Oh My Baby (JJK-JEB)✔️

25. Jeongsan Tidak Butuh Ayah

"Taehe-ahh, berteduh-lah. Apa kau mau jadi hitam saat konser nanti?!". Teriak Nyonya Kim; Ibu Taehe dari saung yang letaknya dipinggir sawah. Sejak pulang ke rumah dengan wajah suram, Taehe menjelma menjadi seorang petani. Ayah Taehe adalah juragan tani di desa, beliau memiliki ratusan hektar sawah yang digarap oleh beberapa penduduk desa. Ketika Taehe sampai di rumah semalam, bukan sapaan atau pelukan yang orangtuanya terima. Justru lelaki itu malah menawarkan diri untuk membantu menggarap sawah, ingin mengubah profesinya sejenak menjadi seorang petani. Itulah Kim Taehe, si unik yang menyalurkan rasa galau-nya dengan bertani.

Ibu mana yang tidak khawatir jika anaknya yang digadang-gadang menjadi aset negara itu berdiri dibawah teriknya sinar matahari? Harusnya Taehe itu dijaga dengan baik seperti bayi yang baru lahir kan? Tak heran sedari tadi Nyonya Kim mengomeli lelaki itu. Lagian para penggarap sawah di desa juga keheranan dengan tingkah Taehe, bagus sih karena lelaki itu down to earth. Tapi masalahnya, wujud Taehe itu lebih menyilaukan dari sinar matahari. Banyak yang jadi tidak fokus karenanya.

Taehe tersenyum kecil kearah ibunya lalu berkata tidak apa-apa berulang kali setiap ditegur. Lelaki itu terlihat lihai menggunakan cangkulnya, ia menikmati kegiatannya kok. Terlebih ia jadi bisa melampiaskan emosinya dengan mencangkul. Mungkin akan terlihat elit jika Taehe menyalurkan emosinya lewat boxing atau olahraga semacamnya. Namun sayang Taehe tidak begitu menyukainya, ia suka sesuatu yang berbeda. Ya sudah suka-suka orang tampan saja. Yang penting lelaki itu harus segera sembuh dari patah hati.

"Harusnya aku jadi petani saja dan tidak usah jadi idol, dengan begitu aku tidak akan pergi ke Seoul dan bertemu Eunha". Dasar Taehe berpikiran pendek. Bisa-bisanya ia berkata seperti itu padahal untuk sampai dititik yang ia capai saat ini, ia sudah mengorbankan banyak hal; masa mudanya, keluarganya, waktunya. Hanya karena seorang perempuan ia melupakan tiga hal itu. Inilah yang dinamakan sedang dalam fase patah hati, logika terabaikan. Lihat saja ketika Taehe telah sembuh dari patah hatinya, lelaki itu pasti akan menyesal karena telah berkata begitu.

Lalu lelaki itu menengadahkan kepalanya keatas, ia tatap sinar matahari siang ini yang begitu terik. Taehe menyipitkan matanya, lalu tersenyum tipis. Ia jadi teringat momen musim panas tahun 2017 lalu.

Throw Back Music Tank 2017...

Member BNT baru saja melakukan summer comback bersamaan dengan B-Friend. Jika BNT datang ke Music Tank untuk melakukan comeback stage, maka B-Friend melakukan good bye stage. Memang sejak kapan BNT dan B-Friend disatukan dalam frame yang sama? Itu mustahil. Waiting room mereka juga bersebelahan, tak heran member BNT bisa mendengar suara member B-Friend yang bawel.

Terlihatlah satu manusia yang sedari tadi manyun saat sedang dirias. Lebih kesal lagi saat mendengar suara tawa menggelegar dari kekasihnya yang membuat telinganya sakit. Padahal mereka sedang bertengkar hebat, tapi kenapa hanya ia saja yang terlihat menyedihkan. Begitulah pikir lelaki itu yang tak lain adalah JK. Siapa lagi member BNT yang sifatnya masih seperti bocah kalau bukan JK?

"Pokoknya aku akan mendiaminya seminggu, ah... Itu terlalu singkat. Dua minggu sekalian". Gerutu lelaki itu yang tak sengaja didengar Taehe. Taehe menghela nafas malas, lagi-lagi Eunha dan JK bertengkar karena masalah sepele.

Biar Taehe beri tahu, jadi JK kesal dengan Eunha karena perempuan itu didekati oleh salah satu member grup rookie Wanna Two. Park Jihuun namanya, masih muda dan tampan. Padahal Eunha hanya membalas senyuman lelaki itu tapi JK sudah kepanasan sendiri. Eunha yang merasa tak melakukan kesalahan tentu saja mengabaikan omelan JK. Terlebih perempuan itu lelah fisik karena comeback tiga kali di tahun 2017. Sudah bodo amat dengan JK yang mau marah atau mengakhiri hubungan mereka. Sementara JK marah pada Eunha, tapi tidak mau putus. Pada saat itu JK amat sangat kekanakan hingga ingin membalas perlakuan Eunha. Kalau ia tidak membalas, ia tidak bisa tenang -________-