53

1.1K 138 15
                                    

Srek Srek Srek

Suara gesekan antara bulu ayam dan kertas memenuhi ruangan. Ruang kerja kaisar wanita itu semakin dipenuhi oleh tumpukan dokumen, beberapa lembar dokumen melayang didekatnya. Pekerjaan itu dibantu oleh kesatria setianya.

Suasanya hening tanpa obrolan apapun. Ia sudah mengerjakanya seharian penuh, dari pagi buta hingga saat ini yang dimana sudah menjelang sore menuju malam. Tanganya asik bekerja tanpa waktu istirahat.

Bagaimana dengan waktu makannya? Ia menggunakan sihir untuk menyuapi dirinya sendiri. [Name] berpikir kalau menjeda waktu maka kerjaan ini tidak bakalan ada habisnya.

Srett

Kursi bergerak kebelakang. [Name] merenggangkan kedua tanganya karena sedikit merasa pegel, pandanganya mulai terlihat rabun. Setidaknya ia bersyukur karena sudah mencapai 65% pengerjaanya. 

"Yang Mulia, alangkah baiknya anda beristirahat saja" William berkata sambil menatap kearah [Name] yang sedang memijit keningnya. 

Kedua alis gadis itu tertekuk jelas karena menahan pusing. "Aku baik-baik saja"

Kedua matanya terbuka, namun alisnya masih berkerut. 

William dari tadi menatap khawatir kearah [Name], siapa yang bakalan percaya kalau gadis itu sedang baik-baik saja, dari wajahnya saja sudah ketahuan bahwa ia kecapean.

William menghela nafas kasar lalu beranjak berdiri, berjalan menghampiri [Name] lalu mengambil dokumen ditangan gadis itu. Memang terkesan tidak sopan, tapi William tidak tahan melihat gadis itu.

"Yang Mulia, tolong istirahatlah, saya yang bakalan melanjutkanya"

[Name] menghela nafas panjang, beranjak berdiri lalu menepuk pelan bahu kesatria itu. "Maaf karena selalu menambah bebanmu" 

Gadis itu berjalan pergi setelah mengatakan perkataan itu. Wiliiam tidak menjawab apa-apa untuk sekarang, bibirnya perlahan mulai tersenyum lalu berucap.

"Tidak apa-apa Yang Mulia. Saya selalu mengabdi kepada anda, apapun yang anda butuhkan, akan saya penuhi. Itu sebagai balasan karena anda sudah menyelamatkan saya dulu" William membalikkan badanya, tubuh [Name] masih berdiri didepan pintu.

[Name] tersenyum senang mendengar itu. Ia terkekeh kecil dan membuka pintu "Aku percaya padamu"

Klekh

***

Brukh

Gadis itu merebahkan badanya diatas kasur, belum mengganti pakaian sama sekali. Matanya benar-benar berat dan secara perlahan mulai menutup.

Suara dengkuran kecil lolos dari mulutnya. Ia benar-benar kelelahan untuk saat ini, hari semakin hari jadwalnya semakin padat. Banyak kegiatan rapat antara setiap bangsawan, ia juga harus mengontrol seluruh kerajaan Obelia, mau ngeluh tapi itu memang tugasnya.

Sret

Sebuah tangan muncul lalu mengusap poni [Name] agar tidak mengganggu wajahnya. Tangan itu milik sang penyihir yang bernama Lucas. Pria itu muncul entah lewat mana. Mata merahnya menatap wajah [Name] yang kelelahan.

"Lagi-lagi kau keras kepala" Ucap Lucas dengan sedikit tersenyum. Ia membenarkan posisi baringnya [Name]. Lucas selalu menatap gadis itu, ia tidak pernah bosan.

Lucas tersenyum lalu mengecup rambut blone milik [Name]. Lucas teringat soal kejadian malam itu, dimana [Name] terlihat sedih, Lucas sungguh penasaran.

•DON'T TOUCH MY LITTLE SISTER• WMMAP//SIBAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang