016 || kerumah.

119 7 0
                                    

Mengaduk adonan, membetuknya, memasuki oven, menghias dan jadi. Itulah yang dilakukan Najwa sekarang. Membuat kue.

Benar apa yang dikatakannya tadi, mamanya menyuruhnya membantu membuat kue untuk diberikan kepada tetangga didepan. Untung saja Najwa sudah memikirkan Alasan mantang untuk diberikan kepada ibunya.

"Ma, nanti awa gak ikut ya. Badan awa gak enak ini, meriang kepala juga oyong. Awa mau istirahat soalnnya besok ada ulangan matematika sama fisika ma." Sahut Najwa dengan lesu terpatri diwajahnya.

Zella menatap sang anak merasa kasian."makanya mama bilang kamu jangan begadang terus, nanti jangan lihat hp ya."

"Kalau gak lihat hp gimana awa mau searching kalau misalnya ada yang gak awa tau."

"Di buku ada."

Menghela nafas."semua yang ada digoogle belum tentu ada dibuku ma."

"Terus, mama dulu gimana? Gak ada internet sama sekali." sahut Zella, sembari memasuki kue dalam wadah.

"Dulu sama sekarang beda ma. Dulu tuh memang zamannya tradisional, sekarang? Tekhnologi bisa jadi segalanya di abad ini." Najwa memberesakan peralatan dapur yang kotor.

Mengembalikan bahan-bahan sisa pada tempatnya."yah gitu lah, anak-anak zaman sekarang pun kalau gak ada hp serasa gak ada ayang."

"Apasih mah, kok malah lari ke ayang-ayang!" Jawab Najwa tak suka.

"Iya soalnya, mama pingin anaknya cepet-cepet punya jodoh. Mama juga pingin cepat-cepat punya mantu" celetuk Zella. Mecolek dagu sang anak yang terlihat emosi.

Sudah siap membereskan semuanya, mengelap tanganya yang basah."gak taulah, makin dengar ocehan Mama makin pusing kepala kakak"

Najwa pergi dari sana menuju kamarnya. Zella yang melihat itu tersenyum geli. Ia sangat senang menggoda anaknya yang satu itu, ia bahkan sempat heran dengan cowok yang katanya naksir berat dengan Najwa, kenapa bisa bisanya dia menyukai anaknya yang terkenal tomboy itu? Walaupun Najwa masih ada sisi perempuannya. Tapi Najwa itu menurutnya kasar dan cuek kepada orang yang tidak ia kenal.

Sering ikut gabung tawuran, balapan liar, bolos dimata pelajaran yang tidak ia suka, mencari keributan, membuat masalah disekolah dan berakhir ia dipanggil kesekolah.

Saat ditanya oleh teman Zella. Ia adalah seorang psikolog anak. Kenapa Najwa melakukan itu semua? dan perbuatan itu sangat diluar batas perempuan, saat ditanya begitu Najwa menjawab. Karna itu semua adalah kesukaan saya, my hobby jati diri saya yang sebenarnya.

Bahkan sampai-sampai Zella konsultasi kepada dokter kejiwaan tentang anaknya yang berbeda dari perempuan lain.

Tidak menyukai yang namanya make up yang terlalu tebal, benci celana karet, benci dengan rambut panjang, benci rok yang bermodel span, benci sepatu tinggi, benci boneka barbie, dan yang terakhir benci dengan yang namanya Athur.

Sesampainya dikamar. Bukannya tidur Najwa menghidupkan tv menonton drama kesukaanya, senang rasanya saat ia diizinkan dirumah.

Tok ! Tok !Tok !

Mendengar suara ketukan pintu di kamarnya Najwa mengalihkan pandangnnya. Mengeryit heran, apa ibunya tetap kukuh untuk ia ikut pergi denganya?

Berjalan kearah pintu, membukanya."ada apa ma-"

"Lo sakit?" Tanya orang itu cepat.

Menatap dingin lawan bicaranya, segera menutup pintu tapi ditahan oleh Athur.

"Lo sakit?" Tanya Athur sekali lagi.

"Gak usah sok peduli." Sarkas Najwa. Berusaha mendorong pintu agar tertutup rapat.

NAJWA AXEA : QUEEN OF BADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang