032 || berkunjung.

71 6 0
                                    

Hari minggu adalah hari yang di tunggu-tunggu oleh semua orang, mereka yang memiliki keluarga, teman akan memilin berlibur atau nongkrong bersama.

Begitu pun yang di lakukan tiga orang gadis cantik yang tengah kebingungan di dalam mobil karma tidak bisa membaca maps.

"Sumpa deh, gue gamaps, gamaps," heboh Icha mengaruk rambutnya frustasi.

"Gamaps? Benda apaan tuh?" Tanya Fitry kebingungan.

"Gagap maps, Hohoho," kekeh Icha yang jadinya garing.

Lala yang memegang kemudi menggeleng pasrah karna mereka terjebak di pepohonan rimbun? Atau bisa dikatakan hutan?

"Ini si Najwa bener gak sih ngirim lokasinya?" Tanya Lala meraih ponselnya lalu mencari room chat Najwa.

"Halo."  Sahut orang di sebrang sana.

"Woi sat! Ini lo bener ngirim lokasinya? Kok hutan-hutan begini?" Tanya Lala mengedarkan matanya kedepan.

"Hm, lo  ada dimana? Emang perumahan gue lewat hutan-hutan cok."

"Gak tau ini, emang si di kanan-kiri pohon-pohon tapi kok ada aspal? Atau jangan-jangan ini kebun binatang?" Tanya Lala lagi.

"Ck, ikutin arahan gue. Kalian lurus aja ntar dapat gerbang besar bilang sama satpamnya kalau lo tamu keluarga Axea, gue udah bilang sama satpamnya. Yaudah gue tunggu bye-"

"Najwa bilang apa, La?" Tanya Fitry yang sedari tadi menunggu Lala siap menelepon.

"Katanya lurus ajaa ntar ketem gerbang besar. Gila sih, gue baru tau kalau ada komplek sampai ke hutan gini, padahal di kota." Jawab Lala, semabari menjalankan mobilnya pelan.

"Komplek elit, cuy," sahut Icha.

Lala menghentikan mobilnya saat gerbang besar nan kokoh menjulan tinggi itu di depannya. Lala membuka kaca mobil agar bisa berbicara dengan satpam.

"Permisi pak, tamunya keluarga Axea," sahut Najwa sopan.

Pria yang memakai outfit yang seluruhnya hitam, tidak seperti satpam pada umumnya yang memkai baju khusus satpam. Dia mengetik sesuatu diatas telpon genggan yang berada di meja sampingnya. Lalu menempelkan telpon itu di telinganya.

Menunggu beberapa menit saat satpam itu berbicara kepada pemilik rumah pintu gerbang itu terbuka otomatis.

Tiga orang yang berada di dalam mobil itu tercengang saat melihat bagaimana mewahnya perumahan di sana, dan sangat ramah lingkungan.

"Silahkan masuk nona-nona," ucap pria itu mempersihlakan mobil milik Lala memasuki pekarangan perumahan chadika.

Perumahan yang hanya di tempati oleh orang-orang konglomerat seperti Ayah Najwa, makanya penjagaan di komplek ini sangat ketat, penduduknya bahkan mempunyai tanda pengenal yang khusus di buat.

♥ ♥ ♥

"Anak fir'auuunn, nih ambil," Lala melempar sebungkus plastik kearah Icha.

Icha dengan sigap mengambilnya, ia mendengus padahal ia sedang mengagumi rumah milik kediaman Axea yang sangat megah bak istana itu. Tapi, anak tuyul di belakngnya mengacaukan semua.

Tak!

"Sembarangan lo manggil gue anak fir'aun, lo anak tuyul," celetuk Icha. Memukul kepalla Lala pelan.

"Ck, gosah nabok juga, fitrah kepala, fitrah," celetuk Lala menunjuk-nunjuk kepalanya.

"Kalau anak yatim baru fitrah." Jelas Fitry membuat Icha tersenyum merekah.

NAJWA AXEA : QUEEN OF BADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang