Chapter 10 [Ikut?]

237 27 0
                                    

Holla fellas 👋
Thanks for waiting this story^^

~Happy reading~
.
.
.
.
.

Hari terakhir ujian untuk para kaum mahasiswa, akan segera berakhir. Kalau kalian bertanya, kenapa cepat sekali mereka sudah ujian? Ya, biarkan saja. Semua itu sudah diatur oleh pihak kampus dan juga penulis cerita ini ehe.

Setiap mahasiswa pastinya memiliki jumlah mata kuliah yang tidak sama, itupun tergantung jumlah SKS yang mereka ambil. Maka dari itu, selesainya pun memiliki waktu yang berbeda-beda. Ada yang selesai lebih dulu, ada pula yang selesai terakhir.

Sama halnya dengan Yoga, Sean, Harvey, dan Rakha. Empat dari jumlah enam orang diantara mereka, sudah lebih dulu selesai. Dan dengan itu dinyatakan bahwa mereka sudah menyelesaikan semester enam mereka. Yay selamat, mari kita beri tepuk tangan untuk mereka ber-enam teman-teman! 👏👏👏

Hanya tinggal menunggu Hafiz dan Elvano, maka mereka akan lengkap sebagai Kanigara's Squad. Sayangnya, baik Elvano maupun Hafiz, keduanya lebih dulu memberi kabar bahwa mereka akan selesai terakhir nantinya. Hal itu dikarenakan, ujian mereka di hari terakhir adalah ujian praktek bukan ujian tulis seperti mahasiswa lainnya. Repot sekali ya.

Dan sebagai kawan yang baik untuk Elvano dan Hafiz, mereka ber-enam memutuskan untuk duduk di kursi taman dengan meja bundar yang terbuat dari batang kayu pohon. Yoga dan Sean, mengeluarkan camilan dari dalam plastik yang ukurannya cukup besar, hasil dari ia dan Sean yang sebelumnya mampir ke minimarket untuk membeli sesuatu yang bisa dikunyah.

"Masih lama tuh si Upin sama Ipin?" Pertanyaan Yoga membuka percakapan diantara mereka. Harvey yang sedang mengunyah keripik singkong pun langsung meraih ponselnya. Niatnya ingin menanyai entah Hafiz ataupun Elvano.

Ipin
Bentar lagi gue selesai.
Lagi nunggu si Vano di ruang dosen.

"Bentar lagi. Mereka lagi di ruang dosen, si Ipin lagi nemenin Upin ke ruang dosen." Harvey kemudian meletakkan ponselnya di atas meja setelah membaca pesan yang dikirim Hafiz padanya. Kembali memakan keripik singkong yang dibeli oleh Sean, mengambilnya dari tangan Rakha begitu saja.

"Lo udah tahu, kapan kita berangkat ke Malang?" Rakha bertanya, tapi justru Yoga menggeleng sambil menyeruput minumannya. Sedangkan yang dua lainnya sibuk mengunyah tanpa mendengar apa yang ditanyakan oleh si mungil. "Heh! Gue tanya! Astaghfirullah, budek lu berdua?" Kan, jadi emosi si Rakha menghadapi manusia sejenis Harvey dan Sean yang terkadang polos mendekati bodoh tapi kadang juga menyebalkan.

"Ya mana gue tahu!" Sahut Sean langsung.

"Besok."

"Hah?! Besok? Yang bener aje lo, Nyet?!" Tentu saja ketiganya terkejut. Mereka memang sangat gembira ketika akan liburan dan bersenang-senang di kota orang. Tapi jika waktunya besok, mereka tidak memiliki waktu untuk bersiap-siap.

"Besok, besoknya lagi maksud gue. Alias lusa, kata si Upin gitu."


CTAK!!


"Sakit bangsat!" Maki Harvey ketika Rakha menyentil dahinya hingga terdengar cukup kerasa suara sentilan dari seorang Rakha. Sedangkan Sean dan Yoga, tentu tertawa di atas penderitaan seorang Harvey adalah kebahagiaan mereka.

THE KANIGARA'S SQUADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang