18

1.6K 251 11
                                    

Tok tok tok

"Ini [Name], ayah" [Name] masuk kedalam ruang kerja ayahnnya yang dimana disana terdapat Athy yang menunggu diatas sofa.

"Kakak!" Athy berlari memeluk [Name].

"Hai Athy" sapa [Name] lembut, setelah acara tea time dirinya sedikit lelah tapi ayahnya memanggilnya.

"Duduklah, bantu aku ngurus ini. Sebentar lagi hari penobatanmu" ucap Claude masih dengan tangan memegang sehelai bulu ayam.

"Baiklah" [Name] berjalan menuju Claude lalu duduk didepannya, mengambil selembaran kertas lalu membacannya.

"Wahh banyak juga yang harus diurus" ucap [Name] sedikit menaikkan kedua alisnya, [Name] mengambil sehelai bulu ayam lainnya lalu ikutan menulis.

Hanya keheningan memenuhi ruangan, tersisa suara gesekan bulu ayam diatas kertas. Athy menyimak, melihat kakak dan ayahnya yang sedang fokus berkerja.

'Sebentar lagi hari penobatan kakak jadi kaisar? Tapi bagaimana dengan gadis yang bernama Elaina...' batin Athy menatap kakaknya, kalau diperhatikan lagi mereka berdua sangat mirip kalau sedang fokus bekerja.

'kakak sudah 21 tahun yaa, diceritannya dia ikut pergi berperang saat umur 22 tahun, kakak memang ahli berpedang sik...sama seperti ayah' Athy seketika merinding saat membayangkan betapa menyeramkan kakaknya.

'Hii pasti sama menyeramkan dengan ayah...huh?' Athy melirik kearah sebuah patung kecil diatas meja. Tangannya meraih patung itu lalu melihatny secara dekat.

Disaat sedang fokus mengamatinnya tiba-tiba Claude mengangkat suaranya. "Kau mau itu?" Athy sudah tentu terkejut sampai sedikit terlempar patungnya.

"Tidak. Ini aneh...ah! Bukan, pajangan ini sepertinya memiliki ceritanya sendiri, jadi aku hanya lihat-lihat"

"Pajangan yang memiliki cerita?" ucap [Name] menaikkan sebelah alis, anak bapak itu saling melirik lalu melihat kearah Athy.

"Itu hanya patung lusuh dan jelek" ucap claude. [Name] berswedrop sedikit tertawa garing.

'Jangan bilang lusuh juga, itu penting tau' batin [Name].

"Aku bermaksud memberikannya kalau kau mau"  ucap Claude membuat [Name] memerjap matanya beberapa kali lalu menoleh kearah ayahnya dengan tatapan terkejut.

"Apa-apaan dengan mukamu [Name]?"

"Tidak, aku hanya terkejut" [Name] kembali menulis. Claude juga kembali fokus nulis "Kau mencariku karena ada hal yang ingin kau katakan?" tanya Claude tanpa mengalihkan tatapannya.

Athy menoleh kearah ayah dan kakaknya. "Tangan yang tidak beristirahat sama sekali" batin Athy, tujuan Athy datang untuk membicarakan perihal undangan tea time yang ia dapatkan tadi pagi.

"Aku datang karena kangen dengan ayah, tentu saja kakak juga. Tapi sepertinya saat ini kalian berdua sedang sibuk, aku kembali saja"

"Aku tidak sibuk" ucap [Name] dan Claude secara berbarengan. "kayaknya sibuk deh"

Claude memanggil Felix, menyuruh pengawal pribadinnya untuk menguruskan sisanya. Claude bahkan melemparkan patung yang Athy lihat yang ternyata stempel kerajaan.

Felix mengomeli Claude yang asal melemparkan barang yang sangat penting. Athy bahkan ikutan terkejut, [Name] bangkit dari duduk lalu menepuk pelan bahu Felix.

"Semangat Felix, tolong ya"

"Tuan putri [Name]" Felix memasang wajah terharu seperti ingin menangis, [Name] hanya tersenyum dan menghampiri adiknnya.

•DON'T TOUCH MY LITTLE SISTER• WMMAP//SIBAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang