27

1.3K 225 18
                                    

"Apa yang sedang kakak pikirkan?" Athy bertanya disaat kakaknya hanya diam termenung. [Name] langsung tersadar lalu menatap adiknya yang berada didalam pelukan sang kakak.

"Oh tidak, aku hanya lelah saja. Mendingan kita cepat-cepat tidur" [Name] mengulur tangannya kesamping untuk mematikan lampu tidur dan hendak menutup matanya.

Sampai-sampai suara perut terdengar sampai ditelingannya, itu suara perut Athy. "Athy? Kau tidak makan malam?"

[Name] bertanya dengan sedikit menaikkan badannya dan menatap adiknya yang hanya menyengir dengan tatapan yang sengaja ia alihkan.

"Athy makan kok, Athy hanya kepingin makan coklat...temanin Athy ambil coklat didapur yuk!" Athy berganti posisi menjadi duduk, menghadap kakaknya.

"Masa iya lapar hanya gara-gara coklat?" [Name] bertanya dengan alis yang sengaja ia naikkan sebelah, Athy mengangguk. Memasang puppy eye yang berhasil menggoyahkan hati lembut sang kakak.

[Name] menghela nafas dengan tangan memijit keningnya. Gadis itu harus menemani adiknya nyolong coklat didapur. Mereka berdua berjalan secara perlahan agar tidak ketahuan.

Kriett

Pintu dapur dibuka secara perlahan, [Name] sedikit memajukan kepalanya untuk memastikan tidak ada siapapun. Mereka mengambil coklat lalu memakannya.

"Hmmm coklat memang the best!" seru Athy memakan coklat, remahan coklat sampai mengotori bibirnya.

[Name] tersenyum lalu mengelap bibir sang adik menggunakan tangannya, gadis itu juga ikutan makan coklat sampai habis.

Kakak beradik pecinta coklat. "Athy, jangan makan banyak-banyak. Kau akan sakit gigi"

"Setidaknya sadar diri. Kakak makan coklatnya lebih banyak dibandingkan Athy" Athy menjawab dengan raut wajah berswedrop. Kakaknya sudah habis 2 toples, Athy hanya 1 toples.

"Kau masih kecil, jaga baik-baik gigimu" lanjut [Name] meletakkan toples yang sudah kosong didalam lemari, matanya tertuju kesebuah botol kaca kecil seukuran botol bumbu dapur.

Saat tangannya hendak mengambilnya tiba-tiba lampu dapur menyala. Membuat adik kakak tersebut terkejut bukan main, ditambah kemunculan Lili dan Yara yang sudah berpakaian baju tidur.

Glep

"Tuan putri..."

"Eee..." adik kakak tersebut saling menatap sambil memikirkan bagaimana caranya untuk menyari alasan yang tepat. [Name] membuka suara namun langsung dipotong dengan Yara.

"Saya tau anda ingin menyari alasan, tapi tidak kami terima" [Name] diam dan hanya menundukkan pandangannya, Yara kalau sudah marah seram euyy.

"Tuan putri, gigi kalian bisa-bisa akan bolong jika makan coklat sebanyak ini" seru Lili memegang keningnya, [Name] hanya menyengir tidak berdosa.

"Hehehe, sekali seumur hidup"

Lili kembali menghela nafas panjang, begitu juga Yara. "Hehehe, gapapa ya Lili" ucap Athy ikutan menyengir.

"Haaa, gosok gigi kalian berdua. Habis itu kembali tidur" perintah Yara membuat mereka berdua mengangguk dan berlari pelan menuju kamar, Lili menyusul kearah kamar Athy.

Sedangkan Yara berjalan kearah laci atas, membukanya lalu mengambil bubuk putih yang [Name] lihat sebelumnya. Tangan yara menggenggamnya, kedua alisnya saling tertaut dengan bibir bawah ia gigit.

"Lain kali berhati-hati lah" sebuah suara asing sedikit mengejutkannya, melirik kearah belakang yang terdapat laki-laki berjubah hitam yang sedang duduk diatas meja kayu.

•DON'T TOUCH MY LITTLE SISTER• WMMAP//SIBAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang