45

1K 172 17
                                    

Claude benar-benar murka, membunuh semua selir diistana ruby. Darah mengotori ubin lantai yang biasanya berkilau.

[Name] dengan keadaan kacau berlari menuju istana Ruby untuk menyaksikan sesuatu, disinilah dirinya dewasa muncul kembali.

Sebelum sampai diistana ruby tiba-tiba saja sebuah serangan mengarah padanya. Serangan itu langsung ditangkis oleh seseorang.

"[Name]! Kau tidak apa-apa?" Lucas bertanya keadaan [Name]. Pria itu menoleh kearah munculnya serangan sihir tadi, matanya menunjukkan ekspresi marah.

"Siapa yang berani menyakitinya" Lucas bergumam marah. [Name] berkata dia baik-baik saja lalu berlari menuju istana Ruby.

Lucas kembali mengejarnya, ia mengeluh karena kecepatan [Name] sangat luar biasa diusia dininya.

[Name] menghentikan langkahnya setelah menginjakkan kakinya diistana ruby, ia tidak terkejut dengan kondisi mayat wanita pada berjatuhan dengan campuran darah.

Ia menuju disebuah ruangan yang terdengar suara wanita lain meminta pengampunan kepada sang kaisar Obelia.

[Name] melihat tubuh Yuliana disana dan kedua matanya membulat kala melihat sosok gadis didepanya, gadis itu membelakanginya.

'Itu aku'

[Name] melihat semacam ada aliran sihir diantaranya dan dirinya dewasa, secara perlahan tubuh gadis itu mulai terlihat dengan mata telanjang.

[Name] menutup mulutnya saat merasakan rasa mual, energinya serasa dirkuras secara perlahan.

"Sesuai permintaanmu"

SING

BRUKH

Bersamaan suara tebasan pedang, tubuh [Name] juga ikutan tumbang karena dirinya benar-benar tidak kuat.

"[Name]!"

Lucas memanggil nama [Name] yang terbaring dengan keadaan bibir dikotori dengan darah. Lucas langsung menggendong tubuh [Name] lalu membawanya ketempat aman sebelum Claude semakin mengamuk.

3 hari kemudian [Name] mulai sadarkan diri. Pelayanya memeluk erat sambil menangis histeris karena bersyukur [Name] masih selamat begitu juga dirinya.

"Tuan putri...apa anda tau. Saya pikir tuan putri tidak selamat..." Pelayan itu bernama Yara.

[Name] masih baru bangun ditambah kepalanya pusing. Tidak habis pikir, ternyata sihir waktunya semerepotkan ini.

'Kalau boleh jujur aku benci sihir waktu, mengirim aku kewaktu mundur dan maju sesuka mungkin'

"Yara, kepala aku pusing"

"Maafkan saya tuan putri, saya bawakan anda minuman hangat"

[Name] akan meminumnya nanti, ia hanya ingin sendirian untuk sekarang. Yara menurut lalu pergi meninggalkan [Name] sendiri didalam kamar.

"Haaa memuakkan" [Name] menggerutu sambil memijit pangkal hidungnya. Pusing terus menyerang dirinya, rasanya mau meledak.

'Selalu pusing. Pantas saja dari dulu hobinya pusing, sihir aku benar-benar menguras energi dan pikiran sekaligus kesehatanku'

"Apa masih pusing?"

"Ya, begitu la–"

[Name] menoleh kearah samping yang dimana Lucas sudah duduk di tepi kasur sambik menatapnya. Kemunculan tiba-tiba membuat [Name] melemparkan bantakll kearah pria itu.

BUAKH

"Beginikah cara penyambutanmu kepada seseorang yang sudah menolongmu"

"Ya ya ya, terima kasih" [Name] membalikkan badanya sambil mengibaskan tanganya sedikit lebih tinggi.

•DON'T TOUCH MY LITTLE SISTER• WMMAP//SIBAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang