38

983 174 10
                                    

Glup

"Bagaimana?" [Name] bertanya kepada gadis yang mengenakan pakaian maid, Yara.

Yara membuka matanya lalu mulai menjulurkan lidahnya secara perlahan. Semuanya menghela nafas panjang.

[Name] langsung memeluk pelayan kesayanganya. "Syukulah..."

"Terima kasih Yang mulia dan juga saya minta maaf atas semua perbuatan saya karena sudah membahayakan anda"

"Tidak apa-apa Yara. Aku mengerti. Sekarang jelaskan pada kami, semuanya"

Yara mengangguk. Ia mulai berbicara dari awal sampai akhir, semuanya menganggukkan kepala sambil memegang dagu.

Posisi mereka ada dirumahnya Edrwan. Orang itu sedang pergi menjalankan tugas dari [Name].

"Saya dulu memang bekerja bersama Nona Yuliana. Saya saat itu menerima tawaran Nona Yuliana karena gajinya dibilang lumayan besar. Saya menerima semua makiannya nona Yuliana akibat terlalu kesal terhadap ibu anda dan tanpa disangka saya mendengar ucapan Nona Yuliana soal bahwa nona Elaina bukanlah putri kandung dari yang mulia Claude"

"Saya langsung ketahuan oleh Nona Yuliana, sihir janji itu langsung terpasang dilidah saya. Bukan saya saja yang kena, kesatria pribadi Elaina juga terpasang sihir tersebut"

[Name] yang mendengar itu tertawa lepas. Gadis itu sudah menduganya karena kesatria tersebut memang selalu berkeliaran kemana-mana, pertama kali ia bertemu dengan pengawal tersebut dan debut Athy.

[Name] sudah merasa ada yang aneh, maka dari itu dia meminta William untuk menyari informasi soal pengawal pribadi Elaina dan boom! Hasilnya langsung keluar, dimana pengawal tersebut mantan kesatria kerajaan sebelah.

Philip meminta [Name] untuk menangkap pengawal tersebut dan mengirimkanya kekerajaanya, karena pengawal tersebut mengetahui sesuatu tentang kerajaan yang dimana Philip tidak mengetahuinya.

"Hmm, bagaimana caranya dia memberikan kesaksian saat sidang? Bukankah dia sudah dicap pengkhianat?" Tanya Silfia sambil memakan cemilan.

"Yara tidak perlu muncul. Soal kesaksian itu kita sudah mendapatkanya, Fyodor"

"Apa??" Silfia dan Yelena membulat terkejut. Bagaimana bisa? Dan kapan?!

"Edrwan sudah menangkapnya. Jangan khawatir soal itu, aku akan membuat serangga rendahan tersebut mengatakan sejujurnya dengan hati nuraninya" [Name] menyengir jahat. Silfia dan Yelena meneguk air ludah dengan kasar.

'Tekanan berat apa ini?'

"Wahh, anda sudah merencanakan semuanya. Luar biasa" Yara menatap Kagum kepada [Name]. Wanita berpakaian maid menepuk kedua tanganya. [Name] yang dipuji semakin keras kepala.

"Ehem. Kalau begitu semuanya sudah jelas" [Name] menoleh kearah kedua sahabatnya. Kedua gadis itu menganggukkan kepalanya.

"Lagian, kenapa yang mulia Philip terlambat datang?" Silfia melipat kedua tanganya, ekspresinya seperti jengkel.

"Dia ada urusan penting. Bisa saja dia tidak bakalan datang" Jawab [Name] berjalan menuju meja panjang didekat dinding bercat putih.

"Yang benar saja" Silfia menggerutu sambil menggempulkan kedua pipinya. [Name] dan Yelena melihat Silfia dengan ekspresi terkejut, menyadari perilaku aneh dari sahabatnya.

"Silfia...jangan bilang kaehm!" Yelena berhenti berbicara. Mulutnya disumpel dengan beberapa macaroni oleh Silfia.

"AKU TIDAK MENYUKAINYA!!"

"....."

"....."

"KAU BENERAN MENYUKAINYA!!!" -[name].

•DON'T TOUCH MY LITTLE SISTER• WMMAP//SIBAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang