13

1.7K 275 12
                                    

"Haii nona Elaina, senang bertemu denganmu" [Name] tersenyum ramah, tepatnya pura-pura ramah kepada Elaina.

"Saya senang dapat bertemu dengan tuan putri disini, oh..saya dengar anda memiliki seorang adik?"

"Benar, dia adikku satu-satunya yang aku sayangi. Dia benar-benar lucu dan menggemaskan" jawab [Name] dengan senyuman tulus, kedua mata gadis itu perlahan tertutup.

"Wahh saya jadi penasaran" ucap Silvia terbinar-binar. [Name] terkekeh lucu, Silvia sangat imut seperti Athy kalau bersemangat.

"Tuan putri" menoleh kearah Wiliam yang datang menghampiri [Name], [Name] mengangguk saat dimana William membisikkan sesuatu.

"Maaf saya, saya harus segera pergi" [Name] memberi salam hormat lalu berjalan meninggalkan krumunan bangsawa.

[Name] menghela nafas panjang, memegang tangan William. "Ternyata kerjamu lebih cepat dibanding yang kukira"

"Itu karena tuan putri yang memintanya, jadi harus saya lakukan dengan benar" [Name] tersenyum lalu tertawa.

"Besok datang keperpustakaan pukul 11 pagi"

"Baik tuan putri" William kembali tersenyum. Tidak jauh dari pandangan mata [Name], akhirnya kelihatan batang hidung Claude.

"Ayah, aku ingin pulang"

"Apa ada yang menghinamu? William! Aku sudah memerintahkanmu untuk mengawasi putriku dari serangga-serangga itu bukan?" Claude menatap tajam keWilliam.

"Maafkan saya yany mulia, saya ceroboh" William meminta maaf, dengan cepat [Name] langsung menyela.

"Bukan ayah, aku hanya merasa lelah hari ini" [Name] tersenyum manis buat menenangkan Claude supaya tidak mengamuk kedepannya.

"Begitu, yasudah. Kita pulang sekarang" [Name] mengangguk, William juga begitu. Mereka berjalan menuju kereta kuda, [Name] duduk sambil memandang kearah luar.

"Ayah, apa yang ayah lakukan jika orang yang sangat berharga untuk ayah mati karena ulah seseorang?"

"Kenapa kau menanyakan hal itu? Sudah pasti aku harus membunuhnya" [Name] tersenyum miring, terkekeh kecil.

"Tidak, aku hanya penasaran saja" [Name] menutup kedua matannya, lalu duduk sambil menatap Claude dengan wajah yang sulit ditebak.

Sesampai diistana emerlad, [Name] langsung masuk kedalam kamar. Menatap kearah cermin yang menampakkan tampilan wajahnya yang terlihat berbeda dibandingakn sebelumnya.

Terlihat kurang sehat, yang awalnya gemuk kini perlahan mulai kurus. Kantung mata mulai terlihat jelas, tapi berhasil ditutup dengan rias make up.

Yara memang ahli dalam merias wajah, [Name] kembali menghela nafas panjang. Melepas tali yang terikat dilehernya untuk sebagai hiasan.

Tok tok tok

[Name] menoleh kearah jendela balkon, membuka jendelannya yang ternyata terdapat wujud Lucas disana. Tapi dalam wujud orang dewasa, bukannya dia bilang tidak bisa bertukar tubuhnya saat sihirnya belum pulih?

"Haii" sapa Lucas dengan senyuman manis.

"Huh? Ada apa denganmu?..." Lucas sedikit mencengkram kedua pipi [Name]. Melihat setiap inci wajah [Name] yang terlihat sangat indah dengan tambahan pantulan cahaya rembulan.

"Aku tidak apa-apa" [Name] dengan lembut memegang tangan Lucas, melepaskan dari cengkraman pipinya.

Lucas menghela nafas, mendekatkan wajah kepada [Name] yang masih menundukkan pandangannya. Saat gadis itu mengangkat kembali pandangannya, langsung membulatkan kedua bola matanya saat wajah Lucas sudah berada dihadapannya.

•DON'T TOUCH MY LITTLE SISTER• WMMAP//SIBAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang