkekeh dibuatnya, perempuan itu mencium Jeongsan agak lama. Hartanya yang tak bisa ditukar dengan apapun, cinta sejatinya yang tak pernah mengkhianati-nya hanyalah Jeongsan.

"Jinjja? Eomma juga suka begini. Omong-omong buku apa ini? Apa mau Eomma bacakan?". Eunha hendak mengambil buku ditangan Jeongsan namun langsung dijauhkan oleh anak itu.

"Aku ingin membaca buku ini bersama Papa". Jawaban Jeongsan membuat Eunha termenung. Bisakah itu terealisasikan? Bagaimana kalau JK pulang namun sudah dengan perangai yang berbeda? Misalnya melupakan Eunha dan Jeongsan, lalu kembali asing seperti yang seharusnya. Eunha menggeleng pelan, tidak! Ia tidak boleh berfikir sependek itu tentang JK. Ia harusnya percaya pada JK, percaya pada kesetiaan lelaki itu.