35

1K 187 15
                                    

"Huff, kakak kemana sik?" Athy menggerutu karena kakaknya tidak ada diruanganya. William tidak mengatakan apapun soal [Name] yang pergi kerumah Silfia.

sebenarnya [Name] selalu keluar tanpa sepengetahuan siapapun, kecuali William. Karena dialah prajurit sekaligus asisten pribadi [Name] yang dapat dipercaya.

Athy lebih memilih berjalan diarea taman sampai tidak sengaja berpas-pasan dengan gadis berambut silfer panjang dan lurus.

Athy sedikit terkejut akan kemunculan Elaina dan satu pelayan dibelakangnya secara tiba-tiba. Gadis itu tersenyum kearah Athy yang berada didepannya.

"Haii Athanasia, baru sekarang kita dapat bertemu" Ucap Elaina dengan nada yang menenangkan. Gadis itu menggunakan sihir hitam untuk merasuki Athy, namun gagal.

Karena gelang pemberian [name] melindungi tubuh Athy dari sihir jahat, itu membuat Elaina menekuk kedua alisnya tidak suka.

'Gelang yang merepotkan'

"Haii kak Elaina" Athy menyapa lembut kepada Elaina. Elaina hanya memasang senyuman lembut kepada Athy.

"Apa kau mau minum teh denganku? Kebetulan aku ingin meminum teh dengan seseorang"

Athy tidak langsung menerimanya. Gadis itu melihat dengan detail wajah Elaina yang sungguh sus baginya. Elaina masih dengan ekspresi yang sama, tersenyum.

"Kau tidak mau?"

"...."

Athy bingung bagaimana caranya menolak ajakan minum tehnya Elaina, namun tidak menemukan celah dan terpaksa menerimanya karena Elaina terus saja memaksa namun dengan cara lebih halus.

Sekarang mereka duduk dikursi yang saling berhadapan dengan meja yang dipenuhi dengan manisan.

Athy tidak langsung memakan semua hidangan Elaina, masih menatap curiga kegadis dihadapanya. "Kenapa tidak disentuh?"

Elaina bertanya dengan alis sedikit dinaikkan, kedua tangan memegang kedua pipinya. Kedua matanya tertutup, masih tersenyum kepada Athy.

'Dia mencurigakan, tapi aku tidak tau buktinya. Intinya dia mencurigakan!'

"Tidak ada racun kok dikuenya" Serasa cenayang, Elaina langsung menjawab semua kecurigaan Athy terhadapan makananya.

Athy masih menatap kearah makananya, entah kenapa dia merasa dejavu?

Dengan perlahan ia mengambil macaroni lalu mengigitnya. Tidak ada reaksi berbahaya apapun, ia langsung memakannya dengan santai.

"Bagaimana? Enakkan?"

Athy hanya menganggukkan kepalanya. Elaina menghela nafas dan mulai membenarkan posisi duduknya, memanggil salah satu pelayan.

Athy menoleh kearah pelayan yang membawakan teko dan dua cangkir teh. Athy terkejut akan kemunculan Yara disana.

"Kenapa Yara disini? Bukanya dia pelayan pribadi kak [Name]?" Bola mata kristal biru milik Elaina melirik kearah Athy, bibir ia mulai tersenyum.

"Karena pelayan diistana Ruby sangat sedikit"

Athy menaikkan sebelah alisnya 'Bukanya terbilang lumayan cukup?'

Athy menatap kearah Yara yang mulai menuangkan teh kedalam cangkir, terlebih dahulu untuk Elaina baru untuk Athy.

Yara yang merasa ditatap kini balas menatap dan memasang senyuman. "Apa kabar anda tuan putri?"

"Baik Yara, sekarang kita jarang ketemuan ya"

"Hehehe, iya"

Elaina menatap keduanya, bola matanya menatap secara bergantian. Tersenyum kecil lalu mulai menyenduh tehnya selagi hangat.

•DON'T TOUCH MY LITTLE SISTER• WMMAP//SIBAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang