30

1.2K 197 5
                                    

WUSH

[Name] kembali muncul dalam wujud aslinya. Menghela nafas panjang karena berhasil kabur...tunggu? Apa dia melupakan sesuatu?

"HAAA ADIKKU!"

"Berisik! Yang mulia, kerjakan urusan anda terlebih dahulu!!" bentak William karena sudah mual melihat angka-angka dikertas saja sudah membuatnya ingin muntah.

"William? Hehehe, maaf aku merepotkanmu. Terima kasih ee, nanti kunaiki gajimu"

"Oke, kuterima" [Name] berswedrop, gadis itu kembali kedalam kerjaanya. Sebelum itu dia memunculkan sebuah cermin kecil yang dimana terdapat pantulan Athy yang sudah berada didalam kamarnya.

[Name] legah melihat itu. "Apa anda bersenang-senang?" tanya William menatap [Name].

Kesatria itu duduk dikursi depan lalu membantu [Name] untuk mengurus dokumen. Kemana Claude? Sedang istirahat karena berhasil lepas dari tumpukan dokumen negara yang menyebalkan.

"Sangat senang, aku bisa makan dessert dan sebagainya!" [Name] berseru senang, William tersenyum kecil.

"Padahal umur anda sudah 21 tahun, tapi kenapa sikap anda masih seperti anak kecil aja"

"Hehehe"

"Ngomong-ngomong, umur anda kan sudah 21 tahun. Tidak ada niatan menikah?" William angkat suara, memang terdengar sedikit kurang ajar tapi mereka berdua sudah sangat dekat.

"Tidak, aku ingin melanjang seumur hidup"

"Awas aja merengek buat nikah" jawab William. [Name] hanya bisa tertawa terbahak-bahak, memegang perutnya karena capek tertawa.

"Hahaha, mana mungkin...itu tidak akan pernah terjadi" [Name] menjawab dengan suara pelan, William menatap [name]. Gadis dihadapannya...entah kenapa terasa aneh.

"Ahh sudahlah, fokus kedokumen saja" [Name] mengambil bulu ayam lalu menulis diatas kertas.

"Ngomong-ngomong tadi aku ketemu Yara. Dia diganggu dengan preman"

William menghentikan pergerakan tangannya. "Siapa orang itu? Biar aku musnahkan" tatapan kesatria itu mulai menajam.

'Sudah kuduga ni anak suka sama Yara' [Name] membatin dengan memasang senyuman tipis.

"Santai saja, aku sudah menendangnya. Omong-omong, sepertinya Yara terpesona dengan wajah tampanku" tangan [name] memegang pipinya, berniat untuk memanasin William.

William tau bentukan wajah mode pria milik [Name]. William menatap kesal kearah kaisar didepanya, hanya bisa mendengus dan mengambek.

"Heii, marah?"

"Diamlah, aku ngambek"

"Hahahah!!!" [Name] kembali tertawa ngakak, lihatlah. Bagaimana bisa seorang kesatria yang pernah maju dimedan tempur memasang wajah ngambek seperti ini?

Ahh, Yara kalau melihatnya pasti ikutan tertawa. Biasanya William memasang cool didepan sang gebetan, respon yara? Cuek.

———

Tok tok tok

"Athy?" [Name] memasuki kamar adiknya, Athy sedang disisiri rambutnya. Karena sudah malam, maka athy harus segera tidur.

"Kakak, tugas kakak sudah selesai?" Athy bertanya tanpa meninggalkan kursi. [Name] melangkah mendekat kepada adiknya.

"Belum sik. Aku hanya mampir karena lupa memberikanmu sesuatu"

"Apa itu??" Athy langsung bersemangat mendengarnya. Hadiah dari kakaknya?? Pasti hadiah yang sangat istimewa.

"Ini, kebetulan aku melihat jualan gelang yang cantik. Mutiaranya sangat cantik, persis seperti mata adikku" [Name] memasangkan gelang ditangan adiknya, yang dimana awalnya kegedean kini secara perlahan gelang tersebut menyesuai dengan tangan mungil Athy.

•DON'T TOUCH MY LITTLE SISTER• WMMAP//SIBAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang