037 || Nathur.

88 8 1
                                    

"Lo ngapain ngajak gue kesini?" Tanya Najwa.

"Buat ngerayaiin hari jadian kita yang pertama," jawab Athur. Seraya tersenyum manis.

Sekarang mereka sedang di pasar malam, banyak permainan disana dan tidak sedikit pula yang berjualan makanan yang mengiurkan disana.

Najwa dengan terpakasa memakai kembali sepatu haknya dan turun dari mobil lambor milik Athur. Semua pasang mata mengarah ke arah mereka berdua, bagaiman tidak. Mereka datang memakai mobil dengan harga fantastis tentu membuat orang keheranan. Belum lagi kedua lawan jenis itu sangat tampan dan cantik membuat kaum hawa dan adam menatap mereka penuh binar.

Athur dengan jaket Ravindra kebagaannya menarik pinggang Najwa posesive karna cowok-cowok disini menatap Najwa lapar tentu ia tidak bisa membiarkan itu dan menatap tajam orang yang melihat kekasihnya itu.

"Kenapa harus pakai baju sependek ini sih? Liat tuh kaki lo diliatin sama para bajingan," omel Athur menatap kesal Najwa.

"Dih, salahin aja nyokap gue. Tanya sono kenapa gue harus pakai baju modelan begini," jawab Najwa.

Athur membuka jaketnya lalu mengaikatnya di pinggang Najwa. Najwa yang melihat resflek Athur tersenyum, manisnya pacar barunya ini.

"Udah gitu aja, gue gak suka lo diliatin gini bagus lo pakai celana aja," omel Athur lagi membuat Najwa mencubit kedua pipi Athur.

"Iya iya iya, dasar baweell."

Najwa menatap binar pasar malam ini banyak wahana permainan membuatnya tanpa sadar meloncat kecil dan menarik paksa tangan Athur. Athut yang ditarik pun hanya pasrah mengikuti gadisnya.

Puas dengan segala permainan. Kini mereka berdua duduk di bangku yang sudah tersedia disana, senyuman Athur tidak pernah luntur saat melihat kekasihnya memakan lahap gulali yang sempat mereka beli tadi.

Habis dengan makanannya. Najwa menjilati satu-persatu tangannya, lalu menunjukkan kesepuluh jarinya kearah Athur.

"Habis!"

"Lain kali kita kesini sama Aca," sahut Athur mengelus lembut puncak kepala Najwa.

"Wokeh."

"Lo kenapa nyuruh gue jemput di resto?" Tanya Athur penasaran.

Najwa menoleh menatap Athur. "Oh itu, gue mau dijodohin," jawab Najwa santai.

Athur langsung merubah raut wajahnya menjadi datar. "Lo mau dijodohin?"  Beo Athur.

Najwa mengangguk. "Tapi gue gak mau dan kabur, makanya gue ngechat lo supaya jemput gue." Jelas Najwa.

"Tapi lo gak bakal dinikahi sama orang lain kan?"

"Gak, lagi pun gue benci perjodohan," celetuk Najwa membuat Athur bernafas lega.

Najwa melepas sepatu hak miliknya, kakinya terasa keram karna terpaksa jalan mengunakan alas kaki seperti ini, tumit dan jarinya mati rasa membuatnya harus mengusuk pelan bagian tumitnya.

Mengerti. Athur pun  jongkok di depan Najwa, Najwa yang bingung hanya diam tanpa berniat mengomentar atau bertanya, tangan Athur perlahan mengusuk kaki Najwa dan menarik jari-jemarinya hingga terdengar bunyi tulang.

"Gimana? Udah enakan?" Tanyanya.

Najwa mengangguk tersenyum puas. Athur yang melihat senyum Najwa terukir manis membuat telinganya memerah tanpa sadar. Karna ada hal yang ingin Athur tunjukkan ia segera berjongkok dan membelakangi Najwa, Najwa yang tidak mengerti menaikkan sebelah alisnya.

"Gue gendong, ada yang mau gue tunjukkan sama lo," pinta Athur.

Najwa yang mengerti langsung mengambil kedua sepatunya dan naik di gendongannya Athur.

NAJWA AXEA : QUEEN OF BADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang