025 || meresahkan

86 8 0
                                    

"POKOKNYA AWA GAK MAU! AWA BISA JAGA DIRI SENDIRI KOK!"

"jangan ngebantah, Najwa."

"PA, PAPA NGERAGUIN KEKUATAN AWA? JADI LES BELA DIRI YANG AWA IKUTIN APA DIMATA PAPA?"

Raymond menghela nafasnya gusar, ia benar-benar lelah berdebat sedari tadi dengan anak sulungnya itu. Padahal yang ia inginkan hanya keselamatan saja, tapi si pembangkang didepannya ini benar-benar tidak bisa dibilangi.

"Papa cuman mau keselamatan kalian berdua aja, gak lebih. Masih syukur papa ngasih izin kalian buat keluyuran bebas. Sempat gak? Mau apa?"

Perkataan Raymond barusan membuat Najwa terdiam, ia menunguk salivanya. Ia menatap melas kearah Zella yang sedang mengolesi selai keju kesukaannya dan Kafael diatas roti.

"Ma, papa."

"Jangan minta batuan mama kamu, buat bujuk papa!" Cetus Raymond.

Zella tersenyum lembut menatap anak sulung dan bungsunya itu. "Kami hanya ingin kalian aman, mama takut kalau terjadi apa-apa sama kalian. Anak mama cuman kalian satu-satunya. Jangan ngebantah ya wa, dengarin kata papa kamu ya."

Melihat wajah memohon ibunya membuat Najwa tidak tega untuk menolak, ia sedikit mengumpat didalam hati karna ayahnya terlalu khwatir sampai-sampai dirinya dan Kafael harus dijaga oleh bodyguard milik papanya hingga kesekolah.

Kafael hanya diam menikmati kicauan kakak dan ayahnya yang sedari tadi adu mulut dimeja makan. Sedangkan dirinya, lebih memilih untuk menikmati roti berbalut keju itu.

"Awa berangkat naik motor," ucap Najwa, beberapa hari sebelum Raymond pergi keluar kota dia sudah mengembalikan kunci motot milik anaknya.

"Gak!"

"Papa antar." Sambung Raymond.

"Awa ga-"

"Papa antar, atau motornya papa jual!" Ancam Raymond.

"Yaudah jual aja motornya ... awa masih punya mobil kok." Gumam Najwa diakhir.

"APA!" Pekik Raymond, anak sulungnya itu benar-benar susah dibilang.

"apanya yang apa? Pokoknya, awa gak mau diatar sama papa. Awa udah gede ngapain coba diantar segala!"

"Yaudah siniin kunci motor kamu," titah Rayomond menengadahkan tanganya.

"Gak mau! Enak aja papa minta minta. Kalau awa berangkat sama papa mending awa gak usah sekolah lah!" Celetuk Najwa.

Kafael hanya menggeleng-geleng kepala melihat berdebatan antara anak dan ayah itu, sudah dibilang. Ia lebih memilih menikmati roti balutan keju dan segelas susu hangat dipagi hari sebelum berangkat sekolah.

"Yaudah kamu home schooling lagi aja, biar papa gak perlu repot-repot."

"Gak bi-"

"NAJWA! KAMU NGEBANTAH PERKATAAN PAPA LAGI, MAMA CEKIK LEBER KAMU!" Murka Zella yang setengah mati menahan kesabarannya.

Raymomd menutup mulutnya menahan tawa saat anak sulungnya itu menunduk'kan kepalanya.

"Kamu juga pa, jangan dibalas. Ini udah jam berapa? Gak liat jam? Hah! Kamu Najwa, ini hari senin gak takut telat? Kalian kan upacara!" Ucap Zella sembari menodongkan pisau kearah wajah anak dan suaminya itu.

"Kafael gak salah apa-apa perasaan," gumamnya, lalu kembali mengolesi selai keju diatas roti.

Dirinya sebenarnya belum pulih total, tapi dia harus sekolah karna akan ada UTS. Bisa saja dirinya ikut susulan tapi katanya itu pasti berbeda rasanya. Ujian sendirian diruang guru itu tidak enak asal kalian tau.

NAJWA AXEA : QUEEN OF BADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang