"Tuan putri"
"Tuan putri"
Kedua mata Athy perlahan mulai terbuka, pandanganya yang sebelumnya kabur kini secara perlahan mulai jelas. Ia melihat terdapat Lily disana.
"Hm? Lily...?" Athy mulai beranjak bangun. Lily merasa khawatir karena melihat ekspresi berantakan dari Athy.
"Anda tidak apa-apa Tuan Putri?" Lily bertanya.
"Lily... Aku bermimpi kakak semalam, aku bermimpi bertemu kakak" Athy berbicara sambil menangis. Lily memeluk Athy dan mengelus punggung gadis tersebut.
"Shutt sudah ya Tuan Putri. Yang Mulia [Name] sudah tenang disana, sekarang anda harus bersiap-siap"
"Karena hari ini memperingatin satu tahunya kepergian Yang Mulia [Name]" lanjut Lily sambil memegang kedua bahunya Athy.
Athy memasukkan kembali ingusnya lalu mengangguk. Gadis itu beranjak dari kasur lalu mulai bersiap diri.
Diposisi Claude. Pria itu kini membuka kedua matanya dan melihat langit-langit kamar. Pria itu mulai mengganti posisinya menjadi duduk, memegang kepalanya karena sedikit merasakan pusing.
"Aku bermimpi aneh" ucap Claude dengan bergumam, tidak lama pintu kamarnya mulai digetuk dan terbuka. Menampakkan sosok Felix disana.
"Yang Mulia, anda sudah bangun? Anda harus bersiap. Karena hari ini memperingatin satu tahunya kepergian Yang Mulia [Name]"
Claude menekuk kedua alisnya, pria itu menghembuskan nafas panjang lalu mulai turun dari atas kasur.
"Sudah setahun... Ya"
Felix turut sedih karena melihat ekspresi wajah dari Claude. Orang-orang Obelia turut merasa kehilangan dan sedih atas kepergian [Name] setelah pulang dari medan perang.
Orang-orang mengagumi sosok yang mereka sebut kaisar wanita Obelia. "Yang Mulia sungguh baik pada saya waktu itu..."
Orang-orang kembali menangisin [Name]. Didalam kerumunan orang-orang yang menangisin [Name] terdapat dua orang yang mengenakan jubah.
"Sepertinya Yang Mulia benar-benar orang yang baik hati dan bijaksana" ucap anak kecil disebelah pria tua yang menggunakan jubah putih.
"Sangking baik hatinya dia juga memukulku" ucap Edrwan sedikit kekehan kecil. Mata pria itu menangkap sosok Lucas yang menatap kosong kearah batu nisan yang bertuliskan nama [Name] De Alger Obelia.
Edrwan menghela nafas panjang, mengajak penyihir cilik untuk kembali kemenara.
Lucas terus memandang batu nisan tersebut. Semuanya sudah pergi, terisa laki-laki itu. Ia memberi kecupan batu nisan sang kekasih.
"Kau meninggalkanku... Kenapa kau kejam sekali huh?" Lucas tersenyum miris, air matanya sudah tidak dapat keluar lagi. Hanya tatapan kosong.
"Aku selalu datang mengunjungimu, sudah kesekian kalinya" lanjut Lucas sambil menutup kedua matanya.
Rasanya semalam ia seperti baru bermimpi bertemu bersama [Name], ia merasa baru semalam ia memeluk gadis tersebut, rasanya seakan-akan nyata.
Lucas menghela nafas panjang, membalikkan badanya dan berjalan pergi. "Aku akan kembali lagi"
Lucas berjalan menuju keluar, ia tidak tau tujuanya sekarang. Sekarang ia hanya ingin pergi menuju tempat yang biasa mereka berdua lakukan untuk bermain.
Yaa, sebuah taman yang pernah Lucas tunjukan kepada [Name]. Dalam hitungan detik Lucas sudah berada dilokasi dengan menggunakan kekuatan sihirnya.
Hembusan angin beserta serbuk serbuk bunga mengenainya. Lucas membaringkan tubuhnya ditaman bunga tersebut lalu memejamkan kedua matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
•DON'T TOUCH MY LITTLE SISTER• WMMAP//SIBAP
De Todo[name] de alger obelia merupakan anak pertama dari claude de alger obelia. Ia memutar waktu sebanyak 2 kali demi menyalamatkan adiknya yaitu athanasia de alger obelia dari kekejaman ayahnya. Begitu banyak masalah yang harus dia selesaikan "aku berja...