52

900 134 15
                                    

"Saya memohon ampun yang mulia! Ayah tidak melakukan itu karena keinginanya!"

Seorang gadis muda berambut coklat bersujud kepada tiga orang berambut blone.

"Saya akan melakukan apapun! Saya akan membuang identitas saya sebagai keluarga kerajaan dan tidak akan kembali ke istana selamanya!"

"Tolong selamatkan ayah saya!"

Orang yang sedang bersujud sambil memohon dan menangis itu bernama Zenith. Ia terus memohon bantuan kepada [Name] untuk membantu ayahnya yang tidak lain adalah Anatasius.

"Zenith!" Athy berlari lalu menenangkan hati saudarinya. Ia mengusap pelan kedua bahu Zenith.

[Name] berjalan lalu mengusap kepala Zenith. Zenith masih tidak berani mengangkat kepalanya, ia terus menangis, membiarkan kedua air matanya terjatuh dan membasahi ubin lantai.

Claude hanya diam tidak berbicara apapun. Athy menatap ayah dan kakaknya secara bergantian. [Name] juga tidak menjawab apapun, hanya mengusap kepala Zenith.

"Apa yang ingin kalian berdua lakukan?" [Name] bertanya kepada Athy dan Claude tanpa mengganti posisinya.

Athy menatap kearah Zenith lalu keayahnya. "A-aku tentu saja berharap dia diselamatkan. Aku juga ingin tinggal bersama Zenith diistana"

[Name] tersenyum lalu menarik kembali tanganya. "Lakukan saja semaumu, jika itu keputusanmu maka aku izinkan"

[Name] mengusap kedua air mata Zenith, memberi kecupan dikening gadis itu.

"Aku minta maaf karena membiarkanmu hidup tersiksa seperti ini, Zenith"

Zenith semakin mengeluarkan air matanya dan menangis deras. [Name] memeluk Zenith dan mengusap punggung gadis itu.

"Terima kasih, terima kasih" Zenith terus mengucapkan terima kasih kepada semuanya.

Athy ikutan memeluk Zenith. [Name] beranjak berdiri lalu berjalan meninggalkan mereka berdua, namun sebelum itu

"Kalian berdua juga harus beristirahat, segera kembali kekamar lalu tidur"

[Name] kembali melanjutkan jalanya dan benar-benar meninggalkan ruangan itu, ruangan itu hanya tersisa suara isakan tangisan Zenith.

[Name] berjalan diruangan yang gelap, diterangin oleh cahaya rembulan dan bintang-bintang. Ia pergi memasuki kamarnya dan membersihkan dirinya, dibantu oleh Yara.

Yara menyiapkan segala hal, mulai dari pakaian, perawatan malam dan lainya. Setelah semuanya siap, Yara pergi meninggalkan kamar.

Tersisa [Name] sendiri disana dengan kamar yang sudah dimatikan lampunya. Gadis itu mengenakan gaun tidur yang berwarna putih, rambut blonenya terurai kebawah.

Ia berjalan menuju meja kecil disudut ruangan lalu membuka laci, dimana terdapat sebuah botol kecil yang berisikan ramuan berwarna merah muda.

Ia membukanya lalu meminumnya dalam sekali teguk, ramuan itu tidak memiliki rasa namun memilik aroma manis yang pekat.

Secara perlahan efek samping meminum ramuan tersebut dapat ia rasakan. Rasanya tubuhnya mulai merasa semakin membaik, energi sihirnya juga semakin teratur dan tenang.

"Haaa"

Gadis itu menghembuskan nafasnya dengan panjang, matanya perlahan tertutup.

Tok tok tok

Matanya terbuka kembali lalu menoleh kearah pintu balkon yang terbuat dari kaca, terdapat seorang pria berambut hitam panjang dengan kedua bola mata berwarna merah menyala.

•DON'T TOUCH MY LITTLE SISTER• WMMAP//SIBAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang