10

1.9K 270 23
                                    

"Sejak kapan istana ini seperti rumah anjing?"

Claude berkunjung keistana ruby, [Name] dan Athy hanya menatap Claude. Wajah [Name] yang sedikit kusut karena dirinya masih mengantuk.

Bayangin saja gadis itu masih enak-enak tidur dan dipagi-pagi buta yara sudah membangunkannya karena Claude datang berkunjung.

[Name] yang biasanya mengumpulkan nyawa selama 1 jam kini harus benar-benar bangun tidur dan langsung diseret kedalam kamar mandi.

Beeh pandangannya langsung gelap, seperti orang mabok. Kepalanya semakin dibuat pusing karena keributan diarah luar, para dayang panik karena ketahuan tidak mengurus istana ruby dengan benar.

"Pindahkan putri keistana emerlad"

Istana emerlad, istana yang digunakan para putri secara garis turun temurun. Athy berpikir bagaimana bisa dia pindah kemerlad? Bukannya istana itu akan Claude berikan kepada Zenith.

'Apa rencananya sekarang' batin [Name], wajah gadis itu benar-benar datar dan suasannya menajdi suram dan dingin. Yap, seperti crush kalian.

"Sepertinya akan lebih baik begitu. Tuan putri juga berpikir demikian, kan?"

"Iya" jawab Athy dengan pandangan kebawah.

"Sudah kuduga" Athy langsung tersadar, karena dia tidak mendengar apa yang ditanyakan Claude barusan.

[Name] hanya meminum teh yang disajikan dan beberapa cemilan, [Name] ingin menghilang rasa pusing dengan memakan makanan manis.

"Tapi saya berpikir untuk tuan putri memiliki teman yang seumuran" [Name] menghentikan acara minumnya, tangan yang memegang macaron perlahan mulai menjauh dari mulutnya.

Teman? Konyol, selama diacademy dia tidak memiliki teman...teman yang benar-benar tulus. Bukan karena dia seorang putri kerajaan, menyari teman yang tulus benar-benar susah dan agak mustahil didunia ini.

Semua pasti bisa menunjukan sifat aslinya kapan pun. "Athy ga mau menjadi teman anak paman putih itu"

"Paman putih?" bingung [Name] menoleh keAthy, kini pandangannya beralih keFelix yang berdiri disebelah Claude.

"Yang dimaksud tuan putri Athanasia adalah tuan Alpheus" [Name] memerjap matanya beberapa kali.

"Mendingan tidak usah" jawab [Name] kembali minum tehnya sampai habis. Claude setuju dengan ucapan [Name].

"Kalau tuan putri [Name] bagaimana?" [Name] meletakkan cangkirnya lalu diam sebentar.

"Aku tidak butuh, Athy cukup menjadi temanku" jawab [Name] sambil tersenyum.

"Hmm tapi saya dengar katanya akan mengirim putrannya kearlanta dalam waktu dekat" ucap Felix.

"Baguslah, jadi dia tidak berisik soal itu lagi" jawab Claude. [Name] mengangguk setuju.

———

"Mulai hari ini saya akan menjadi teman ngobrolnya tuan putri" Lucas tersenyum bersinar, Athy menatap scok keLucas.

"Athy tidak butuh teman! felix sama kakak saja sudah cukup!" Athy menolaknya, tapi Felix mengatakan terima kasih dan tetap akan menentukan bahwa Lucaslah yang akan menjadi teman seumuran Athy.

"Lalu kakak bagaimana? Apa kaka dapat teman seumuran juga?"

"Aku akan bermain bersama kalian berdua saja" [Name] memasang wajah tersenyum manis.

"Lagi pula tuan putri [Name] akan menuju academy setelah hari debutantenya bukan? Pasti anda akan mendapatkan teman" ucap Felix.

[Name] hanya tersenyum dan berakhir menemani dua anak kecil itu mengobrol, dan dia hanya menjadi tukang ngabisin makanan saja.

•DON'T TOUCH MY LITTLE SISTER• WMMAP//SIBAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang